BerandaTradisinesia
Kamis, 27 Jan 2021 19:14

Penamaan Purbalingga, Berkaitan dengan Istilah 'Lingga' Batara Siwa?

Ada beberapa versi tentang asal nama Purbalingga. Salah satunya adalah dari kata 'lingga' yang berkaitan dengan alat kelamin. Benarkah? (javatravel.net)

Dalam Hindu, 'lingga' adalah simbol kesuburan berbentuk objek tegak berdiri yang merupakan perwujudan alat kelamin Dewa Siwa. Sementara, dalam bahasa Sanskerta, 'purba' berarti kuno atau lampau. Namun, apakah Purbalingga berkaitan dengan istilah itu?

Inibaru.id – Sebagian masyarakat Jawa Tengah, khususnya yang tinggal di bagian selatan kerap menjadikan Purbalingga, salah satu kabupaten yang bersebelahan dengan Banyumas, sebagai guyonan. Mereka bilang, kota penghasil knalpot dan bulu mata itu berarti "alat kelamin lelaki zaman bahela".

Dalam bahasa Sanskerta, "purba" berarti kuno atau bahela, sedangkan lingga adalah alat kelamin laki-laki. Kalau digabungkan, guyonan itu memang ada benarnya. Namun, jika menilik lebih jauh, tentu saja penamaan tersebut tentu saja nggak cuma "alat kelamin purba".

Perlu kamu tahu, dalam ajaran Hindu, lingga adalah objek pemujaan berbentuk tegak yang biasanya disebut siwalingga atau alat kelamin Batara Siwa, satu dari tiga dewa utama.

Purbalingga dan Lingga Purba

Situs purbakala lingga-yoni di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. (Lesta1690.blogspot)

Lingga adalah lambang kesuburan, yang juga berarti purusa atau jiwa, sang penyebab sesuatu. Nah, lawannya adalah yoni, simbol alat kelamin perempuan yang berarti pradana atau raga. Dalam Hindu, yoni merupakan wadah, perwujudan dari istri (sakti) Batara Siwa.

Di Purbalingga, bukan hal yang sulit untuk menemukan situs lingga-yoni itu, di antaranya di Kecamatan Karangmoncol, Kutasari, dan Kemangkon. Kota kelahiran Jenderal Soedirman itu bahkan diduga menjadi tempat tinggal manusia purba, yakni hunian pertama ras Austronesia.

Maka, bukan nggak mungkin kalau Purbalingga diambil dari kata "lingga purba" lantaran di kota tersebut banyak terdapat lingga yang berusia purba.

Kiai Purbasena dan Linggasena

Desa Wisata Karangbanjar di Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. (Instagram/tentang_fendy)

Selain versi lingga purba, ada pula cerita lain tentang penamaan Purbalingga, yang berkaitan dengan kisah rakyat yang cukup melegenda di sana, yakni Kiai Purbasena dan Linggasena. Masyarakat percaya, kedua kiai itulah pendiri Purbalingga.

Kendati nggak terdapat sumber yang cukup meyakinkan, warga setempat sangat percaya bahwa nama Purbalingga diambil dari penggabungan nama Purbasena dan Linggasena lantaran merekalah yang membabat alas dan menjadikannya sebagai cikal bakal tanah Purbalingga.

Tiap tahun, pada perayaan hari jadi Kabupaten Purbalingga yang jatuh pada 19 Desember, pemkab setempat selalu melakukan kirab pusaka berupa tiga bilah tombak dan keris yang diyakini merupakan gaman dari kedua kiai tersebut.

Perang Mangkubumen dan Kiai Arsantaka

Tempat wisata menawan di Kutabawa Flower Garden di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. (Instagram/wisnudrone)

Kemudian, dari bukti tertulis, Purbalingga telah disebutkan dalam empat kitab, yakni pada Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas, dan Babad Jambukarang. Nama Purbalingga sudah dikenal sejak abad ke-18, seiring dengan Perang Mangkubumen antara Mangkubumi dengan Pakubuwono II.

Perang Jenar, bagian dari Perang Mangkubumen, memunculkan satu sosok bernama Kiai Arsantaka, anak Bupati Onje II yang semasa muda bernama Arsakusuma. Tokoh yang nantinya menurunkan para bupati Purbalingga itu berperang di bawah kadipaten Banyumas yang masuk kekuasaan Surakarta, yang dipimpin Pakubuwono II.

Lantaran dianggap berjasa, Adipati Banyumas R Tumenggung Yudanegara mengangkat Kiai Arsayuda, anak Kiai Arsantaka, sebagai menantu. Arsayuda lalu diangkat menjadi Tumenggung Karangwelas, wilayah kekuasaan Banyumas, dan bergelar Raden Ngabehi Dipoyudo III.

Atas saran Kiai Arsantaka yang menjadi penasehat, pusat pemerintahan Karangwelas dipindahkan ke Desa Purbalingga. Pasca-Perang Diponegoro 1830, seluruh wilayah mancanegara (yang belum masuk kekuasaan Belanda) Surakarta, mengalami "penataan" dan menjadi bagian dari Hindia-Belanda, termasuk Purbalingga.

Purbalingga di bawah kekuasaan Belanda dipimpin oleh Raden Tumenggung Dipokusumo II. Tampuk kekuasaan kemudian berpindah sebanyak enam kali hingga Indonesia merdeka.

Wah, sejarah yang panjang ya, Millens! Kamu sudah tahu tentang sejarah di kotamu sendiri belum, nih? (Pur/IB09)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: