BerandaTradisinesia
Kamis, 5 Okt 2022 17:05

Perjanjian Damai Syekh Subakir dengan Kiai Semar di Gunung Tidar

Gunung Tidar menjadi saksi perjanjian damai Syekh Subakir dengan Kyai Semar. (Instagram/Gunung Tidar)

Gunung Tidar yang berlokasi di dekat pusat kota Magelang menjadi saksi perjanjian damai seorang ulama untuk menyebarkan Agama Islam. Seperti apa sih sejarah dari perjanjian tersebut?

Inibaru.id – Di Magelang, kamu bisa menemukan sebuah gunung yang sangat unik karena letaknya yang berada di tengah kota. Gunung tersebut adalah Gunung Tidar. Meskipun ukurannya kecil dan tidak tinggi, Gunung Tidar merupakan tempat yang menarik. Konon, Gunung Tidar pernah menjadi tempat diadakannya perjanjian antara seorang ulama dengan raja para makhluk gaib, lo.

Dikutip dari Good News From Indonesia (3/10/2022), perjanjian damai tersebut melibatkan ulama asal Persia bernama Syekh Subakir dan Kyai Semar yang dipercaya sebagai penguasa tanah Jawa. Ceritanya, dulu Pulau Jawa masih berupa hutan belantara angker yang dipenuhi makhluk halus dan jin-jin jahat. Kemudian, pada tahun 1404 Masehi, Syekh Subakir diutus secara khusus untuk menangani masalah-masalah gaib yang dinilai menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa.

Sesampainya Syekh Subakir di Nusantara, sang ulama langsung bisa menebak penyebab utama kegagalan para ulama pendahulu dalam menyebarkan Islam. Menurutnya, para jin yang menguasai Jawa bisa mengubah wujudnya menjadi ombak besar yang menenggelamkan kapal. Nggak hanya itu, para Jin juga bisa berubah wujud menjadi hewan buas yang mencelakakan para ulama terdahulu.

Menurut juru kunci Gunung Tidar Sumarlan, Kyai Semar adalah ciptaan Tuhan yang diutus untuk memomong Tanah Jawa sampai 1100 tahun. Dia pun nggak mudah menerima kedatangan orang baru yang ingin mengubah Jawa. Karena itulah, Kyai Semar dan Syekh Subakir kemudian berperang.

Makam Syekh Subakir di puncak Gunung Tidar. (Instagram/Chandra Irawan)

Karena sama-sama sakti, dalam peperangan itu nggak ada yang kalah ataupun menang. Keduanya pun kemudian memutuskan untuk membuat perjanjian damai.

Proses perjanjian damai ini diawali dengan Syekh Subakir menjelaskan niatannya untuk menyebarkan agama Islam kepada Kyai Semar. Siapa sangka, ternyata niatan Syekh Subakir diterima baik oleh Kyai Semar.

Setelah itu, Syekh Subakir diajak ke padepokan agung milik Kyai Semar di Alas Purwo. Di sana, Syekh Subakir diminta untuk mengubah dua sumur yang berbau busuk menjadi wangi. Kalau berhasil, Kyai Semar dan para dedemit nggak akan tinggal di Pulau Jawa dan pindah ke Pantai Selatan.

Syekh Subakir menerima permintaan yang diajukan oleh Kyai Semar. Dengan bantuan tombak pusaka bernama Kyai Sepanjang, ia mengubah air sumur dengan membacakan doa-doa ayat Al-Quran, As Sunnah, serta berdzikir menyebut nama Allah. Sayangnya, Syekh Subakir hanya mampu membuat satu sumur menjadi harum, sedangkan yang satunya tetap berbau busuk.

Meski begitu, hal itu ternyata sudah cukup. Setelah Syekh Subakir melantunkan doa-doa, para dedemit mengaku takluk dan menyingkir dari Gunung Tidar.

Setelah itu, Syekh Subakir memilih Gunung Tidar sebagai tempat berdakwah.

Kini, di atas puncak Gunung Tidar, kamu bisa menemukan makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, dan Kyai Semar yang sering dikunjungi para peziarah dari berbagai kota sepanjang tahun, Millens. (Fatkha Karinda Putri/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024