BerandaTradisinesia
Rabu, 11 Jun 2019 13:09

Mengenal Sesaji Rewanda, Tradisi Memberi Makan Monyet Pasca-Lebaran

Arak-arakan Gunungan buah yang akan dibawa menuju Goa Kreo. (Inibaru.id/ Audrian F)

Berpaut pada perjalanan Sunan Kalijaga hingga tercipta Goa Kreo, Sesaji Rewanda menjadi tradisi tahunan yang dikelar warga setempat, yakni di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Tradisi yang digelar menjelang Syawal ini bahkan saat ini menjadi salah satu ikon pariwisata Kota Atlas.

Inibaru.id - Gunungan berisi nasi bungkus setinggi lebih dari dua meter di pelataran Goa Kreo itu tandas dalam sekejap pada gelaran Sesaji Rewanda, Minggu (9/6/2019). Perhelatan tahunan itu memang selalu disambut meriah. Konon, ada berkah dalam nasi berbungkus daun jati yang disajikan untuk warga tersebut.

Digelar di Goa Kreo, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, tradisi tahunan untuk menyongsong Syawal dalam penanggalan Islam itu sejatinya diperuntukan bukan untuk manusia, melainkan monyet. Dalam bahasa Sansekerta, rewanda memang berarti monyet.

Selain gunungan nasi, masyarakat juga menyajikan tiga gunungan lain, salah satunya adalah gunungan yang terdiri atas buah dan sayur. Nah, gunungan inilah yang diperuntukkan bagi monyet berekor panjang yang banyak mendiami hutan Goa Kreo.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perhelatan kali ini pun disambut oleh antusiasme warga. Ribuan penonton memadati lokawisata yang menjadi ikon pariwisata di Semarang tersebut.

Gelaran diawali dengan arak-arakan sepanjang 800 meter dari Kampung Kandri ke Goa Kreo. Barisan terdepan terdiri atas empat orang berkostum monyet dengan warna berbeda: merah, putih, hitam dan kuning.

Mengawali berdoa sebelum memulai arak-arakan agar diberi keselamatan.(Inibaru.id/ Audrian F)

Di belakang barisan para "monyet", ada rombongan penandu replika kayu jati beserta pemeran Sunan Kalijaga dan para pengikutnya. Terakhir, ada barisan para penari dan pembawa empat gunungan, yakni gunungan nasi golong, gunungan buah, gunungan hasil alam, dan gunungan kupatan.

Gunungan nasi golong yang dibungkus daun jati biasanya berisi nasi, sayur, dan lauk berupa tahu-tempe. Masyarakat menyebutnya sega kethek. Kemudian, gunungan buah disajikan untuk monyet.

Sementara, gunungan hasil alam terdiri atas hasil bumi masyarakat Kandri. Ini merupakan wujud syukur mereka kepada Tuhan. Terakhir, gunungan kupatan terdiri atas lepet dan ketupat, menjadi simbol perayaan Idulfitri yang jatuh pada 1 Syawal.

Agus Muryanto, Lurah Desa Kandri, pada sambutannya mengungkapkan rasa syukurnya karena masih bisa terus mengembangkan tradisi ini.

“Ritual ini selain kami persembahkan untuk monyet-monyet yang ada di sini agar lebih tentram dalam menjalin kehidupan bersama, juga untuk mensyukuri atas apa yang sudah dilimpahkan oleh Allah SWT kepada alam yang subur dan lestari,” ujar Agus.

Gunungan buah-buahan akan diberikan ke monyet-monyet penghuni Goa Kreo.(Inibaru.id/ Audrian F)

Setelah gunungan tersebut diarak di pelataran Goa Kreo. Masyarakat disuguhi penampilan tari-tarian yang terdiri atas tari Gambyong, Semarangan, dan wanara yang dimainkan oleh anak-anak setempat.

Sebagai pemungkas, pengunjung kemudian diajak menyaksikan gunungan buah-buahan yang disajikan untuk para monyet. Sayang, para monyet tampak kurang bernapsu menyerbu buah-buahan, mungkin karena mereka sudah diberi makan para pengunjung sebelumnya.

Duh, bayangin monyet-monyet itu malu-malu mengambil buah, lucu banget, Millens! (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: