BerandaTradisinesia
Rabu, 21 Nov 2017 15:59

Pandapotan Nasution, Pemangku Adat untuk Pernikahan Kahiyang-Bobby

Pandapotan Nasution, pemangku adat Mandailing di Jakarta, Rabu (25/10/2017). (Wisnu Agung Prasetyo/Beritagar.id)

Rangkaian kesakralan pernikahan Kahiyang-Bobby dalam tradisi Mandailing bakal berada dalam tangan Pandapotan Nasution, sang pemangku adat Mandailing.

Inibaru.id Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution ikut memoncerkan nama Pandapotan Nasution. Dia adalah pemangku adat yang akan memimpin upacara pernikahan adat Mandailing untuk Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.

Beritagar.id (19/11/2017) menulis, Pandapotan Nasution yang memiliki gelar Patuan Kumala Pandapotan ini merupakan generasi ke-16 Nasution.

Selain aktif menjabat sebagai pemangku adat, lelaki yang akrab disapa Pandapotan ini merupakan pendiri tabloid Sinondang Mandailing yang edisi perdananya terbit pada 2007.

Tabloid terbitan Medan, Sumatera Utara yang kini berganti format menjadi majalah tersebut memiliki fokus dalam ulasan soal adat budaya, bahasa, pertuturan, kuliner hingga masyarakat Mandailing terkini.

Baca juga:
Kala Jokowi Berkurban “Anak Ayam” untuk Kahiyang
Tiga Adat Klasik Jawa dalam Pernikahan Kahiyang

"Majalah ini sudah cukup lama. Dulunya tabloid, tapi ndak lagi, sekarang sudah ganti jadi majalah," jelas Pandapotan dalam wawancara dengan Beritagar.id.

Lelaki berusia 80 tahun ini juga pernah aktif dalam dunia politik. Dia pernah menjabat sebagai salah satu anggota DPR dari Fraksi Golkar mulai 1992 hingga era reformasi sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali menetap di Medan.

Kini dia sedang membantu Pemkab Mandailing Natal dan Dinas Pendidikan & Kebudayaan untuk melaksanakan acara pelatihan terhadap guru-guru tingkat sekolah menengah, khususnya guru sejarah. Kepada mereka Pandapotan mengajarkan tentang adat budaya Mandailing Natal sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah.

Tujuannya agar generasi muda tak buta dan kehilangan arah akan adat budaya daerahnya sendiri.

Di pernikahan Kahiyang dan Bobby dalam adat Mandailing, lelaki yang memiliki empat orang anak dan 12 cucu ini akan memimpin jalannya upacara adat. Itu dimulai dari penyambutan Kahiyang (haroan boru), pemberian marga (mangalehan marga), pemotongan kurban (manalpokkon lahan ni horja) hingga ke acara puncak berupa penyambutan ayah dari Kahiyang Ayu, Presiden Joko Widodo.

Di beberapa daerah di Indonesia, peran pemangku adat memang masih begitu penting. Contohnya di Bali. Pemangku adat di sini memiliki tugas yang cukup beragam; mulai dari menjaga hubungan antara masyarakat adat dan Sang Pencipta, masyarakat dengan sesamanya, hingga menjaga benda-benda pusaka adat.

Baca juga:
Arti Hari Pernikahan Kahiyang dalam Almanak Jawa
Ngunduh Mantu, Tujuh Kereta Kencana Plus Kusirnya Diboyong Jokowi ke Medan

Di Bali, para pemangku atau disebut pinandita juga dituntut untuk memberikan tuntunan tata susila kepada umatnya.

Di Kampung Naga, Jawa Barat, pemimpinnya disebut kuncen. Meskipun menjabat sebagai pemangku adat, tetapi di masyarakat kuncen tetap akan bermusyawarah dengan ketua RT, RW dan sebagainya untuk menghasilkan keputusan yang dapat diterima semua warga, demokratis, dan terbuka.

Mirip seperti yang berlaku di beberapa daerah lainnya, pengangkatan pemangku adat di Mandailing dilakukan dengan pengukuhan. Acara pengukuhan ini biasanya dilakukan oleh raja dan dihadiri oleh raja-raja dari seluruh Nusantara.

Adapun alasan seseorang diangkat menjadi pemangku adat ialah karena ia dianggap dapat bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kelak. Dalam menjalankan tugasnya, pemangku adat akan berkoordinasi dengan lembaga adat, menerima tanggung jawab tertinggi pada hal-hal yang berhubungan dengan pengaturan harmonisasi kehidupan sosial dan religius, sehingga kehidupan warga masyarakatnya dapat berlangsung dengan tertib. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024