BerandaTradisinesia
Kamis, 7 Agu 2019 13:00

Perang Obor Jepara: Bukan Kesumat, Tapi Saling Merawat

Sesepuh desa sedang membawa obor. (Inibaru.id/ Pranoto)

Yang namanya perang, lazimnya akan menimbulkan kebencian bahkan dendam kesumat. Namun, perang yang satu ini justru berbeda. Perang Obor, namanya.

Inibaru - Perang Obor adalah ritual khas yang hanya ada di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kegiatan ini rutin digelar satu tahun sekali, dan menjadi ajang tolak bala, sekaligus penarik wisatawan, yang sudah kondang ke seantero nusantara, lo. Seperti yang terjadi pada Senin (5/8), ritual Perang Obor kembali digelar, mulai pukul 19.30 WIB.
 
Acara dimulai dari kediaman Kepala Desa Tegalsambi Agus Santoso. Nampak sebuah cobek dari tanah liat berisikan kembang setaman, berikut kemenyan dibawa oleh seorang perangkat desa. Di kanan kiri, ada sosok pembawa obor diikuti Kebayan Leger yang membawa dua pusaka kepunyaan desa.
 
Lalu rombongan tersebut berjalan kaki sekitar 500 meter menuju sebuah simpang jalan (perempatan) desa, yang konon menjadi cikal bakal terjadinya kisah Perang Obor.
 
Di sana doa dilantunkan dan sesaji dalam wadah cobek tanah liat dibakar. Setelah itu, obor yang terbuat dari pelepah kelapa dan dibalut daun pisang kering setinggi lebih kurang 2 m disulut. Barulah diikuti obor-obor lain ikut disulut.
 
Seorang perangkat desa membawa cobek tanah liat, yang digunakan untuk menyulut api. (Inibaru.id/ Pranoto)
 
Pada kesempatan itu, dilakukan juga penyulutan obor secara simbolis oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara Zamroni Leztiaza.
 
Setelah itu, sejumlah 400 batang obor kemudian mulai satu persatu disulut. Perang dimulai. Perang Obor 2019 diikuti oleh 40 peserta laki-laki. Ada syarat khusus untuk dapat ikut.
 
"Yang pertama berani, bernyali dan tidak boleh sama sekali dendam setelah acara," tegas Kepala Desa Tegalsambi Agus Santoso.
 
Benar saja, setelah dibuka secara resmi para peserta larut dalam peperangan. Ada lawan dan ada kawan. Begitu seorang musuh mengangkat tinggi Obor, yang lain menyongsong, lalu saling beradu Obor. Braaak!!!
 
Obor yang mengenai badan peserta seketika memercikan api dan debu. Penonton bersorak...hey...hey...hey....
 
Begitulah suasana perang Obor setiap tahun. Meskipun terlihat berbahaya, namun banyak yang menonton, dari jarak dekat.
 
Lalu sakitkah bila terkena percikan api?
 
Ya jelas sakit, Millens! Rasanya panas sekaligus pedih di mata. Namun tenang, panitia telah menyediakan ramuan tradisional terbuat dari minyak kelapa murni, yang telah direndam selama setahun menggunakan berbagai rupa bunga. Khasiatnya, menyembuhkan luka bakar.
 
Para peserta, setelah berperang biasanya akan langsung membalurkan minyak itu ke tubuh mereka. Mereka, baik lawan ataupun kawan, mengambil minyak dari satu wadah yang sama.
 
"Tidak ada dendam, karena ini sudah menjadi tradisi," ucap Rifki, seorang peserta Perang Obor, sambil menyungging senyum.
 
Menarik juga ya, Millens. Kamu sudah pernah nonton langsung belum? (Pranoto/E05)
 
 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: