BerandaFoto Esai
Senin, 15 Agu 2021 09:00

Sosok di Balik 'Pakne Kenzho', Youtuber yang Rajin Bagikan Tutorial Aquascape

Kanal Youtube Pakne Kenzho yang rajin membagikan konten tutorial aquascape menjadikannya sebagai salah satu rujukan bagi para aquascraper, khususnya di Kota Semarang. Siapa sosok di balik pemilik kanal dengan ratusan ribu subscribers ini?

Inibaru.id - Siang yang tenang di kediaman Edi Wiyono. Lelaki berkacamata yang biasa mengenakan topi itu tampak begitu fokus di depan sebuah meja kecil yang menjadi tempat kerjanya. Di hadapannya ada akuarium yang tengah dia tata; menyusun batu, kayu, dan tanaman air di dasarnya.

"Silakan, Mas!" kata Edi, mempersilakan saya masuk ke ruang kerjanya di daerah Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Rabu (11/8/2021). Keramahan terpancar di wajahnya.

Hari itu saya telah membuat janji wawancara dengannya. Oya, sebagian besar orang mungkin nggak familiar dengan nama Edi, karena dia lebih akrab disapa Pakne Kenzho, "nama panggung" yang dia pakai di berbagai media sosial miliknya, termasuk kanal Youtube-nya yang memiliki ratusan ribu subscribers.

Empat tahun menggeluti dunia aquascaping membuat dirinya cukup dikenal di kalangan para pencinta akuaskap, sebuah teknik memelihara biota air di akuarium, di Kota Semarang. Namanya kian berkibar semenjak rajin mengulas berbagai tips aquascaping di kanal Youtube-nya.

Keputusan keluar dari pekerjaan lama sebagai karyawan di sebuah supermarket dan memilih profesi aquascaper profesional pada 2017 lalu agaknya nggak bakal disesali Edi. Dia memang sudah lama menggemari aquascaping, tapi baru empat tahun silam betul-betul menyeriusi hobinya itu menjadi pekerjaan.

Edi mengatakan, dia belajar akuaskap secara otodidak. Dia memang sangat suka bereksperimen dalam aquascaping, lalu mengunggahnya ke media sosial. Dari situ, rupanya banyak yang tertarik dan menanyakan berapa harga karya-karyanya tersebut.

“Semula diunggah ke Facebook, kok banyak yang tertarik. Alhamdulilah, pada 2017 saya sudah mulai menghasilkan,” terang Edi sembari kedua tangannya tetap bekerja.

Menurut Edi, akuaskap bisa dipelajari secara otodidak. Tantangannya justru saat harus mulai mencari pembeli, karena bisnis ini menyasar kalangan menengah ke atas atau pehobi yang memang siap merogoh kocek cukup dalam untuk sebuah akuarium.

“Biasanya yang beli orang-orang berduit, mereka yang pengin rumah atau kantornya kelihatan tambah cantik dan indah dengan akuarium yang elegan,” ujarnya.

Hm, saya cukup terkejut saat Edi mengatakan, sebuah akuarium kecil berukuran 60 sentimeter persegi dibanderol dengan harga Rp 3 juta. Lalu, berapa harga untuk akuarium terbesar? Sembari tersenyum, Pakne Kenzho mengungkapkan, dia pernah bikin yang berukuran 2,5 meter dengan harga Rp 75 juta.

“Akuaskap cukup rumit. Untuk ukuran terkecil biasanya selesai dalam dua jam. Namun, untuk ukuran besar, pengerjaannya bisa seharian,” kata Edi.

Untuk tema akuarium, dia biasanya mempersilakan calon pemesannya untuk memilih, mulai dari Nature Style, Dutch Style, atau Iwagumi Style. Masing-masing tema punya unsur alam yang berbeda. Unsur-unsur yang dipertimbangkan dalam akuaskap adalah jenis batu, tanaman karpet, rumah bakteri, pupuk, kayu, tanaman air, dan ikan.

Menyasar Dunia Daring

Untuk menopang hidup keluarganya, selain mengerjakan akuarium akuaskap, Edi juga menjadikan Youtube sebagai sumber pundi-pundi keuangannya. Dia memang sengaja menyasar dunia daring saat memutuskan keluar dari pekerjaan lamanya.

Setiap ada pesanan akuaskap, Edi nggak lupa merekam seluruh proses tersebut dengan ponsel pintarnya, lalu mengunggahnya ke kanal Youtube Pakne Kenzho. Ibarat sembari menyelam minum air, konten itu juga sekaligus menjadi sarana promosinya.

Siapa sangka, konten berupa video edukatif seputar bisnis dan tutorial akuaskap itu rupanya banyak diminati banyak orang. Dia yang nggak pelit berbagi tips di video-videonya itu pun dalam waktu singkat menjadi rujukan bagi para aquascaper di berbagai tempat, nggak cuma di Semarang.

Kris Adi Chandra, salah seorang subscriber Pakne Kenzho yang kebetulan hari itu mampir di rumah Edi menyatakan kekagumannya pada sang maestro.

“Saya salut sama Pakne. Beliau, walaupun sudah terkenal, tetap mau berbagi ilmu lewat channel Youtube-nya,” akunya, Rabu (11/8). "Semoga terus seperti itu, sih!"

Kris yang mengaku nggak pernah ketinggalan menonton konten di Pakne Kenzho itu berharap, Edi nggak bakal berhenti berkarya. Meunurutnya, konten yang dibikin Edi cukup inspiratif, yang pasti akan menginspirasi para aquascaper di mana pun.

Wah, Pakne Kenzho, jangan berhenti berkarya ya! Eh, ada yang mengikuti kanal Youtube Pakne Kenzho juga nggak nih, Millens? (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Edi tengah fokus membuat akuarium akuaskap di rumahnya.
Beberapa contoh akuarium yang sudah jadi.
Ikan-ikan berenang dalam akuarium ciptaan Pakne Kenzho.
Beberapa subscriber Pakne Kenzho singgah di rumah Edi.
Minigaleri di rumah Edi.
Potongan kayu yang menjadi bagian penting dalam menghias akuarium akuaskap.
Terkadang, Edi juga dapat endorse dari sesams pebisnis.
Edi merekam berbagai aktivitas saat membuat akuarium akuaskap untuk kanal Youtube Pakne Kenzho miliknya.
Beberapa subscribers Pakne Kenzho singgah di rumahnya.
Beberapa contoh akuarium yang sudah jadi.


Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024