BerandaAdventurial
Kamis, 10 Feb 2021 12:55

Melihat Produksi Hio Swa, Alat Ibadah yang Laris Jelang Imlek

Mamat sedang merapikan Hio Swa. (Inibaru.id/ Audrian F)

Hio Swa nggak pernah lepas dari kelenteng. Terutama menjelang imlek, benda ini laris diburu. Di Demak, kamu bakal menemukan tempat pembuatan hio swa yang memenuhi toko-toko di Semarang.<br>

Inibaru.id - Pabrik Hio Swa itu bukan berada di sebuah komplek Tionghoa, atau di perkotaan. Namun di Desa Waru, Mranggen, Kabupaten Demak, yang lebih kental dengan agama Islam. Hio Swa sejauh ini lebih akrab bagi mereka yang menganut kepercayaan Kong Hu Chu atau Hindu.

Saya mencoba melihat bagaimana proses pembuatan Hio Swa di desa ini. Nama pemiliknya adalah Muhammad Khundhori. Ternyata usaha ini sudah turun temurun. Dia meneruskan usaha sang ayah, Suparno, yang merintis tempat produksi hio ini sejak 1991.

“Bapak dulu bekerja di orang Tionghoa,” kata Khundhori pada Kamis (4/2/2021).

Yoyon dan Mamat sedang menjemur hio swa. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Begitu saya sampai tampak Mamat dan Yoyon sedang menjemur Hio Swa yang sudah diwarnai merah. Kelangkaan sinar matahari karena curah hujan yang tinggi turut mempengaruhi produksi.

“Agak sulit kering ini,” ujarnya Mamat.

Khundhori membuat Hio Swa di belakang rumah. Nggak ada mesin-mesin canggih di sini. Dia memproduksi hio secara manual. Bisa dibilang cara ini sudah banyak ditinggalkan. Kebanyakan produsen hio sudah menggunakan mesin.

Pelanggan Khundori banyak dari Semarang. Dia lebih banyak membuat untuk toko-toko. Namun nggak jarang juga membuat untuk sebuah keluarga atau kelenteng.

Biasanya, pelanggan Khundhori membeli sebanyak 50 kg. Isinya kira-kira 500 batang, Millens.

Mengaduk serbuk jati. (Inibaru.id/ Audrian F)

Saat saya lihat, Khundori memproduksi cukup banyak hio swa kendati menurutnya juga, ini nggak sebanyak sebelum pandemi. Larisnya pelanggan itu tentu dibarengi juga dengan kualitas produk yang selalu dia jaga, saya pun diberi tahu bagaimana urut-urutan memproduksi hio swa-nya.

Bahan Serbuk Kayu Jati

Bagian penting dari pembuatan hio swa adalah pada serbuk kayu jati yang dilumuri ke batang bambu. Khundhori tentu nggak sembarangan memilih serbuk kayu ini, dia mengambil dari bekas kayu impor.

“Serbuk kayu ini nantinya jadi bagian yang membuat hio swa tetap menyala dalam jangka waktu yang panjang,” jelasnya.

Khundhori sedang melumuri batangan bambu dengan adonan serbuk jati. (Inibaru.id/ Audrian F)

Serbuk jati tadi diaduk dengan tepung lengket dalam satu wadah. Kemudian agar menyatu dicampur dengan air.

Setelah diaduk dalam beberapa waktu, adonan serbuk kayu tadi dikepalkan ke batang-batang bambu. Jika sudah terkumpul dalam jumlah yang banyak lantas dijemur.

“Kalau musim hujan begini kami pakai oven biar pengeringan nggak lama,” ucapnya.

Mengecat hio swa. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Yap, oven adalah solusi. Ovennya pun bukan memakai tenaga listrik. Bentuknya serupa rumah-rumahan yang ditutupi dengan asbes. Di dalamnya ada sekat-sekat kayu yang sengaja dibikin untuk menempatkan hio swa.

Pengeringan selesai, hio swa memasuki tahap pengecatan. Ada dua jenis pengecatan, disemprot dan dicelupkan. Semua punya harga dan kualitas masing-masing.

“Pengecatan ini juga punya peran penting karena yang akan memberi aroma pada hio swa,” tutur laki-laki ini.

Setelah pengecatan selesai, hio swa dijemur lagi agar catnya melekat kuat. Biasanya butuh waktu sehari sampai dua hari penjemuran. Namun kalau musim hujan seperti ini, bisa sampai tiga hari.

Nah, jadi seperti itulah pembuatan hio swa, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: