BerandaTradisinesia
Jumat, 27 Feb 2020 08:42

Mengenal dan Memperlakukan Teh dengan Tepat

Jenis-jenis teh yang dikumpulkan salah seorang peserta, Ayudya Fitriana. (Inibaru.id/ Audrian F)

Teh ternyata memiliki banyak bahasan yang cukup menarik, mulai dari jenis, cara pembuatan hingga sejarahnya. Sekolah Telusuri bekerja sama dengan Wikiti mengajarkannya lewat Kelas Mengenal Teh.<br>

Inibaru.id - Meski kalah populer dibanging kopi, teh memiliki sejarah dan filosofi yang menarik. Seenggaknya itu yang saya tangkap setelah mengikuti Kelas Mengenal Teh yang diadakan Sekolah Telusuri.

Acara yang diselenggarakan pada Sabtu (22/2) siang di Hetero Space Semarang ini selaras dengan tujuan mereka yakni menjadi wadah bagi orang-orang yang ingin mempelajari keanekaragaman pariwisata dan kebudayaan di Indonesia.

Dalam acara tersebut Sekolah Telusuri bekerja sama dengan Wikiti yakni sebuah platform bikinan Koperasi Edukarya Negeri Lestari (KEN8). Wikiti memberi fasilitas buat yang mau belajar tentang teh.

Peserta sedang memperhatikan cara meracik teh. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Serba-serbi tentang teh banyak diutarakan oleh Tauhid Aminulloh. Selain menceritakan bagaimana asal-muasal teh, dia juga menyajikan berbagai jenis teh kepada para peserta.

“Hari ini kami ajak untuk mengenal teh. Sekarang itu orang-orang pada umumnya sekadar asal konsumsi saja tanpa mengetahui lebih dalam. Kopi mungkin sudah banyak yang memahami. Tapi kalau teh kan belum banyak yang tahu,” ujar Tauhid.

Proses pengenalan teh dimulai dari rekam jejak sejarahnya. Tiongkok merupakan negara yang memulai petualangan teh. Kemudian teh merambah ke Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia karena pengaruh kolonialisme.

Saat bercerita tentang sejarah, diselingi icip-icip berbagai jenis teh. Saya jadi tahu perbedaan rasa dan proses pembuatan. Teh yang disajikan antara lain teh putih, teh hijau, teh merah, teh olong, teh kuning, teh tua, dan teh proses lanjut. Banyak juga kan jenisnya?

Para peserta sedang mencoba teh. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya juga ikutan icip-icip dong. Rasa tehnya nggak ada yang sama. Mungkin makin terasa beda karena nggak pakai gula. Yang saya paling suka white peony, harum banget dan bikin rileks. Yang paling nggak bisa saya nikmati adalah teh puochong oolong. Teh jenis ini melalui fermentasi ringan, Millens. Mahal sih tapi entah kenapa lidah saya nggak bisa menerimanya.

“Sebetulnya kita (Indonesia) punya tradisi minum teh yang kuat. Tapi karena tidak dilestarikan, tradisi itu hilang. Industri mungkin berperan mengubahnya, cuma karena kita sendiri yang abai, ya sudah nurut begitu saja,” ucapnya.

Communite Manager Sekolah Telusuri Mauren Fitri mengungkapkan kalau teh sudah menjadi minuman rakyat karena mudah ditemukan di mana-mana, tapi nggak banyak yang tahu tentang asalnya, varian bahkan bagaimana cara menyeduh teh.

“Teman-teman kami beritahukan tentang pengenalan teh dulu sebelum menuju ke kelas-kelas lain seperti misalnya proses percampuran teh dengan jenis tanaman lain misalnya daun mint, melati, dan chamomile,” jelasnya.

Kelas Mengenal Teh ini diikuti oleh peserta dari berbagai profesi dan daerah. Sebagian peserta ada yang mengaku memiliki gerai kopi, penyuka teh, dan ada yang sekadar mau tahu soal teh. Salah seorang peserta yang mengundang perhatian adalah Ayudya Fitriana dari Ruko Space. Saking inginnya membedakan rasa teh, dia mengumpulkan seluruh sampel teh yang dibuat selama acara.

“Biar bisa ngerasain gimana perbedaan rasanya. Dan kalau mau difoto jadi cukup menarik,” ujar Ayudya.

Wah, menarik juga acaranya ya, Millens. Kamu sudah pernah icip-icip jenis teh yang mana saja nih? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Perkuat Pengamanan Logistik Pemilu di KPU

7 Nov 2024

Secuil Sejarah Kesultanan Cirebon di Candi Poh Brebes

7 Nov 2024

Sejarah Unik Lokasi dengan Nama Terpanjang di Dunia yang ada di Selandia Baru

7 Nov 2024

November Awal Musim Hujan, BMKG: Waspada Ancaman Banjir!

7 Nov 2024

Alasan Lagu 'APT' Rose dan Bruno Mars Haram Diputar Pelajar di Korea

7 Nov 2024

Keseriusan Langkah Pemerintah dalam Menangani Judi Online Masih Dipertanyakan

7 Nov 2024

Bersantai Sore di 'Comfort Zone' Taman Balai Jagong Kudus

7 Nov 2024

Andal dan Ramah Lingkungan, Layanan Logistik KAI Daop 4 Semarang

7 Nov 2024

Apakah Pasangan dengan Love Language Berbeda Bisa Langgeng?

7 Nov 2024

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024