BerandaAdventurial
Selasa, 4 Jan 2021 17:16

Puluhan Jam Arungi Lautan demi Miangas, Pulau Terluar Penghasil Kopra

Perjalanan laut kami menuju Miangas butuh waktu 33 jam. (Dok. Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri)

Jika ditanya, perjalanan mana yang paling melelahkan, mungkin inilah jawabannya. Apa lagi yang lebih melelahkan dari terombang-ambing di lautan selama 33 jam menuju Miangas? Namun, perjalanan menuju pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina itu betul-betul membuka mata kami, betapa berharganya transportasi dan internet bagi mereka.

Inibaru.id – Perjalanan Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri ini akan berbeda dari biasanya. Dalam perjalanan untuk tiba di Miangas yang merupakan pulau terluar Indonesia, kami harus menempuh perjalanan laut yang sangat panjang.

Ya, sebelum Subuh tiba, kami harus naik ke kapal Sabuk Nusantara 69 yang dikenal juga dengan sebutan “tol laut” ini. Sesaat kemudian terumpet mulai dibunyikan, dan perlahan kami meninggalkan Manado. Maka, mulai saat itu lah perjalanan kami dimulai.

Bagi yang nggak pernah menempuh perjalanan laut, pengalaman kali ini sungguh teramat asing. Terombang-ambing selama puluhan jam ke depan bikin kepala kami pening. Untungnya, kami bisa beristirahat di bangsal-bangsal sederhana.

Kapal dengan rute pelabuhan Manado–Miangas ini akan transit di beberapa pelabuhan. Kami pun nggak menyia-nyiakan kesempatan tersebut saat kapal bersandar di Pelabuhan Essang. Selain membeli beberapa kudapan, kami juga bisa menikmati sinyal internet yang kencang di tempat ini.

Keberadaan 'tol laut' mempermudah mobilisasi warga kepulauan seperti Miangas. (Dok. Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri)

Perjalanan ini terasa sangat asing dan panjang bagi kami. Namun, bagi warga Miangas seperti Yoop Liunsanda, perjalanan ini jauh lebih baik. Menurutnya, kapal motor ini merupakan sebuh kemajuan besar.

“Kami bersyukur tidak seperti 1970-an. Dulu kami menyebutnya kapal sapi. Walau masih ada kekurangan dari kapal ini, masyarakat sudah sejahtera. Sekarang sudah nyaman,” ungkap lelaki yang turut serta sebagai penumpang yang kami tumpangi ini.

Nggak cuma mengangkut penumpang, keberadaan Kapal Sabuk Nusantara 69 ini juga penting untuk mengangkut berbagai bahan pokok dari Manado. Bahkan, kapal ini juga kerap mengangkut berbagai hasil bumi masyarakat seperti cengkeh, kopi, dan kopra.

Menurut Nakhoda Kapal Sabuk Nusantara 69 Bintan Panjaitan, lancarnya distribusi barang yang didukung ketersediaan transportasi ini dapat membuat harga bahan pokok di Miangas sama dengan di Sulawesi Utara.

“Yang jelas, harga sembilan bahan pokok sudah bisa sama dengan Sulawesi Utara. Kami juga mengangkut hasil bumi. Kopra, cengkeh, dan pala hasil utama masyarakat ini,” terangnya sembari memantau di anjungan.

Setali tiga uang, Wakil Bupati Kepulauan Talaud Moktar Arunde Parapaga juga mengatakan, lancarnya tol laut pergi-pulang Miangas ini memang sangat penting.

“Jika dalam dua minggu tidak ada pelayaran, masyarakat Miangas bisa kelaparan. Ya, karena kondisi lahannya kecil, sedangkan penduduknya banyak,” kata dia.

Selain didukung sarana transportasi yang memadai, Kabupaten Kepulauan Talaud juga sudah dijangkau jaringan internet. Fasilitas ini banyak digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan, termasuk pemasaran hasil bumi andalan.

Keberadaan tower di Miangas membuka keterasingan para warganya. (Dok. Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri)

Moktar mengungkapkan, di daerahnya kini sekitar 60-70 persen daerah tertentu sudah dipasangi tower untuk kebutuhan internet. Kondisi ini tentu membuka isolasi dan keterasingan masyarakat kepulauan yang berada di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal, seperti Kecamatan Miangas.

Kini, kondisi sinyal di daerahnya sudah cukup baik, kendati kadang masih mengalami gangguan, khususnya kalau cuaca memburuk seperti terjadi badai. Dengan bandwith sekitar 42 mbps harapan pemerintah setempat tak lain dan tak bukan adalah penambahan kapasistas.

Kini, 33 jam sudah kami terombang ambing di atas lautan dari jadwal semula selama 14 jam. Meski lelah, kami lega mengetahui derah tapal batas seperti Miangas nggak luput dari perhatian pemerintah. (IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: