BerandaAdventurial
Rabu, 10 Okt 2023 15:32

Palana Japan: Merekam Ingatan di Negeri Kopi Japan Kudus

Pengunjung sedang melihat pameran foto di Palana Japan. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Palana Japan menghadirkan suasana Desa Japan, Kecamatan Dawe Kudus dalam bentuk mini. Pameran itu menjelma mesin waktu, mengajak pengunjung mengingat kembali memorinya tentang Japan.

Inibaru.id - Pameran Desa Wisata Japan digelar untuk mengenalkan potensi desa ke masyarakat luas. Pameran bertajuk "Palana Japan" itu dihadirkan di tengah-tengah kota Kudus, lengkap dengan potensi alam dan budayanya dalam versi mini.

Palana Japan berisi pameran, talkshow dan pertunjukan. Sesuai dengan namanya, "palana" dalam bahasa Sansekerta berarti memelihara dan merawat. Pameran ini digelar untuk menceritakan kembali potensi di Desa Japan, memelihara dan merawatnya untuk kelestarian anak cucu mendatang.

Sore itu, Jumat (6/10/2023) kira-kira pukul 15.30 WIB, saya menyengaja hadir untuk melihat pameran yang digelar di Loe Me N'toe Cafe & Resto, Rendeng, Kudus itu. Setibanya di tempat parkir, saya melihat kerumunan orang sudah mulai memadati area pameran yang baru saja dibuka tersebut.

Seorang pengunjung tampak memandangi boot foto dengan secangkir kopi robusta di tangan. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Oh iya, Milens, Palana Japan ini dihelat selama tiga hari, Jumat-Minggu (6-8/10/2023). Pameran dibuka dengan tari wiwit kopi, sebuah tarian khas untuk menyambut musim panen kopi di Lereng Muria.

Usai menikmati kopi robusta yang disediakan gratis, saya pun berkeliling dari bilik ke bilik untuk melihat spot pameran. Ada puluhan foto terpajang bertema kopi, wisata desa, hingga sejarah desa.

Di bagian pojok depan, saya melihat dua orang pemuda desa sedang sibuk menggores lilin pada kain batik.

Dua pemuda asli Japan tampak membatik di depan pojok pameran Palana Japan. (Inibaru.id/Hasyim Asnawi)

Yap, Palana Japan yang saya kunjungi tak hanya pameran bertema kopi. Di sana saya juga menjadi paham tentang potensi Desa Japan yang lain. Desa yang terletak di pucuk utara Kabupaten Kudus dan masih satu daerah dengan Lereng Muria ini menyimpan banyak potensi yang asri. Air terjun Kedung Gender, Wisata Religi Rejenu, Air Tiga Rasa, Kebun Kopi, tempat camping dan sebagainya. Semua terpajang apik dalam kolase foto di dinding-dinding pameran.

Negeri Kopi yang Lestari

Gapura Rejenu yang dibatik di atas kanvas. (inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Negeri kopi menjadi branding yang diusung oleh Desa Japan untuk mengenalkan produk unggulannya, yakni Kopi Muria. FYI, sebagian masyarakat di sana memang menanam kopi untuk kebutuhan hidup. Konon ceritanya ada leluhur yang membawa kopi ke Japan pada abad ke-12.

Ketua Pengelola Desa Wisata Japan, Mutohhar menerangkan bahwa hampir 90 persen masyarakat Japan menanam kopi. Total seribuan hektar lebih kebun kopi ada di Desa Japan. Tak heran, pameran ini juga ditujukan untuk mengenalkan kopi berjenis robusta ke masyarakatluas.

"Dari berbagai sumber, ternyata ada keterkaitan keberadaan Syeh Sadali dan kopi. Ternyata sudah ada sejak abad 12. Sampai sekarang, kopi sudah mendarah daging di Desa Japan sebagai komoditas utama," kata Mutohhar beberapa waktu lalu.

Kopi di Desa Japan tak semata minuman. Lebih dari itu, Mutohhar menyatakan kopi berkaitan dengan sejarah desa, kehidupan sosial, dan budaya yang ada di Desa Japan.

Tari wiwit kopi, salah satunya. Buat yang belum tahu, wiwit adalah tradisi selametan untuk mengawali panen kopi di Desa Japan. Tradisi itu sudah membudaya dan turun temurun, bahkan dilestarikan menjadi sebuah tarian yang unik.

Mendongkrak Wisatawan

Seorang pengunjung sedang menjajal biola bambu, kerajinan asli khas Japan. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Beragam potensi yang disuguhkan dalam Palana Japan ini menjadi sarana untuk mendongkrak wisatawan agar berkunjung ke Japan. Mutohhar menuturkan, pameran ini dapat mengenalkan potensi sosial-budaya-pariwisata dari Desa Japan.

Hal itu, lanjut dia, sekaligus menjadi media edukasi untuk menceritakan seputar kesejarahan, keindahan alam dan kelestarian Japan lewat spot-spot pameran.

"Dengan branding negeri kopi ini, semoga Japan bisa menjadi salah satu rujukan ketika berbicara kopi. Ternyata kopi di sini tidak kalah bagus. Kita juga bisa belajar sejarah dan aspek lain lewat pameran ini," ungkapnya.

Mengunjungi pameran ini, memang mengingatkan saya yang sudah beberapa kali ke Desa Japan. Bagaimana saya bisa lupa dengan desa yang alamnya sejuk, masyarakatnya ramah, dan ada kopi berkualitas di sana? Hhmm, barangkali kesan-kesan semacam itu pula yang ingin disampaikan dari pameran ini kepada masyarakat. (Hasyim Asnawi/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024