BerandaAdventurial
Selasa, 29 Jan 2024 17:00

Negara dengan Enam Musim di Asia Selatan: Bangladesh

Ilustrasi: Ada enam musim di Bangladesh. (Getty Images/Md Rafayat Haque Khan via CNBC)

Nggak seperti negara tropis yang hanya memiliki dua musim dan negara subtropis dengan empat musim. Di Bangladesh, mereka mengenal enam musim, lo. Apa saja, ya?

Inibaru.id – Negara tropis seperti Indonesia dikenal memiliki dua musim dalam setahun, sedangkan negara sub-topis mempunyai empat musim. Namun, pernahkah kamu mencari tahu keberadaan negara dengan lebih dari empat musim?

Yap, ada satu negara di Asia Selatan yang dikenal memiliki enam musim dalam setahun. Namanya Bangladesh, negara seluas Jawa dengan jumlah penduduk sekitar 170 juta jiwa. Negara ini berbatasan dengan India di sisi utara, timur, dan barat, Myanmar di tenggara, dan Teluk Benggala di selatan.

Nah, di negara yang beribu kota di Dhaka ini, masyarakat setempat biasa membagi musim menjadi enam. Jadi, mereka akan mengalami pergantian musim setiap dua bulan. Hal ini mengacu pada Kalender Bengali yang menggunakan perhitungan berdasarkan masa edar matahari.

Karena sama-sama menggunakan patokan matahari, jumlah hari dalam sebulan pada Kalender Bengali nggak jauh berbeda dengan Kalender Masehi, yakni berkisar antara 30 atau 31 hari. Untuk tahun ini, Kalender Bengali dimulai dari 14 April 2024 dan akan berakhir pada 15 Maret 2025.

Musim dalam Kalender Bengali

Musim hujan di Bangladesh. (Reuters/Mohammad Ponir Hussein)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Kalender Bengali mencatatkan ada enam perubahan iklim di Bangladesh. Berikut adalah perhitungannya!

1. Musim Panas

Dalam bahasa lokal, musim panas disebut Grishma Ritu. Musim ini berlangsung selama dua bulan pertama Kalender Bengali, yaitu Baisakh dan Jaistha. Pada musim panas, buah-buahan berair banyak yang matang. Bunga-bunga yang bermekaran juga jadi pemandangan lazim kala itu.

2. Musim Hujan

Dua bulan berselang, Bangladesh memasuki musim hujan (Barsa Ritu) salama bulan Ashar dan Shravan. Pada musim ini, hujan biasanya turun dengan frekuensi yang cukup rapat. Sumber air yang mulai terisi membuat petani mulai menanam padi dan tanaman lain.

Sementara, bagi para nelayan di Bangladesh, musim ini adalah waktu yang tepat untuk "panen" ikan hilsa yang berkembang biak dengan baik di sungai-sungai besar yang membelah negara tersebut.

3. Musim Gugur

Pada bulan kelima dan keenam alias Bhadra dan Aswin, hujan mulai jarang turun dan ikan berkurang. Inilah pertanda Bangladesh telah memasuki musim gugur atau Sarat Ritu. Pada waktu tersebut, warga sibuk mempersiapkan Puja Durga, upacara perayaan musim dingin.

4. Akhir Musim Gugur

Akhir Musim Gugur atau Hemanta Ritu jatuh pada bulan ke-7 dan ke-8 (Kartik dan Agrahayan), yang bertepatan dengan medio Oktober hingga medio Desember dalam penanggalan Masehi. Pada musim ini, masyarakat Bangladesh merayakan Nabanna, festival rasa syukur atas panen yang melimpah.

5. Musim Dingin

Disebut sebagai Shitt Ritu, musim dingin berlangsung pada bulan ke-9 hingga ke-10 (Poush dan Magh) atau bertepatan dengan medio Desember hingga medio Februari. Selama musim dingin, suhu udara rata-rata di sana bisa mencapai 11-20 derajat Celsius.

6. Musim Semi

Siklus musim terakhir adalah Basant Ritu atau Musim Semi. Berlangsung pada bulan ke-11 dan ke-12 (Falgoon dan Chaitra), suhu udara saat itu biasanya sudah mulai lebih hangat, sekitar 25 derajat Celsius. Pada bulan ini, banyak bunga bermekaran dengan indah, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk berkunjung ke negara ini.

Informasi yang menarik, bukan? Dengan memahami keenam musim di Bangladesh ini, kamu jadi bisa mengantisipasi busana apa yang sebaiknya kamu bawa saat berkunjung ke salah satu negara terpadat di dunia tersebut. (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024