BerandaTradisinesia
Kamis, 1 Jun 2022 12:16

Mitos Warga Bojonegoro dan Cepu Dilarang Mendaki Gunung Lawu

Mitos warga Cepu dan Bojonegoro dilarang mendaki Gunung Lawu. (Medcom/Antara Foto/Fikri Yusuf)

Ada mitos Gunung Lawu yang dipercaya hingga sekarang, yakni warga Bojonegoro dan Cepu dilarang mendakinya. Kabarnya, hal ini terkait dengan kisah Raja Brawijaya saat memerintah Majapahit dulu.

Inibaru.id – Gunung Lawu cukup populer di kalangan pendaki gunung. Jalur yang menantang sekaligus pemandangan yang indah jadi alasannya. Tapi, ada mitos yang menyebut warga Bojonegoro dan Cepu dilarang mendaki Gunung Lawu. Kalau melanggar, kabarnya mereka bakal kena musibah.

Cepu adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Tapi, kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Jadi, meski beda provinsi, warga dari dua tempat ini secara wilayah bertetangga.

Lantas, apa alasan warga dari dua daerah ini sampai nggak boleh naik ke Gunung Lawu? Nah, Kepala Dusun Cemoro Sewu di Desa Sarangan, Magetan, Agus Suwandono menjelaskan soal mitos ini. Ceritanya, pada 1400 M, Prabu Brawijaya yang kala itu jadi Raja Majapahit adu kesaktian dengan pemimpin wilayah Bojonegoro dan Cepu.

“Mitosnya dalam legenda pemimpin Cepu dan Bojonegoro dikalahkan Brawijaya, Raja Majapahit yang bertapa di Gunung Lawu,” ungkap Agus, Kamis (12/11/2020).

Mitos ini masih dipercaya banyak orang. Apalagi, ada kasus yang membuktikannya.

“Dulu waktu kebakaran yang meninggal orang Jakarta, tapi setelah ditelusuri punya silsilah keturunan dari Cepu,” lanjut Agus.

Cemoro Sewu, salah satu jalur pendakian Gunung Lawu. (Medcom/Antara/Siswowidodo)

Kepala Resort Pemangkuah Hutan (RPH) Sarangan KPH Lawu Kholil mengaku tahu dengan mitos ini. Bahkan, ada yang menyebut mitos larangan mendaki Gunung ini lebih luas karena diperuntukkan bagi warga Blora, Tuban, dan Bojonegoro. Meski begitu, dia lebih memilih untuk mengingatkan semua pendaki, dari manapun asalnya, untuk selalu berniat baik saat mendaki sehingga bisa selamat.

“Kalau niatnya baik, InsyaAllah juga baik, tidak ada musibah,” sarannya.

Yang menarik, selain mitos ini, ada dua mitos lain yang juga berlaku bagi para pendaki di Gunung Lawu. Mitos tersebut terkait dengan pakaian yang dikenakan pendaki. Jadi ya, mereka nggak boleh memakai pakaian dengan warna hijau dan pakaian dengan motif mrutu sewu.

Kalau soal warna hijau, larangan ini karena warna baju mirip dengan dedaunan. Jadi, andai pendaki terpisah, bakal sulit untuk ditemukan. Hal yang serupa berlaku dengan pakaian dengan motif mrutu sewu. Soalnya, motif ini akan membuat pakaiannya seperti ‘menyatu’ dengan kondisi pepohonan di sekitarnya.

“Itu menurut filosofi tradisional. Sebenarnya kalau soal percaya tidak percaya, tapi secara logika misalnya tidak boleh pakai motif mrutu sewu. Itu nanti kalau dia agak jauh dari teman-temannya nggak bisa kelihatan. Secara logika masuk akal. Ya ada yang percaya kalau itu nggak bagus untuk naik gunung,” saran Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Karanganyar Titis Sri Jawoto, November 2021.

Hm, menarik juga mitos-mitos Gunung Lawu ini, ya Millens? (Sol,Det/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024