BerandaAdventurial
Jumat, 31 Des 2020 16:00

Sekelumit Kisah dari Desa Komodo, Labuan Bajo yang Superprioritas

Panorama Labuan Bajo. (Dok. Metro Tv)

Menjadi tempat yang ditetapkan sebagai wisata superprioritas, membuat pemerintah juga harus memberi perhatian ekstra. Dalam hal ini menggalakkan pembangunan infrastruktur jaringan informasi dan komunikasi berbasis internet menjadi salah satunya. Seperti di Desa Komodo ini.

Inibaru.id - Menara setinggi 32 meter itu menjulang di atas bukit Desa Komodo, Labuan Bajo. Di sekelilingnya, terpasang pagar besi pembatas demi keamanan. Sejak 19 Oktober lalu, menara yang dipasang Bakti itu memancarkan sinyal internet ke seluruh penjuru desa.

Selain memasang BTS dan menambah bandwidth, Bakti juga memasang wifi gratis di kantor desa. Setiap hari, banyak warga yang datang untuk memanfaatkannya. Bukan cuma untuk mengakses informasi, akses wifi gratis ini juga untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Komodo salah satu daya tarik di Labuan Bajo. (Dok. Metro TV)<br>

Desa ini memang bukan desa biasa. Di sini berdiri Taman Nasional Komodo yang terkenal itu. Setiap tahun, jumlah wisatawan yang datang ke desa ini terus meningkat. Bahkan pada 2019, wisatawan lokal meningkat 40 kali lipat. Hm, banyak banget kan?

Karena itu, desa yang memiliki potensi wisata besar seperti ini sudah selayaknya mendapat perhatian pemerintah. Pembangunan infrastruktur jaringan internet tentunya menjadi hal yang penting. Sebagian besar mata pencaharian warga adalah dengan membuka biro perjalanan. Promosi mereka sangat tergantung dengan internet.

Tak Perlu Pergi Jauh

Mengenakan kaos biru dan topi berwarna army, Abdullah Latif curhat kesulitannya melakukan promosi biro wisata sebelum tersedia jaringan internet di Desa Komodo. Agar bisnis tetap berjalan dan dapur terus mengepul, dia harus pergi ke Labuan Bajo selama beberapa hari. Itulah yang dia lakukan demi menangkap sinyal internet.

Kini, dia dapat menikmati manfaat jaringan internet yang telah dipasang di desanya, Desa Komodo. Tanpa meninggalkan rumah pun, promosi paket wisata bisa dilakukan.

Infrastruktur internet dan telekomunikasi menunjang pariwisata di Labuan Bajo. (Dok. Metro TV)<br>

“Alhamdulillah manfaatnya luar biasa sekali,” kata Abdullah kepada Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri.

Abdullah memang salah seorang yang beruntung karena masalahnya terselesaikan berkat adanya internet. Namun, berbeda dengan anak-anak di desa yang nggak bisa sepenuhnya menikmati infrastruktur ini. Mereka adalah para siswa nggak memiliki gawai untuk mengikuti pelajaran jarak jauh selama pandemi. Untuk itu, sekolah punya siasat.

Hari itu misalnya, beberapa anak berkumpul di sebuah rumah untuk mengikuti pembelajaran. Mereka duduk bersila di atas lantai berkeramik putih. Dengan mengenakan masker dan mengatur jarak, mereka belajar bersama.

Pemandangan bawah laut Labuan Bajo. (Dok. Metro TV)<br>

Di depan mereka, Siti Hajar, sang guru sedang membolak-balikkan halaman materi pelajaran. Yap, nggak sama dengan kondisi kota, di sini, masih banyak siswa yang hanya bisa mengikuti pembelajaran secara manual. Mereka nggak memiliki gawai untuk mengikuti pembelajaran daring.

Di tengah penjelasan materi, Siti Hajar mengeluarkan smartphone dan memutar video pembelajaran untuk siswa. Semua mata terpaku pada layar. Nggak ada lagi siswa yang merasa bosan karena pembelajaran jadi menyenangkan. Hm, metode ini memang cukup efektif untuk menarik partisipasi siswa sekolah dasar.

Medium video juga digunakan untuk pelajaran bahasa Inggris, Millens. Para siswa ini diharapkan nantinya dapat mengembangkan pariwisata di desanya. Karena itu, bahasa Inggris menjadi fokus para guru.

Pembangunan jaringan internet mungkin belum bisa dirasakan secara merata di desa ini. Tapi paling nggak, sudah ada titik terang untuk mengurangi masalah akses informasi dan telekomunikasi. BTW, salut ya untuk para siswa di sana. (IB28/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: