BerandaTradisinesia
Selasa, 26 Mei 2025 15:49

Tetap 'Nguri-uri' Sedekah Laut dan Bumi meski Semarang Jadi Kota Metropolitan

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat menghadiri sedekah laut di Tambaklorok Semarang. (Humas Pemkot)

Meskipun telah berubah menjadi kota metropolitan, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng berharap warga tetap nguri-uri sedekah laut dan bumi yang menjadi identitas masyarakat pesisir.

Inibaru.id - Ratusan nelayan tempak memenuhi perairan utara Kota Semarang, tepatnya di bilangan Tambaklorok, Semarang Utara, pada Minggu (25/5/2025). Merayakan sedekah laut dan bumi, nggak kurang dari 400 perahu tampak berlayar di sekitar Tanjung Emas.

Di tengah-tengah masyarakat pesisir tersebut, turut hadir Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng yang tampak antusias mengikuti perhelatan tahunan ini. Dalam sambutannya, dia mengaku memberikan apresiasi penuh kepada para nelayan yang masih melestarikan tradisi tersebut hingga kini.

Menurutnya, perayaan ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas limpahan hasil laut serta ikhtiar menjaga harmoni antara manusia dengan alam. Setiap warga, lanjutnya, memiliki cara masing-masing dalam mengekspresikan rasa syukur.

“Ini adalah bulan-bulan di mana seluruh warga Kota Semarang sedang mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada alam semesta atas anugerah yang diberikan,” ujar Agustina yang hadir saat prosesi larung sesaji tengah dilangsungkan.

Mengekspresikan Rasa Syukur 

Masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Semarang, Agustina mengatakan, memiliki banyak cara untuk mengekspresikan rasa syukur. Hal ini biasanya berkaitan erat dengan lokasi di mana mereka tinggal atau mendapatkan rezeki.

“Yang memiliki laut, melakukan sedekah laut. Yang memiliki sawah atau usaha lainnya mengadakan wayangan, pengajian, atau bentuk doa bersama sesuai tradisinya,” terangnya.

Dalam dua hari terakhir, Agustina mengungkapkan, setidaknya sudah ada tujuh titik di Kota Semarang yang menggelar kegiatan serupa, baik sedekah laut maupun bumi. Perayaan itu tersebar di pelbagai kecamatan seperti Gajahmungkur, Banyumanik, Semarang Barat, Gayamsari, Genuk, dan Semarang Utara.

"Tradisi (sedekah laut dan bumi) ini, membuktikan bahwa Kota Semarang tetap lekat dengan akar budayanya, meski terus berkembang sebagai kota metropolitan," sambungnya. “Hanya dengan budaya ini kita mengerti keterkaitan antara manusia dan alam. Jadi, harus kita jaga, ya!"

Dukungan yang Lebih Luas

Agustina berharap, pelaksanaan tradisi ini akan lebih baik tahun depan, khususnya berkaitan dengan keterlibatan generasi muda dan dukungan yang lebih luas dari perusahaan-perusahaan sekitar. Menurutnya, ini sejalan dengan komitmen Pemkot Semarang untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Kami memiliki keinginan untuk memperbaiki segala macam fasilitas di TPI Tambaklorok agar aktivitas ekonomi di terus meningkat. Perlu diketahui, pembangunan kawasan pesisir secara berkelanjutan menjadi salah satu fokus Pemkot Semarang ke depan," tegasnya.

Oya, tradisi Sedekah Laut Tambaklorok telah dimulai sejak Sabtu (24/5) dengan rangkaian acara berupa doa arwah jama’, khataman Al-Qur’an, tirakatan, dan istigasah.

Puncak sedekah laut digelar pada Minggu (25/5) pagi; berupa arak-arakan sesaji kepala sapi dan hasil bumi yang kemudian dilarung ke tengah laut. Kegiatan ini ditutup dengan pergelaran wayang kulit dan pengajian akbar pada hari ini, Senin (26/5).

Suasana penuh khidmat dan semarak terasa di sepanjang pesisir. Nelayan dan warga lokal (warlok) tampak aktif dalam arak-arakan, diiringi tabuhan gamelan dan semangat gotong royong. Selain warlok, wisatawan dari luar Semarang pun turut memadati kawasan Tanjung Emas. (Murjangkung/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: