BerandaTradisinesia
Senin, 19 Nov 2017 15:01

Panji, Cerita Lokal yang Dikenal Dunia

Lukisan mural yang digambar pada ubin di dinding Teater IMAX Keong Emas, TMII Jakarta. Lukisan itu menggambarkan sosok Panji Asmarabangun dan bawahannya yang tengah mencari istrinya yang hilang, Dewi Sekartaji. (blog.sekartaji.com)

Cerita Panji menunjukkan kebangkitan Sastra Jawa yang sebelumnya didominasi epos legendaris India, yakni “Ramayana” dan “Mahabarata”.

Inibaru.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana menyelenggarakan Festival Panji Internasional tahun depan. Festival tentang Cerita Panji itu akan dipusatkan di Kediri, kota yang diyakini sebagai lokasi awal kisah legendaris abad ke-13 tersebut.

Sejak ditetapkan sebagai warisan dunia dari Indonesia versi UNESCO pada 31 Oktober lalu, Cerita Panji memang kian mendapat perhatian masyarakat, juga pemerintah. Tak sedikit festival di Indonesia yang mengangkat cerita yang telah berkembang hingga ke sejumlah negara di Asia ini.

Dilansir dari Antaranews, Sabtu (18/11/2017), kumpulan cerita yang menandai kebangkitan sastra Jawa setelah dibayangi epos besar dari India, Ramayana dan Mahabharata yang masuk pada abad ke-12.

Seiring dengan membesarnya kerajaan itu, kumpulan kisah Panji pun menyebar ke berbagai daerah, mulai dari Bali, Lombok, hingga Sulawesi Selatan. Menurut mantan Mendikbud, Wardiman Djojonegoro, cerita itu lalu menyeberang ke Malaysia dan Thailand.

Baca juga:
Ketika Apem Ditanam di Tanah Sawah
Ritus Suku Saghe Menyambut Kedatangan Imam Baru

“Di Malaysia namanya hikayat. Sementara di Thailand, namanya Inao," ungkap Wardiman, seperti dilansir dari BBC Indonesia (20/8).

Roger Tol, peneliti dari Universitas Leiden, Belanda, merupakan salah satu sosok yang meneliti naskah-naskah kuno tentang Panji. Menurutnya, lima manuskrip cerita Panji saat ini terdapat di Perpustakaan Negara, Malaysia; satu naskah di Perpustakaan Kamboja; 76 naskah di Perpustakaan Nasional, Indonesia; dan 250 naskah di Perpustakaan Leiden, Belanda.

Naskah-naskah ini ditulis dalam bahasa setempat. Di Indonesia, misalnya, ada dalam bahasa Bugis, Jawa Kuno, dan Aceh. Kemudian bahasa Khmer di  Kamboja dan bahasa Melayu di Malaysia.

“Naskah tertua yang kami temukan berangka tahun 1725, bahannya daun lontar,” terang Tol.

Kepahlawanan

Cerita Panji umumnya didominasi kisah kepahlawanan dan percintaan. Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah Raden Inu Kertapati atau Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana.

Tokoh lain yang juga ada dalam cerita Panji, antara lain, Panji Semirang, Klana Sewandana, Ragil Kuning (Dewi Onengan), Gunung Sari, Panji Sinom Pradapa, Panji Brajanata, Panji Kartala, Panji Handaga, Panji Kalang, Klana Jayapuspita, Wirun, Kilisuci, Resi Gatayu, Jayalengkara, dan lain sebagainya.

Baca juga:
Soya Soya, Tari Pemantik Semangat Prajurit Ternate
Jepara Gelar Odolan untuk Lestarikan Budaya

Cerita yang banyak dipentaskan dalam bentuk tari ini telah berkembang dalam beragam versi. Keong Mas, Ande-ande Lumut, dan Golek Kencana bahkan diyakini sebagai semacam spin-off Panji. Berbagai versi cerita itu menyebar di beberapa tempat di Nusantara, mulai Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, hingga Filipina.

Untuk memudahkan, berbagai versi cerita ini kemudian dimasukkan dalam satu kategori yang disebut Lingkup Panji (Panji cycle).

Di Jawa, Cerita Panji digunakan dalam pertunjukan Wayang Gedog. Sedangkan di Bali, cerita yang di sana dikenal sebagai Malat itu juga menggunakan lakon Panji dalam pertunjukan Arja. Sementara di Kalimantan, Panji juga menjadi bagian dari tradisi Suku Banjar.

Panji juga cukup dikenal di luar negeri. Thailand memiliki seni pertunjukan klasik "Inao" yang berasal dari nama "Inu", sementara Kamboja memiliki "Eynao" yang juga berakar dari kisah klasik yang mulai berkembang di Kediri tersebut. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024