Inibaru – Selain banyak jenis kulinernya, Tanah Air kita juga kaya tradisi ya, Millens. Nah, ini kewajiban bagi kita untuk terus melestarikannya. Pasalnya, pertunjukan kesenian tradisi sudah mulai ditinggalkan. Padahal tarian tradisi masih menarik untuk dipentaskan, salah satunya Tari Angguk. Millens tahu Tari Angguk, kesenian khas Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta?
Mengutip watespahpoh.net (19/1/2018), Tari Angguk diciptakan sekelompok masyarakat yang terpisah secara sosial di luar wilayah Keraton. Fungsinya untuk menyebarkan nilai positif seperti penyebaran agama dan sarana interaksi masyarakat. Selain itu, fungsi lain Tari Angguk yakni sebagai medium hiburan.
Konon, pada awal perkembangannya Tari Angguk digunakan sebagai medium penyebaran agama Islam.
Oh ya Millens, meskipun tetap kental dengan nuansa Islam, tarian tradisi ini punya fungsi sekuler. Maksudnya bisa dinikmati oleh siapa pun.
Kamu bisa menikmati penampilan Tari Angguk ketika ada yang melangsungkan pernikahan, sunatan, dan hajatan lainnya.
Mengutip dari Tribunnews.com, di Dusun Tlogolelo, Hargomulyo, Kokap, kesenian Angguk ada sejak tahun 1954, hanya berjarak 9 tahun sejak bangsa ini merdeka. Hal ini menjadi bukti bahwa meskipun saat itu Kulonprogo tak luput dari penjajahan, warganya selalu berkreasi menciptakan kesenian sebagai sarana penyampaian nilai tertentu dan hiburan.
Tari Angguk mungkin banget punya ikatan dengan Tari Dolalak yang berkembang di Kabupaten Purworejo. Kenapa demikian? Akulturasi budaya tentu bisa terjadi mengingat Kabupaten Kulonprogo secara geografis berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah.
Perpaduan budaya dalam Tari Angguk juga tampak dari instrumen musik pengiringnya. Saat ini sudah mulai disisipi alat musik seperti rebana, beduk, simbal, snare drum, bahkan kibor.
Gerakan Serdadu Belanda
Millens bisa lihat, nuansa Arab dan Jawa terlihat dari lantunan syair, dan nuansa Eropa tergambar dari kostum yang dikenakan penari. Musik pengiring Angguk terdiri atas kendang, terbang, kacer, dan jedor. Pengrawitnya biasa berpakaian adat Jawa namun terkadang islami tergantung pada acara pentas.
Nah, berdasarkan cerita dari masyarakat, gerakan Angguk terinspirasi dari gerakan berbaris serdadu Kompeni atau Belanda. Jika dilihat secara visual, gerakan Tari Angguk memang mirip gerakan berbaris serdadu berpadu dengan kegemulaian khas tarian tradisional Jawa.
Perlu kamu ketahui, Tari Angguk termasuk jenis tarian kelompok berjumlah 10 orang atau lebih. Ia dapat dipentaskan di dalam ruangan dan di luar ruangan selama kondisi permukaan tanahnya datar. Posisi kaki penari Angguk pada umumnya terbuka dengan lengan pada posisi sedang.
Oya, Tari Angguk menceritakan kisah yang berasal dari Cerita Wayang Menak yang tokoh-tokohnya terbagi ke dalam dua golongan, yaitu peran utama dan peran pengiring. Peran utama terdiri atas tokoh Umarmoyo, Sekar Mawar, Dewi Kuning-Kuning, Air Gunung, Trisnowati, dan Awang-awang.
Kamu yang tertarik menari bisa belajar tarian ini. Seenggak-enggak dengan menarikannya kamu jadi orang yang ikut melestarikannya. (LAM/SA)