BerandaFoto Esai
Senin, 22 Nov 2020 13:08

Yang Mengungsi dari Gunung Merapi: Seadanya, Relakan Semuanya Demi Nyawa!

Yang Mengungsi dari Gunung Merapi: Seadanya, Relakan Semuanya Demi Nyawa!

Gunung Merapi kembali menggeliat. Sebagian besar warga di sekitar lereng gunung teraktif di Jawa Tengah itu pun telah mengungsi, salah satunya ke Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan dan Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Gimana keseharian mereka di pengungsian?<br>

Inibaru.id - Pergolakan yang terjadi di Gunung Merapi menandakan kemungkinan meletusnya gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta itu kian dekat. Memang, belum ada kepastian kapan Merapi meletus, tapi sebagai antisipasi, warga di lereng gunung itu telah mengungsi.

Berbagai posko pengungsian pun sudah didirikan di berbagai lokasi. Salah satunya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Namanya pengungsian, fasilitasnya tentu nggak seperti hotel bintang lima. Namun, semuanya terpaksa dilakukan lantaran mereka sayang nyawa, kendati harus meninggalkan semuanya.

Di Magelang, Jateng, pengungsian dipusatkan di dua desa, yakni di Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan dan Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Ada sekitar 400 pengungsi di dua lokasi ini, didominasi lansia, ibu hamil, dan anak-anak, yang hampir semuanya berprofesi sebagai petani.

Di pengungsian, mereka hidup ala kadarnya. Tidur berlandaskan tikar atau kasur tipis dan, jika beruntung, mereka bisa mendapatkan bantal guling. Semuanya mereka lakukan di bilik berukuran 3x3 meter yang diisi dua keluarga.

Menjadi pengungsi berarti mereka siap melepas semuanya. Nggak hanya dipenuhi ketidaknyamanan, berkaca dari letusan Merapi 2010 dan 2006, para pengungsi yang nggak bisa membawa serta hewan ternak, rumah, bahkan sawah, tentu telah bersiap andai gunung tersebut memuntahkan isi perutnya.

Hari demi hari dilalui dengan tidak tentu. Yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah menunggu dan berdoa. Secara umum, ada dua hal yang mereka harapkan: Merapi segera meletus atau nggak jadi meletus. Keduanya bertujuan agar kehidupan mereka kembali "normal".

Turut mendampingi mereka adalah para sukarelawan dari berbagai pihak seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jateng, Palang Merah Indonesia (PMI), Polri, TNI, dan masih banyak lagi.

Para sukarelawan inilah yang menyiapkan makanan, minuman, air, listrik, dan kebutuhan harian lainya. Mereka juga sesekali menghibur para anak di pengungsian dengan berbagai kegiatan mulai dari menggambar, mengaji, membuat puisi, dan bermain sepak bola. (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Dua pengungsi lanjut usia terlelap di bilik pengungsian Desa Banyurojo, Kabupaten Magelang. Satu petak bilik pengungsi biasanya diisi oleh dua keluarga.<br>
Bilik bersekat triplek ini berukuran sekitar 3x3 meter. Alas tidur bisa berupa tikar ataupun kasur yang tipis.<br>
Seorang pengungsi terlihat tertidur di kursi. Bagi sebagian orang, berdiam diri bukanlah hal yang menyenangkan, karena membuat bosan dan jenuh.<br>
Pengungsi wajib menggunakan masker saat beraktivitas untuk menghindari risiko penularan Covid-19.<br>
Makanan para pengungsi sudah disediakan oleh para sukarelawan. Menu makananya tergolong sederhana.<br>
Para sukarelawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jateng memberikan pendidikan menulis puisi di posko pengungsian.<br>
Terdapat ruangan khusus anak-anak dan ibu menyusui di posko pengungsian.<br>
Dua nenek pengungsi bersenda gurau pada suatu sore. Mereka tetap bahagia meski dalam kondisi sulit.<br>
Para pengungsi mengeluhkan panasnya cuaca di posko pengungsian. Mereka terbiasa dengan cuaca dingin yang ada di lereng Merapi.<br>
Di posko pengungsian, seorang anak terlihat serius menggambar bersama para sukarelawan.<br>

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025