Inibaru.id - Suara gemuruh telah terdengar sejak pagi di tengah kebun mawar di Dusun Logung, Desa Jubelan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Suara itu berasal dari kuali di atas tungku, juga nyala apinya, dan mesin giling, yang ada di dalam sebuah bangunan tua yang memproduksi tahu.
Zamrudi adalah pemilik rumah produksi tahu yang konon telah beroperasi sejak 1980-an itu. Tahun ini, usia bangunan bertembok batu bata tanpa diplester itu mungkin telah lebih dari 40 tahun, seumuran dengan usaha pembuatan tahu itu diawali.
Siapa pun yang tinggal di sekitar Kecamatan Sumowono pasti nggak asing dengan tahu buatan Zamrudi. Dari pagi hingga menjelang malam, rumah produksi tahu ini tiada henti didatangi pembeli. Dalam sehari, Zamrudi dibantu istri dan kedua anaknya memproduksi ratusan tahu mentah atau siap makan.
Oya, konon pelanggan tahu Zamrudi nggak hanya dari warga sekitar, tapi juga warga Kabupaten Temanggung dan Kota Semarang. Mereka sukarela menempuh jarak puluhan kilometer untuk membeli tahu di lokasi ini.
Proses Panjang Memproduksi Tahu
Perlu kamu tahu, ada proses yang panjang hingga tahu tersaji di meja makanmu, Millens. Setelah melalui proses seleksi, kedelai pilihan direndam, lalu dihancurkan dengan mesin penggiling hingga berbentuk "adonan".
Adonan putih tersebut kemudian direbus di atas tungku kayu selama satu jam hingga memunculkan intisari tahu yang kental. Setelah itu, intisari tahu disaring menggunakan kain untuk memisahkannya dengan ampas tahu.
Adonan kemudian dicetak pada kerangka kayu berukuran 45x45 sentimeter, lalu disusun menjadi enam susun untuk menghemat tempat. Setelah 15 menit, jadilah tahu yang sempurna. Tahu-tahu itu dipotong dan siap dipasarkan, atau digoreng dulu baru dijual. (Triawanda Tirta Aditya/E03)