Inibaru.id – Kalau kamu naik ke puncak gunung, pasti nggak akan menyangka bakal ada warung atau bahkan penjual makanan. Namun, di dekat dengan puncak Gunung Lawu, kamu bahkan bisa menemukan warung permanen yang bisa jadi pelampiasan rasa lapar para pendaki. Siapa sih yang menjaga warung ini?
Bagi para pendaki, apalagi yang sering naik Gunung Lawu, pasti sudah akrab dengan Warung Mbok Yem. Mbok Yem yang bernama asli Wakiyem ini bahkan sudah dianggap sebagai "penunggu" legendaris gunung yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini. Ibu dari empat anak ini nggak hanya membuka warung, melainkan juga tinggal di dekat dengan Puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi gunung dengan ketinggian 3265 mdpl ini.
Mbok Yem mengaku sudah lebih dari 20 tahun membuka warung di lokasi yang sangat nggak biasa tersebut. Bahkan, meski kini suaminya sudah tutup usia, dia bertahan di sana.
Lantas, apakah Mbok Yem nggak pernah turun gunung? Dia mengaku setidaknya turun gunung tiga kali saja setahun. Satu hal yang pasti, Mbok Yem akan turun saat perayaan hari besar dan hajatan keluarganya.
Saat ditanya dari mana sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, Mbok Yem mendapatkannya di Sendang Drajat yang ada di dekat Basecamp Pos 5. Kalau dari warungnya, Mbok Yem hanya perlu jalan kaki sekitar 10 menit.
Nah, dari mana Mbok Yem mendapatkan listrik? Ternyata, di Warung Mbok Yem ada panel surya yang membuatnya bisa menikmati cahaya lampu di malam hari, menanak nasi, dan melihat televisi. Tapi, panel surya ini baru bisa dia nikmati dalam setahun terakhir. Sebelumnya, Mbok Yem memakai genset.
Jadi, kalau kamu mendaki Gunung Lawu dan kelaparan atau lelah, nggak perlu khawatir, Millens. Singgah saja di Warung Mbok Yem, warung tertinggi di Indonesia. Di sini, kamu bisa menikmati makanan seperti soto, nasi pecel yang legendaris, dan minuman yang bisa menghangatkanmu di suhu puncak gunung yang sangat dingin. (Hip/IB09/E05)