BerandaTradisinesia
Rabu, 4 Jun 2024 09:08

Mengenal Midang dan Kethek Bacem yang Hanya Ada di Pasar Kiringan, Magelang

Sejumlah kuliner lezat seperti kethek bacem di Pasar Kiringan, Magelang. (Radarmagelang/Puput Puspitasari)

Pasar Kiringan, Magelang, hanya buka setiap 35 hari sekali, tepatnya pada Jumat Pahing. Kok bisa ya, pasar yang jarang buka bisa tetap ramai?

Inibaru.id – Di setiap daerah di Tanah Air, pasti ada pasar tradisional yang menjual barang-barang unik atau memiliki cerita yang nggak bisa kamu temui di tempat lain. Nah, hal inilah yang bisa kamu lihat jika datang ke Pasar Kiringan, Magelang, Jawa Tengah.

Lokasi Pasar Kiringan bisa kamu temukan di Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Lokasinya hanya sekitar 6 kilometer ke arah barat laut dari Candi Borobudur.

Sekilas, Pasar Kiringan seperti pasar-pasar tradisional pada umumnya yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari. Tapi, pasar ini ternyata hanya buka setiap selapan alias 35 hari sekali, tepatnya pada Jumat Pahing saja.

Kok bisa pasar bukanya sangat jarang namun tetap laris dijejali pembeli? Alasan pertama adalah di sana ada sejumlah pedagang kuliner yang sulit kamu temui di tempat lain seperti kethek bacem.

Asal kamu tahu saja, meski jika diartikan kethek bermakna kera atau monyet, bukan berarti penganan ini terbuat dari hewan tersebut. Kethek bacem dibuat dari ampas sisa pembuatan minyak kelapa. Oleh karena itulah, rasa dari penganan ini cukup gurih, khas kuliner yang terbuat dari bahan tersebut. Yang pasti, kethek bacem bisa kamu jadikan kudapan ataupun jadi lauk saat kamu makan nasi, Millens.

Salah seorang penjual kethek bacem yang paling terkenal di Pasar Kiringan, Magelang adalah Mbah Jum. Sebenarnya, Mbah Jum juga menjual aneka penganan lain seperti olahan tempe dan ayam kampung. Tapi, yang paling diminati pembeli adalah kethek bacem.

Tradisi Midang di Pasar Kiringan

Bunga yang dipakai untuk tradisi midang di Pasar Kiringan, Magelang. (Beritamagelang/Zain Firmansyah)

Nggak hanya keberadaan kuliner yang beda dari biasanya, ada hal lain yang bikin pasar ini bakal dijejali pembeli setiap Jumat Pahing, yaitu adanya tradisi midang. Midang adalah istilah lain bagi warga yang bernazar karena menginginkan sesuatu. Nah, saat mengucapkan nazar tersebut, mereka menaburkan bunga ke pepunden yang ada di sebuah pohon beringin di tengah Pasar Kiringan.

Ada yang midang karena pengin anaknya sembuh dari penyakit. Ada yang pengin usahanya lancar. Ada pula yang pengin hal lainnya.

“Ada yang datang ke sini karena anaknya pengin bisa segera berjalan. Dia menyerahkan bunga yang sudah dibungkus daun pisang. Bunga itu saya taburkan ke bawah pohon beringin. Lalu, saya menorehkan ramuan jamu berwarna kuning ke kaki sang anak. Semoga Gusti Allah mengabulkan keinginannya,” terang juru kunci Pasar Kiringan Maksum sebagaimana dilansir dari Wartamagelang, (7/2/2021).

Nggak ada yang tahu pasti sejak kapan tradisi midang ini eksis di Pasar Kiringan. Namun, Maksum mengaku sudah mengetahuinya sejak 1970-an. Orang yang midang di sana nggak selalu dari Magelang dan sekitarnya. Ada yang datang dari luar kota atau bahkan luar provinsi, lo.

Unik sekali tradisi di Magelang ini ya? Kamu penasaran dengan rasa kethek bacem, dan tradisi midang di sana nggak, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT