BerandaAdventurial
Rabu, 20 Feb 2024 17:00

Lebih Atas dari Puncak Jaya; Kota Tertinggi di Dunia, La Rinconada

La Rinconada, kota tertinggi di dunia. (NYpost/Reuters)

Bukan La Paz di Bolivia, kota tertinggi di dunia adalah La Rinconada di Peru. Dengan ketinggian sekitar 5.000-an mdpl, kota ini bahkan masih lebih tinggi dari gunung tertinggi di Indonesia.

Inibaru.id – Puncak tertinggi Pulau Jawa adalah Gunung Semeru yang berada di 3.676 mdpl. Nah, di Bolivia, ada kota dengan yang posisinya mendekati ketinggian tersebut, yakni La Paz di 3.600 mdpl. Banyak yang meyakini bahwa ibu kota Bolivia ini adalah kota tertinggi di dunia.

Namun, pendapat tersebut rupanya keliru, karena ada satu kota yang berada jauh lebih tinggi di atasnya. Namanya La Rinconada, sebuah kota di Peru yang berbatasan dengan Bolivia. Kota tersebut dibangun pada ketinggian 4.900-5.100 mdpl.

Sedikit gambaran, titik tertinggi Indonesia yakni Puncak Jaya yang berada pada ketinggian 4.884 mdpl. Namun, hampir nggak ada yang mendiami puncak yang acap tertutup salju ini, karena sebagian besar penduduk hanya tinggal di kawasan lereng hingga ketinggian 2.000-an mdpl.

Lalu, bagaimana bisa ada permukiman di lokasi yang pada siang hari suhu udaranya acap mencapai titik beku tersebut? Bahkan, jumlah penduduknya pun nggak bisa dibilang kecil, lo! Berdasarkan sensus penduduk terakhir, jumlah warga di kota tersebut mencapai lebih dari 29 ribu jiwa.

Berawal dari Tambang Emas

La Rinconada, kota tertinggi di dunia yang muncul karena aktivitas pertambangan emas di lereng pegunungan Andes. (Reddit/Damnthatsinteresting)

Dalam Bahasa Spanyol, La Rinconada berarti "kota yang berada di pojok". Pada kenyataannya, kota yang berlokasi di Distrik Ananea, Provinsi San Antonio de Putina, Departemen Puno, ini memang berada di pinggiran Peru, yang perbatasan langsung dengan Bolivia.

Kota ini muncul berkat tambang emas yang berada nggak jauh dari kota tersebut. Pada 2001, tercatat hanya ada ratusan penambang emas di La Rinconada. Namun, harga emas yang naik drastis hingga 235 persen selama 2001-2009 membuat ribuan warga Peru beruduyun-duyun ke pegunungan ini.

Kala itu, masyarakat meyakini bahwa mencari peruntungan dengan menambang emas di dataran tinggi tersebut akan menaikkan taraf hidup mereka. Inilah yang membuat orang-orang berdatangan, lalu menetap di sana, hingga menjadi kota seperti sekarang.

Padahal, kota ini dikenal dengan iklimnya yang menantang. Kendati berada di sekitar garis Khatulistiwa, kota yang ada di lereng Pegunungan Andes ini hampir selalu diselimuti salju sepanjang tahun, dengan suhu udara hampir nggak pernah lebih tinggi dari 10 derajat Celsius.

Kesulitan Air Bersih

Warga La Rinconada kesulitan mendapatkan air bersih dan layanan sanitasi atau saluran pembuangan air kotor. (NYpost/Reuters)

Mendapati suhu udara di bawah 0 derajat Celsius pada siang hari adalah kejadian yang lazim La Rinconada, yang tentu saja membuat air di sana acap membeku. Dampaknya, mendapatkan air bersih bukanlah perkara mudah di kota tersebut.

Lebih dari itu, sistem sanitasi dan saluran pembuangan air kotor sangat sulit dibangun karena cairan begitu sulit dialirkan. Hal tersebut membuat kota ini dipenuhi oleh pelbagai jenis kotoran yang begitu sulit diurus.

Sekitar 25 pesen warga juga mengalami masalah hipoksia atau gangguan pernapasan lantaran tipisnya kadar oksigen di La Rinconada. Lebih dari itu, warga juga banyak terpapar racun merkuri, bahan kimia yang acap dipakai dalam pertambangan emas.

Dengan permasalahan iklim dan lingkungan sebanyak itu, tentu saja butuh keberanian untuk bertahan di kota tersebut. So, buat kamu yang pengin menyambangi La Rinconada, persiapkan fisik dan mental terbaikmu ya! Ha-ha. (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024