BerandaAdventurial
Jumat, 31 Des 2020 12:24

Semangat Bangkit untuk Bumi Tadulako, Palu

Palu mencoba bangkit pasca bencana alam 2018 silam. (Dok. Metro TV)

Pasca terkena bencana alam, Palu mencoba terus bangkit. Banyak pihak tentu telah membantu mulai dari swasta dan Pemerintah khususnya Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang memasok infrastruktur telekomunikasi dan digital. Lalu seberapa besar peran internet untuk perkembangan masyarakat Palu sekarang ini?

Inibaru.id – Andi Charisma berdiri di atas reruntuhan rumahnya. Matanya berkeliling mengamati rumah-rumah di Balaroa yang juga rata dengan tanah. Di sinilah dulunya musibah likuifaksi Palu terjadi dua tahun silam.

Bayangan masa lalu memang nggak bisa begitu saja dilupakan. Apalagi peristiwa menakutkan itu adalah kehendak alam. Tapi, hidup mesti terus berjalan.

“Yang terpenting jangan melihat ke belakang,” kata Andi.

Menjadi penyintas bencana alam nggak membuat laki-laki ceking ini berpangku tangan. Dia memang bersyukur ketika bencana mengguncang kotanya, bantuan berhamburan datang. Tapi bukan hidup namanya jika tanpa berjuang. Itulah yang dia lakukan sekarang.

Andi Charisma mengajak move ono penyintas bencana alam. (Dok. Metro TV)<br>

Dengan belajar via youtube, laki-laki yang juga musikus ini menjadi pengrajin gitar kayu. Awalnya, dia membuat gitar untuk kebutuhan pribadi. Tapi karena gitar buatannya sangat bagus, banyak yang mendorong untuk memasarkannya. Kini, dia dikenal sebagai pengrajin gitar di sana. Dengan internet pula, dia menjual produk-produknya.

Andi bersyukur jaringan internet yang ada di Palu sangat lancar sehingga dia bisa menopang kebutuhan hidup keluarga.

Kisah Andi yang bisa berdikari berkat internet hanya sedikit dari ribuan kisah. Banyak masyarakat Palu yang bergantung dengan internet cepat untuk mendukung berbagai bidang kehidupan. Terlebih setelah mereka kehilangan segalanya ketika tsunami, gempa, dan likuifaksi melanda Bumi Tadulako ini.

Telemedicine yang Berarti

Palu ini kota yang unik, Millens. Kota ini dikelilingi pegunungan, laut, lembah, teluk, dan sungai. Nggak bisa dimungkiri, kota ini begitu indah. Namun keindahan itu juga mengandung ancaman. Berada pada patahan aktif palu karo, kota ini rawan bencana.

Karena itu, infrastruktur dalam bidang kesehatan adalah yang utama. Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri menyaksikan sendiri kesiapan pusat-pusat kesehatan dalam melayani masyarakat. Kondisi geografis yang berbukit mungkin membuat pelayanan kesehatan nggak merata. Tapi, bukan berarti nggak bisa berinovasi.

Internet banyak membantu warga Palu. (Dok. Metro TV)<br>

Untuk memudahkan pasien mendapat rujukan yang tepat, rumah sakit-rumah sakit di Palu aplikasi SisRute (Sistem Rujukan Terpadu). Dengan aplikasi ini, pasien nggak akan lagi bingung ketika harus dirujuk. Rumah sakit rujukan juga bisa mempersiapkan diri menyambut pasien yang datang. Eh, semua rumah sakit di Kota Palu bahkan satu provinsi sudah terkoneksi lo. Keren kan?

“Rumah sakit di Kota Palu ini begitu terbantu dengan adanya program pemerataan internet dari Pemerintah,” kata dr Franklin Sinaru, dokter bedah syaraf di rumah sakit Woodward, Palu.

Di masa mendatang, diharapkan pelayanan kesehatan berbasis digital merambah ke puskesmas sehingga masyarakat di desa bisa mendapat penanganan kesehatan yang lebih cepat. Semua kemudahan ini bisa diperoleh berkat Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Kemudahan akses internet di Palu ini memungkinkan seluruh lapisan masyarakat mampu bangkit dari keterpurukan dan tersenyum menyambut masa depan. Hm, apa doa terbaikmu untuk Palu, Millens? (IB28/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ganti Karangan Bunga dengan Tanaman Hidup, Imbauan Bupati Temanggung Terpilih

19 Feb 2025

Perjalanan Kasus Korupsi Wali Kota Semarang sebelum Resmi Jadi Tersangka KPK

20 Feb 2025

Tiongkok Buka Lowongan 'Pasukan Pertahanan Planet': Cegah Asteroid Hantam Bumi

20 Feb 2025

Mudik Gasik, Kebiasaan Unik Warga Kampung Satai di Boyolali Sambut Sadranan

20 Feb 2025

Operasi Pasar GPM Digelar Pemerintah Jelang dan Selama Ramadan 2025

20 Feb 2025

'Kabur Aja Dulu' adalah Autokritik untuk Kebijakan yang Lebih Baik

20 Feb 2025

Profil Sukatani, Band Purbalingga yang Tarik Lagu karena Dianggap Singgung Polisi

21 Feb 2025

Tidak Ada Lagi Subsidi BBM pada 2027, Klaim Luhut Binsar Pandjaitan

21 Feb 2025

Mengapa Huruf N pada Tulisan Nutella Berwarna Hitam?

21 Feb 2025

Polda Jateng Gelar Ramp Check di Mangkang: Uji Emisi dan Cek Fasilitas Keselamatan

21 Feb 2025

Di Masjid Sheikh Zayed Solo Kamu juga Bisa Cari Jodoh!

21 Feb 2025

Serunya Menonton Pesawat Lepas Landas dan Mendarat di Gardu Pandang YIA Kulon Progo

21 Feb 2025

UMKM Perlu Prioritaskan Pajak dan Legalitas untuk Hindari Risiko Kerugian

21 Feb 2025

Faceless Content: Solusi bagi Introvert yang Ingin Menjadi Kreator

21 Feb 2025

Sejarah Kode ACAB yang Kembali Populer setelah Klarifikasi Sukatani

22 Feb 2025

Viral Band Sukatani Minta Maaf dan Tarik Lagu, Polda Jateng Klaim Menghargai Kebebasan Berekspresi

22 Feb 2025

Warteg Warmo, Lokasi yang Jadi Inspirasi Lagu 'Begadang' Rhoma Irama

22 Feb 2025

Memahami Rasa Trauma dan Duka Mendalam lewat Film 'The Graduates'

22 Feb 2025

Sejarah Nama Kawasan Kalibanteng di Kota Semarang

22 Feb 2025

Janji Bupati; Rembang Fokus Tingkatkan Layanan Kesehatan, Kendal Lanjutkan Pembangunan

22 Feb 2025