BerandaTradisinesia
Sabtu, 8 Des 2017 11:30

Wayang Ajen a.k.a Wayang Seleb dari Kuningan

Wayang Ajen (Youtube)

Wayang Ajen ini wayang modern, dikemas dengan tata panggung, musik, dan cerita kekinian. Tokoh-tokohnya adalah orang-orang ternama yang hidup dalam kekinian. Wajar saja wayang ini sering disebut Wayang Seleb

Inibaru.id – Hari Jadi ke-519 Kuningan pada 1 September tahun ini telah dimeriahkan oleh pelbagai sajian pertunjukan. Salah satu yang banyak diminati itu pertunjukan Wayang Ajen di Lapangan Bola Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2017).

Oya, Wayang Ajen ini akan ditampilkan lagi pada 9 Desember ini di Alun-Alun Pandapa Paramarta, Kuningan, pukul 20.00 WIB hingga selesai. Catat tanggalnya, ya.

Sobat Millens, apa sih beda Wayang Ajen dengan wayang-wayang lain, terutama yang sudah kondang banget kayak wayang kulit dan wayang golek?

Situs batikplatform.com menulis, Wayang Ajen ini boleh dibilang wayang modern. “Ajen” adalah kata Sunda yang berarti “nilai” atau “makna”. Wayang yang berasal dari budaya di Kuningan, Jawa Barat ini memiliki banyak keunikan dan berbeda dari wayang pada umumnya. Sebaliknya, di beberapa sisi, wayang ini juga memiliki beberapa kesamaan dengan wayang pada umumnya.

Baca juga:
Ngerebeg, Riasan Seram untuk Membersihkan Jiwa
Panji, Cerita Lokal yang Dikenal Dunia

Kapan kemunculannya?

Dari Kuningan, Wayang Ajen selanjutnya dikonsep secara matang pada 1998 di Bekasi, tepatnya di Sanggar Purwa Pujangga. Dua penggawa yang membuat wayang ini dalam sentuhan modern dan kekinian adalah Wawan S Gunawan dan Arthur S Nalan (mantan Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung). Kelebihannya, wayang ciptaan mereka ini mengikuti perkembangan zaman.

 

Beberapa koleksi Wayang Ajen di Sanggar Purwa Pujangga, Bekasi. (Sastri/detikTravel)

 

Sebenarnya, Wayang Ajen ini merupakan hasil metamorfosis dari wayang golek kuno. Namun di tangan Wawan dan Arthur, Wayang Ajen ditampilkan dengan lebih fresh dan lebih kekinian.

Kesan kekinian dan modern dari wayang ini terlihat dari beberapa hal. Pertama, bentuk wayang banyak yang diberi nama wayang seleb. Wayang seleb ini adalah orang-orang yang tenar dan populer pada masanya.

Jadi kamu nggak perlu heran bila kamu mendapati ada sosok Wali Songo, Presiden Jokowi, atau artis-artis tersohor lainnya. Meski demikian, tokoh-tokoh khas wayang, seperti Petruk, Gareng, dan Semar juga tetap ada.

Sisi modern kedua dari Wayang Ajen bisa dilihat dari musik kekinian yang mengiringi pertunjukan seperti musik berirama rock, jazz, atau pop. Kadang-kadang musik pengiringnya juga dikombinasi dengan gamelan Jawa.

Soal tata panggungnya bagaimana? Jangan tanya, ciamik banget dan nggak kalah modern. Untuk membuat penontonnya betah berlama-lama menikmati sajiannya, panggung dibuat dengan lebih modern dan canggih, misalnya menggunakan tata cahaya dengan teknologi mutakhir.

Nggak hanya untuk wayang, musik dan panggungnya, konsep modern dari Wayang Ajen ini juga terlihat dari cerita yang dibawakan. Dalam pertunjukannya, Wayang Ajen memang nggak lagi membawakan cerita Mahabarata, Ramayana, atau lakon-lakon wayang pada umumnya.

Baca juga:
Ketika Apem Ditanam di Tanah Sawah
Sunset oh Sunset Sindangkerta...

Pada wayang modern ini, sang dalang membawakan kisah-kisah yang diambil dari keseharian hidup di masyarakat masa sekarang. Dengan keluwesannya mengikuti zaman, nggak termungkiri bahwa wayang ini diterima oleh masyarakat umum.

Bahkan kini Wayang Ajen sudah mendunia karena sudah ditampilkan dibeberapa negara dan juga mendapat penghargaan dari Singapura, Perancis, Rusia, Yunani serta Vietnam.

Tertarik? Yang ada di Kuningan, sila datang ke Alun-alun Paramarta, Sabtu (9/12/2017) malam. Yang di luar Kuningan juga boleh datang sekaligus piknik. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024