BerandaTradisinesia
Minggu, 21 Okt 2023 08:22

Sumur Sendang Mas Banyumas dan Sejarahnya yang Panjang

Sendang Mas Banyumas, mata air yang ada sejak 1700-an. (YouTube/rtkupekundenbanyumas1575)

Sendang Mas adalah sebuah mata air kaya sejarah di Kabupaten Banyumas. Kisah tentang mata air ini bahkan sudah ada sejak abad ke-18 dan keberadaannya jadi salah satu penyebab pemindahan pusat pemerintahan kabupaten tersebut.

Inibaru.id – Sekilas, bangunan kantor Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas nggak ada yang istimewa. Tapi, pada halaman belakang bangunan yang dulu sempat jadi pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas itu, terdapat sebuah sumur tua berukuran kecil yang terkadang ramai didatangi orang. Warga setempat menyebut sumur tersebut sebagai Sendang Mas.

Jangan kira sumur ini memiliki diameter yang besar sebagaimana sumur-sumur pada umumnya. Diameternya hanyalah 15 sentimeter. Bentuknya juga lebih mirip seperti lubang yang sudah diberi lantai tegel berwarna putih di sekelilingnya. Untuk mengambil air dari Sendang Mas, ada semacam timba kecil dari batok kelapa dengan tali berwarna merah.

Sumur ini kabarnya sudah ada saat Yudanegara II atau Raden Malik Ganda Kusuma memerintah Banyumas pada periode 1707-1743. Juru rawat dari sendang tersebut, Triyono bercerita pada 1708 Banyumas dalam kondisi kacau. Saking kacaunya kondisi pemerintahan kala itu, Yudanegara II memilih untuk menyingkir dulu di Hutan Wanasepi di Desa Binangun.

Di hutan tersebut, dia mencari ketenangan dan mengharapkan petunjuk dari Tuhan untuk menyelesaikan masalah di pemerintahannya. Nah, pada Kamis Wage sore, dia melihat cahaya keemasan di sebuah lembah di antara dua bukit. Yudanegara II pun mendatangi lembah tersebut dan menemukan sebuah mata air. Cahaya keemasan pada mata air yang terlihat saat sore hari membuatnya disebut sebagai Sendang Mas.

“Mata air kan sumber kehidupan, dan Yudanegara II menganggap hal ini sebagai petunjuk dari Tuhan kalau pusat pemerintahan Banyumas sebaiknya dipindah ke tempat di mana mata air itu berada agar tetap hidup,” ungkap Triyono sebagaimana dilansir dari Tribun Jateng, Rabu (24/1/2018).

Ukurannya kecil, sehingga air hanya bisa diambil dengan batok kelapa. (Merdeka.com/Abdul Aziz)

Begitu kembali dari pengasingannya, Yudanegara langsung memerintahkan pemindahan pusat pemerintahan Banyumas. Warga setempat yang ikut pindah ke lokasi baru kemudian memanfaatkan air dari Sendang Mas untuk kebutuhan rumah tangga atau pertanian.

Hingga sekarang, sumber air di Sendang Mas nggak pernah surut. Ukurannya berubah dari diameter sebesar 1,5 meter menjadi lebih kecil seperti sekarang gara-gara penjajah Belanda pengin menutupnya. Untungnya usaha itu gagal total karena air terus meluber keluar dari tanah.

Karena kaya sejarah dan dianggap punya tuah di bidang politik, sejumlah orang yang mencalonkan diri menjadi pejabat atau pemimpin beberapa kali datang ke Sendang Mas. Selain untuk mendapatkan air, mereka pengin mendapatkan berkah dari air tersebut.

“Ya ada sejumlah petinggi yang datang saat mereka pengin mencalonkan diri,” lanjut Triyono.

Nggak disangka ya, ada sebuah mata air yang berusia ratusan tahun dan masih awet hingga sekarang. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024