BerandaTradisinesia
Kamis, 21 Sep 2022 09:08

Rebo Wekasan dan Mitos Sial Bulan Safar yang Pengin Dipatahkan Ulama

Ilustrasi: Tradisi Rebo Wekasan. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Rebo Wekasan merupakan istilah khusus untuk menyebut Rabu terakhir bulan Safar yang dikenal masyarakat Islam di Indonesia. Pada hari tersebut, ada mitos yang menyebut banyak penyakit dan kesialan yang turun ke bumi.

Inibaru.id – Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan menjadi salah satu tradisi yang melekat kuat pada umat Islam di Indonesia, terutama di Jawa. Arti dari istilah ini adalah Rabu terakhir di bulan Safar kalender Hijriah. Tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada hari ini, Rabu (21/9/2022).

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pada hari Rebo Wekasan, ada banyak musibah, penyakit, dan berbagai hal lain yang turun ke bumi. Hal ini membuat masyarakat melakukan kegiatan tahlilan, salat sunah, atau menggelar selamatan demi menolak bala tersebut.

Kompas, Selasa (20/9) menulis, tradisi Rebo Wekasan mulai dikenal masyarakat sejak zaman Wali Songo menyebarkan ajaran Islam di Tanah Air. Konon, pada hari itulah Nabi Muhammad SAW mulai jatuh sakit hingga kemudian tutup usia. Banyak masyarakat yang kemudian percaya bahwa pada hari tersebut, ada sekitar 500 macam penyakit yang diturunkan ke muka bumi.

Meski begitu, ada pendapat lain yang ditulis di Suara, Kamis (20/9). Kabarnya, kepercayaan bahwa bulan Safar adalah bulan yang dipenuhi dengan berbagai penyakit, kesialan, hingga bencana justru muncul pada masa jahiliyah di Tanah Arab. Bahkan, kata Safar kabarnya masih terkait dengan kata ‘shifr’ yang artinya adalah kosong.

Konon, hal ini disebabkan oleh banyaknya rumah-rumah yang kosong ditinggal warga Arab untuk berperang.

Upaya Mematahkan Mitos Bulan Safar

Tahlilan juga sering digelar saat Rebo Wekasan. (VOI/Detha Arya Tifada)

Meski dipercaya sebagian umat muslim sebagai bulan pembawa sial, ternyata sudah ada upaya dari tokoh-tokoh Islam untuk mematahkan mitos ini sejak dulu. Contohlah, CNN, Selasa (20/9) menulis ada hadis yang diriwayatkan HR Imam Al-Bukhari dan Muslim seperti sebagai berikut:

Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah). Tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.”

Suara pada Selasa (20/9) juga menulis tentang sebuah Jurnal Theologia IAIN Kudus yang menyebut bulan Safar nggak berbeda dengan bulan-bulan lainnya sehingga mitos bahwa bulan ini pembawa sial tidaklah tepat.

Tidak ada penyakit menular, tidak ada mitos, tidak ada prasangka buruk, tidak ada (keramat) bulan Safar.”

Meski telah banyak pendapat yang meminta masyarakat nggak mudah mempercayai mitos Rebo Wekasan dan citra buruk bulan Safar, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Buya Yahya punya pendapat sendiri. Baginya, sejumlah ritual yang tidak bertentangan dengan ajaran agama seperti selawat, dzikir, atau bahkan salat sunah yang dijalankan masyarakat saat Rebo Wekasan tidak apa-apa untuk dilakukan.

“Dari Nabi memang tidak ada. Cuma kalau katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran Nabi tidak bisa kita langsung dikatakan murni bid’ah,” ungkapnya di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Kalau menurut kamu, percaya nggak dengan mitos Rebo Wekasan ini, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024