BerandaAdventurial
Jumat, 10 Nov 2022 23:58

Gapura Paduraksa dan Masjid Wali di Desa Jepang

Gapura Paduraksa yang memiliki bentuk mirip pura. (Jala Pantura)

Di Kudus, kamu bisa menemukan berbagai bangunan yang memiliki unsur arsitektur Islam dan Hindu. Bangunan ini menjadi bukti toleransi beragama yang sangat tinggi. Salah satu bangunan yang memiliki arsitektur bercorak Islam dan Hindu ada pada Gapura Paduraksa di Masjid Jami Wali Al-Ma’mur.

Inibaru.id – Setelah terjadinya transisi antara pengaruh Hindu dan Islam, tentu saja banyak berkembang akulturasi budaya di Indonesia. Salah satu buktinya ialah bangunan yang bercorak Hindu dan Islam.

Selain Masjid Agung Kudus yang memiliki bentuk bangunan mirip pura atau candi pada menara masjidnya, di Kudus kamu juga bisa menemukan bangunan serupa pada Masjid Jami Wali Al-Ma’mur.

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Wali Jepang Kudus ini dibangun sekitar abad ke-16. Masjid Wali Jepang Kudus berlokasi di Jalan Suryo Kudumo gang 6, Desa Jepang, Kecamatan Mejono, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

FYI, nama Jepang nggak ada hubungannya dengan negara Jepang ya. ‘Jepang’ berasal dari kata Jipang, nama kadipaten di mana Arya Penangsang pernah memerintah.

Bangunan Masjid Wali Jepang dibangun oleh murid kesayangan Sunan Kudus, Arya Penangsang. (Beta News)

Bangunan yang dibangun oleh Arya Penangsang, murid kesayangan Sunan Kudus ini awalnya digunakan sebagai tempat istirahat setelah ia menempuh perjalanan jauh dari Jipang.

Bentuk gapura yang menonjol juga sebenarnya dibangun menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang ada di kompleks Menara Kudus. Maklum, Arya Penangsang merupakan murid dari Sunan Kudus.

“Dulu Arya Penangsang, murid kinasih dari Sunan Kudus. Beliau itu berasal dari Cepu, Blora, Jawa Tengah. Kalau ke Kudus mampir ke sini, kemudian membuat tempat istirahat dan berdakwah beribadah dan membangun sebuah masjid ini dengan gapura,” ungkap Juru Pelihara Masjid Wali Al-Ma’mur Fatkhur Rokhman Aziz yang dilansir dari Muria News, Rabu (9/11/2022).

“Arya Penangsang mengacu kepada gurunya, yakni membuat gapura yang dipadukan kebudayaan Hindu yang dibuat oleh Sunan Kudus. Kemudian, beliau membangun sebuah masjid ada gapura dan jadilah masjid,” dia menambahkan.

Bentuk bangunan Masjid Jami Wali Al-Ma'mur. (Kudus Daily)

Masjid Jami Wali Al-Ma’mur kini menjadi salah satu tempat wisata religi yang menyimpan nilai sejarah. Gapura Paduraksa kini juga masuk ke dalam benda cagar budaya yang dilindungi, lo, Millens.

Di Masjid Wali Jepang Kudus juga menyimpan benda-benda peninggalan Sunan Kudus. Di antaranya mustoko masjid, empat saka guru, hingga makam kuno.

Omong – omong ya, nggak hanya bentuknya yang mirip candi, Gapura Paduraksa Masjid Wali ini merupakan bentuk simbol sinergi antara ulama dan pemerintah kerajaan kala itu.

“Kalau mengacu pada penerjemah serat Jawa Kuno yang bernama Ki Herman Sinung Janutama beliau mengatakan bahwa Gapura Paduraksa merupakan perpaduan pangiwo (kiri) dan panengen (kanan),” ungkap Juru Pelihara Masjid Wali Al-Ma’mur Fatkhur Rokhman Aziz yang dilansir dari Muria News, Rabu (9/11/2022).

Pangiwo mewakili pemerintah kerajaan saat itu. Sedangkan panengen mewakili ulama. Nama Padureksan atau Paduraksa itu memiliki makna perpaduan yang dijaga. Jadi awal tujuan dibangunnya Gapura Paduraksa itu untuk ngemong masyakarat.

Oya, meski masjid sudah beberapa kali mengalami perbaikan, namun bentuk bangunan Gapura Paduraksa ini masih otentik. Hanya saja kalau dulu di atas pintunya itu ada ukiran-ukiran bermotif daun dan bunga-bungaan.

Duh, jadi pengin berkunjung ke Masjid Jami Wali Al-Ma’mur dan melihat Gapura Paduraksa, ya, Millens. (Fatkha Karinda Putri/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024