BerandaFoto Esai
Senin, 11 Okt 2020 09:21

Dibuang Sayang, Spanduk Aksi Tolak Omnibus Law Semarang

Menjadi cara para demonstran menyuarakan pesan, spanduk aksi kini nggak sekadar ditulisi kata-kata lugas nan provokatif. Di antara gelombang demonstrasi, sering terlihat spanduk mengkritik yang unik, bahkan kerap mengundang gelak tawa, termasuk di aksi tolak Omnibus Law di Semarang.<br>

Inibaru.id - Aksi Tolak Omnibus Law di Semarang telah berlangsung beberapa hari lalu. Pelbagai drama tersaji, mulai dari kritik hingga tuntutan juga telah disampaikan. Namun, sejak demonstrasi besar-besaran September 2019 lalu, unjuk rasa nggak lagi sekadar unjuk massa, tapi juga unjuk kreativitas, salah satunya melalui poster dan spanduk protes yang menggelitik.

Isi poster aksi para milenial dan gen-Z memang jauh berbeda dengan yang dituliskan sedekade lalu. Tetap bernadakan sindiran dan protes, tapi sejumlah orang menuliskannya dengan bahasa yang berbeda.

Di tengah aksi yang memanas, kata-kata di poster mereka justru membuat siapa pun nggak bisa nggak mengulas tawa. Tentu saja, tanpa mengurangi substansi, tulisan-tulisan bernada dark humour itu jauh lebih mengena di mata dan telinga ketimbang sekadar frasa lugas yang dulu biasa didengungkan.

Yap, di era digital seperti sekarang, semuanya memang harus eye and ear catching. Kata-kata memang senjata. Namun, jangan pernah melupakan esensinya ya, Millens! (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Dengan semangat berapi-api mereka membawa spanduk yang mengandung kata- kata nyeleneh<br>
Sebagian dari mereka membuat kata-kata langsung di lokasi demo<br>
Eits, awas kena sensor!
Ada yang nekat memanjat gapura untuk memasang spanduk<br>
Banyak spanduk yang punya unsur sarkasme<br>
Woi, spanduk ini nggak nyambung banget! <br>
Poster menjadi bagian dari aksi unjuk rasa.
Ada spanduk yang menyindir dengan bahasa gamers. <br>
Para mahasiswa menyuarakan aspirasi mereka di depan aparat. <br>
Jangan lupa berswafoto setelahnya! Ha-ha.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024