Inibaru.id – Dolanan anak tradisional mulai menghilang dari peredaran. Permainan yang banyak mengandalkan kolektivitas itu mulai tak dikenal kaum millenial. Keberadaannya tergantikan oleh permainan modern seperti video games, mobil ber-remote control, atau bahkan smartphone.
Namun begitu, usaha mempertahankan kekayaan budaya kita tersebut bukannya tak pernah dilakukan. Salah satu daerah yang terus berjuang melestarikannya adalah Kabupaten Jepara melalui Rumah Belajar Ilalang.
Baca juga: Jazz Mengalun dari Telaga Ngebel Ponorogo
Bertempat di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, mereka kembali menyelenggarakan Olimpiade Dolanan Anak (Odolan) pada Jumat-Minggu (20-22/10/2017).
Sebagaimana diberitakan Antara, Sabtu (21/10/2017), Ketua Panitia Olimpiade Dolanan Anak 2017 Hasan mengungkapkan, tahun ini merupakan tahun kelima pelaksanaan Olimpiade Dolanan Anak. Namun, berbeda dari sebelumnya, penyelenggaraan tahun ini juga disertai berbagai kegiatan lain.
“Tahun ini juga banyak workshop untuk anak-anak, seperti mendongeng, membatik, tindes art, dan financial literacy kids," ulasnya.
Selain itu, ada juga turnamen gobak sodor, diskusi komunitas, jazz lumpur, bazar komunitas, swakarya, bazar kuliner, gojek bocah, dan kandang dolanan. Semuanya dirangkai dalam satu tema “Alam Raya Sekolahku, Semua Orang Itu Guru”.
Selain menggandeng komunitas seni yang ada di Jepara, kata dia, Rumah Belajar Ilalang Jepara juga melibatkan beberapa komunitas serta relawan yang telah bergabung dari berbagai daerah seperti dari Jember, Surabaya, Jombang, Madiun, Yogyakarta, Semarang, dan Kudus.
"Pada hari pertama, Jumat (20/10) ada kunjungan ke kantor pajak bersama anak-anak. Mengenalkan profesi pegawai pajak dan manfaat pajak bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Sedekah Bumi dan Makan Bersama dalam Garebeg Suran
Apresiasi Pemda
Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara, Sholih, pada kunjungannya, Sabtu (21/10), berharap ajang ini bisa menjadi upaya pengenalan kepada anak agar permainan tradisional tetap lestari karena ada usaha regenerasi dari orang tuanya.
"Semua orang perlu terlibat dalam upaya melestarikan, mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak yang mengangkat kembali permainan anak tradisional agar tidak kalah bersaing dengan mainan modern," kata dia.
Sholih berharap, orang tua tidak membiarkan anaknya terlalu bergantung pada game daring atau gawai yang cenderung pasif dan dapat mengganggu kesehatan mata.
Atas nama Pemda, ia mengaku apresiatif atas upaya dan inisiatif Rumah Belajar Ilalang yang bersedia melestarikan permainan tradisional anak. (GIL/SA)