BerandaTradisinesia
Senin, 17 Sep 2023 09:00

Mengenang Gelaran Koloniale Tentoonstelling, Pameran Kolonial di Semarang

Foto gelaran Koloniale Tentoonstelling di Kota Semarang pada 1914. (Collective Tropen Museum)

Pada 1914, Di Kota Semarang digelar pameran kolonial internasional super besar bernama Koloniale Tentoonstelling. Seperti apa ya kehebohan dari pameran tersebut pada masa itu?

Inibaru.id – Kota Semarang dianggap sebagai salah satu kota yang istimewa saat Nusantara masih ada di bawah kekuasaan Belanda. Di sana, jaringan transportasi umum seperti kereta api dan pelabuhan dibangun dengan baik. Bahkan, pada 1914, digelar acara Koloniale Tentoonstelling yang berarti Pameran Kolonial berskala internasional.

Pameran ini digelar sebagai cara untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari cengkeraman Perancis. Pada pameran tersebut, banyak perusahaan yang memamerkan hasil perkebunannya seperti kopi, teh, kakao, dan lain-lain. Intinya sih, dengan adanya pameran tersebut, perwakilan-perwakilan dari negara lain diharapkan mau berinvestasi atau menjalin perdagangan dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Saking hebohnya, menurut keterangan berita yang diunggah koran Bataviaasch Niewsblaad pada 22 Agustus 2014, gelaran ini sudah dibahas sejak 1912. Apalagi, kota yang dipilih jadi tuan rumah bukanlah Batavia, melainkan Semarang. Menurut pemimpin gelaran pameran P.K.W Kern, Semarang dipilih karena sudah lengkap jaringan transportasi umumnya.

Ada dua stasiun kereta api di sana, yaitu Semarang Tawang yang dikelola oleh NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS) yang mulai dipakai pada 1 Juni 1914 dan Stasiun Semarang West (kini disebut sebagai Stasiun Poncol) yang dikelola oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan diresmikan pada 6 Agustus 1914.

Kedua stasiun ini menggantikan Stasiun Samarang NIS dan Stasiun Pendrikan yang dianggap terlalu kecil untuk menampung pengunjung pameran. Dari stasiun itu, orang-orang dari Jakarta atau Surabaya bisa dengan mudah naik kereta api untuk mencapai Semarang.

Jalur trem di Kota Semarang. (Pingpoint)

Lebih dari itu, adanya Pelabuhan Semarang juga memungkinkan banyak orang dari berbagai belahan dunia datang ke Kota Semarang dengan mudah. Intinya, Semarang memang sudah disiapkan dengan baik untuk menggelar pameran ini.

Transportasi umum dalam kota juga diperbaiki. Jaringan trem sepanjang 1,75 kilometer dibangun di jalan baru dari Bodjong Weg (kini dikenal sebagai jalan Pemuda) yang menembus ke Pieter Sythofflaan (kini lebih dikenal sebagai Jalan Pandanaran). Jalur trem ini dikelola oleh Semarang – Joana Stroomtram Maatschappij (SJS). Jalan baru ini kini dikenal sebagai Jalan Thamrin dan diresmikan pada 5 Mei 1914.

Alasan mengapa sampai dibangun jalur trem baru ke Jalan Pandanaran adalah lokasi Koloniale Tentonstelling yang digelar di Kawasan Mugassari. Lahan seluas 26 hektare yang dipakai untuk pameran tersebut dimiliki oleh Oei Tiong Ham, taipan dari Kota Atlas.

Pada acara yang digelar dari 20 Agustus sampai 22 November 1914, lebih dari 677 ribu orang datang. Acara ini menghabiskan dana lebih dari 114 juta Gulden atau sekitar Rp24 triliun jika dikonversikan dengan uang pada masa sekarang.

Gelaran ini cukup membekas bagi warga Kota Semarang kala itu. Sebelum kini menjadi GOR Tri Lomba Juang, lapangan yang ada di kawasan Mugassari lebih dikenal sebagai Lapangan Sentiling. Sudah tahu kan dari mana nama Sentiling berasal? Yap, cara orang Semarang menyebut lokasi pameran Koloniale Tentonstelling, Millens, (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: