Inibaru.id – Pelbagai tradisi nenek moyang hingga kini masih eksis dan dilakukan masyarakat Indonesia di kehidupan sehari-hari mereka. Tak hanya sekadar menghormati, mereka juga percaya bahwa tradisi ini harus dijalankan sepenuh hati sehingga setiap langkahnya nggak boleh terlewat satupun. Nah salah satu yang masih sering dilakukan tersebut adalah ritual-ritual Jawa.
Beragam jenis ritual kebudayaan ini dilakukan dengan iringan rasa syukur serta harapan masa depan yang lebih cerah. Apa saja sih ritual-ritual itu?
Potong Tumpeng
Potong tumpeng biasa diadakan sebagai tanda rasa syukur atas pembukaan atau peresmian sesuatu. Dengan media nasi kuning diisi beragam lauk pauk, nasi kuning dibentuk menyerupai gunung mengerucut menjulang ke atas.
Dinamakan tumpeng karena nasi dengan lauk pauk ini adalah singkatan dari tumindak sing lempeng alias bertindak yang lurus. Keberadaan nasi tumpeng ini artinya adalah harapan bahwa hal-hal baik bakal datang menghampiri.
Sayangnya, banyak orang yang salah melakukan prosesi potong tumpeng. Tumpeng seharusnya nggak dipotong puncaknya dan kemudian diberikan kepada orang yang “paling penting” dalam acara tersebut. Seharusnya, tumpeng diambil dari bagian bawah dan dibiarkan roboh nantinya.
Sayangnya, masyarakat Indonesia meniru kebiasaan potong kue orang Barat yang biasanya dilakukan dari atas. Padahal, dengan mengeruk tumpeng dari bawah dan membiarkannya roboh, menandakan bahwa seluruh orang yang datang siap menikmati berkah dari Sang Pencipta.
Gunting Pita
Baik itu suatu peresmian suatu tempat atau bahkan perusahaan elit, ritual ini nggak pernah absen dilakukan. Beragam jenis pita yang dipotong pun beragam. Ada yang terbuat dari roncean bunga melati hingga pita asli yang cukup panjang.
Gunting pita merupakan bagian bentuk dari rasa syukur dan harapan baik di masa depan atas dimulainya suatu momen. Prosesi ini juga bisa berarti ucapan selamat dan sukes, sekaligus mengharap semua aktivitas yang dilakukan berjalan lancar tanpa hambatan.
Upacara gunting pita biasa dilakukan pada inti acara. Nah, yang jadi penggunting pita biasanya adalah pemilik atau orang yang dipercaya mengorganisir tempat baru tersebut.
Pecah kendi
Ritual pecah kendi biasa dilakukan oleh mempelai wanita yang akan melangsungkan pernikahan. Ritual dilakukan usia sang mempelai melakukan ritual siraman atau mandi kembang. Kalau yang ini sih sering kita temui pada prosesi pernikahan adat Jawa.
Orang tua calon mempelai wanita akan memecahkan kendi setelah siraman. Hal ini adalah simbol dari pecah pamor yang berarti aura anaknya akan keluar pada saat pernikahan dan akan manglingi sang calon suami dan tamu-tamu yang datang.
Manglingi adalah tanda bahwa mempelai wanita berpenampilan berbeda dari biasanya dan membuat banyak orang terkesima. Bisa diartikan, sang mempelai jadi terlihat lebih cantik. Menariknya, hal ini juga bisa berarti adanya harapan bahwa pernikahan ini akan membuka rezeki bagi pasangan.
Kamu sudah pernah melakukan atau setidaknya melihat ritual-ritual tersebut secara langsung, nggak nih, Millens? (Lip/Etn/IB31/E07)