BerandaTradisinesia
Sabtu, 17 Mei 2024 17:00

Sarat Sejarah, Vihara Sima 2500 Jadi Start 'Thudong' ke Candi Borobudur

Para biksu yang melakukan ritual thudong tengah melintasi perbukitan kassap di Kelurahan Pundakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Bertolak dari Vihara Sima 2500 yang sarat sejarah bagi umat Buddha di Indonesia, sebanyak 43 biksu melakukan 'thudong' atau berjalan kaki menuju puncak perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur.

Inibaru.id - Rombongan biksu yang berasal dari Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia kembali melakoni ritual "thudong" atau berjalan kaki dalam rangka menyambut perayaan Tri Suci Waisak menuju Candi Borobudur, Kamis (16/5/2024) pagi.

Berbeda dengan tahun lalu yang start dari Jakarta, kali ini mereka mengawalinya dari Kota Semarang. Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Wungkal Kassap di Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik dipilih sebagai lokasi pemberangkatan lantaran dianggap sarat akan sejarah bagi umat Buddha.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia Bhikhu Khemacaro Mahathera. Menurutnya, Vihara Sima 2500 adalah cikal bakal tegaknya ajaran buddhisme di Indonesia pasca-kemerdekaan.

"Vihara ini adalah tempat penasbihan biksu. Dari sinilah kemudian banyak biksu lahir dan menyebar di seluruh Tanah Air," ungkap Khemacaro menjelang keberangkatan para biksu.

Mayoritas dari Thailand

Para biksu sesekali melempar senyum kepada masyarakat saat melakukan thudong. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Khemacaro memaparkan, tahun ini ada 43 biksu yang berencana melakukan ritual thudong menuju pusat perayaan Tri Suci Waisak yakni di Candi Borobudur. Mayoritas pejalan kaki berasal dari Thailand, sebanyak 40 orang. Sisanya adalah dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

"Mereka (biksu thudong) adalah orang-orang yang menjalankan hidup berjalan. Istilah lainnya yakni mereka sedang berlatih melepaskan diri dari hal-hal yang bersifat keduniawian," tuturnya.

Dia menambahkan, biksu yang menjalani thudong saat ini nggak sama dengan yang tahun lalu melakoni ritual serupa. Namun begitu, tujuan mereka sama. Selain beribadah, thudong juga membawa misi menabur benih perdamaian dan toleransi di tiap tempat yang mereka lewati.

"Indonesia adalah negara yang sangat ramah terhadap Buddha. Setiap jengkal kaki yang mereka langkahkan, para biksu ini mendoakan agar Indonesia menjadi negara yang nyaman untuk semua pemeluk agama," serunya.

Pelepasan biksu thudong di Vihara Sima 2500 mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat setempat. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Sehari sebelum pemberangkatan, para biksu yang telah tiba di Semarang terlebih dahulu disambut di Vihara Buddhadipa, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati. Mereka kemudian melakukan peribadatan bersama sejumlah tokoh lintas agama.

Koordinator Kegiatan Biksu Thudong di Semarang Wahyudi Santiphala mengatakan, ritual thudong sudah tepat kalau dimulai dari Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, karena di situlah satu-satunya sima di Nusantara. Maka, bagi umat Buddha, tempat tersebut memang istimewa.

"Di Islam, Vihara Sima mungkin seperti Masjid Walisongo pertama. Kalau di Katolik setara Sendang Sono pertama," paparnya.

Wahyudi memprediksi, thudong menuju Candi Borobudur akan memakan waktu 5-6 hari. Mereka bakal menempuh rute melewati Ungaran, Ambarawa, Temanggung, lalu berakhir di Magelang. Selama dalam perjalanan, mereka kemungkinan akan mampir dan menginap di beberapa vihara di Temanggung.

Baiklah, selamat jalan! Kalau kebetulan bertemu para biksu ini, jangan lupa kasih senyum termanismu ya, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: