BerandaTradisinesia
Kamis, 2 Mar 2022 17:00

Tradisi Unik Memilih Nama Anak di Negara-Negara Asia

(Instagram/Evafairchildphotography)

Nama menjadi sebuah identitas untuk seorang anak yang berikan oleh orang tua. Di berbagai negara ada banyak tradisi unik yang digunakan untuk memilih nama untuk anak.

Inibaru.id - Kamu pernah dengar nama Dia Sekala Bumi atau Kinasih Menyusuri Bumi, Millens? Cukup unik dan anti-mainstream ya nama anak-anak ini? Oh ya, setiap orang tua bebas dalam memilih nama untuk buah hatinya.

Nah, di beberapa negara Asia ada tradisi unik yang digunakan untuk memilih nama anak. Yuk simak!

Jepang

Orang Jepang menamai anak mereka saat berusia 7 hari. Saat upacara berlangsung, anak akan memakai baju serba putih. Nama pilihan orang tua akan ditulis pada kertas khusus, kemudian digantungkan di dinding ruang pesta.

Umumnya orang Jepang hanya memiliki dua suku kata pada namanya, yaitu nama keluarga (marga) dan nama pemberian orang tua, Millens. Biasanya marga ditempatkan sebelum nama.

Korea

Sama dengan di Jepang, penamaan anak di Korea juga menggunakan nama keluarga di bagian awal diikuti dengan nama asli pemberian orang tua mereka. Awalnya, hanya bangsawan yang diperbolehkan memiliki nama keluarga ini. Namun di masa dinasti Joseon aturan ini dihilangkan dan semua orang berhak punya nama keluarga. Kini nama keluarga yang sering digunakan di Korea antara lain Kim, Lee, dan, Park.

Korea menggunakan nama keluarga. (Instagram/Songilkook)

Tiongkok

Di Tiongkok, menamai anak adalah proses yang serius. Mereka menggelar upacara Telur Merah dan Jahe sebagai pesta penamaan bayi saat berusia sebulan. Oh ya, pemberian nama untuk orang-orang Tiongkok juga memperhatikan Fengsui. Mereka juga percaya bahwa setiap anak adalah unik sehingga nama mereka harus dapat menunjukkan hal itu.

India

Tradisi pemberian nama bayi di India dikenal dengan upacara Namakarana yang dilakukan di hari ke 10 atau ke 12 setelah kelahiran bayi. Perayaan pemberian nama dimeriahkan dengan sekumpulan ibu yang menyanyi sambil menggoyangkan tempat tidur bayi yang sudah mereka hias dengan bunga-bunga.

Saat perayaan berlangsung anak akan dimandikan dan mengenakan pakaian baru. Setelah itu, bayi diberkati dan dipasangkan bindi di dahinya. Sang ibu akan membisikkan nama ke telinga anak, kemudian mengumumkan nama tersebut ke semua tamu. Hal ini menandakan proses di mana seorang anak diterima dan disosialisasikan ke orang di sekeliling mereka.

Indonesia

Beberapa suku di Indonesia memakai tata cara penamaan yang unik. Nama yang diberikan orang tua untuk anak bervariasi tergantung asal pulau, suku, kebudayaan, dan bahasa. Beberapa suku di Indonesia memiliki nama-nama marga yang diturunkan untuk anaknya.

Seperti di budaya Batak, nama marga ayah diwariskan kepada anak-anaknya misal Ginting, Siagian, Hasibuan, dan masih banyak lagi. Di Bali, penamaan anak jauh unik lagi. Nama anak akan disesuaikan dengan kasta, gelar kerajaan, jenis kelamin, dan urutan lahir. Sementara itu, nama anak di Bali biasanya terdiri dari nama gelar diikuti urutan lahir kemudian nama pemberian orang tua.

Menarik ya, kalau nama kamu gimana, Millens? (Mot,Kum/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024