BerandaTradisinesia
Selasa, 27 Jan 2020 12:06

Mengenal Batik Bakaran Pesona Unik Khas Desa Bakaran Pati

Fashion show memperkenalkan Batik Bakaran yang digelar Paguyuban Duta Wisata Pati (Paduwipa) di area Simpang Lima Pati. (Kabarkotapati)

Batik Bakaran menjadi salah satu produk andalan Kabupaten Pati. Apa yang membedakan batik lokal ini dengan batik dari Pekalongan, Solo, atau Lasem?

Inibaru.id – Batik Bakaran! Kali pertama mendengar nama batik tersebut, mungkin kamu bakal langsung menghubungkannya dengan teknik membatiknya yang dibakar, mungkin seperti batik tulis, prin, atau cap. Eits, kamu keliru, karena penamaan ini rupanya berkaitan dengan lokasi pembuatan batik itu.

Konon, Batik Bakaran sudah ada sejak Zaman Majapahit, sekitar abad ke-14. Keberadaan batik ini nggak lepas dari sosok perempuan bernama Nyi Banoewati, abdi dalem yang bertugas membuat seragam prajurit untuk Kerajaan Majapahit.

Suatu ketika, lantaran ketahuan memeluk Islam, dia melarikan diri. Kala itu kondisi Majapahit karut-marut dan perang nggak terhindarkan. Nah, dalam pelarian, Nyi Banoewati tinggal di masjid tanpa mihrab di Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Di tempat tersebut, Nyi Banoewati mengganti namanya menjadi Nyai Ageng Sabirah. Dia yang dikenal piawai membatik pun mulai mengajari warga setempat proses membatik. Dari sinilah Batik Bakaran muncul. Selain dikenal sebagai Nyai Sabirah, warga juga memanggilnya Nyai Bakaran.

Motif-Motif Awal

Kali pertama mengajari batik, motif yang diperkenalkan Nyai Sabirah adalah Sekar Jagad, Padas Gempal, Magel Ati, dan Limaran. Selain itu, dia juga menciptakan satu motif khusus, yakni Gandrung, yang terinspirasi dari pertemuan Nyai Sabirah dengan Joko Pakuwon, sang kekasih.

Hingga kini, sekurangnya ada 22 motif klasik yang telah dipatenkan, yang bercirikan tiga warna utama, yakni hitam, putih, dan cokelat. Sementara, untuk yang lebih kontemporer, mereka juga menciptakan pelbagai motif yang terinspirasi dari flora, fauna, dan wayang, dengan pewarnaan yang lebih mencolok dan variatif.

Motif remekan khas Batik Bakaran (Infobatik)

"Proses Gagal" yang Jadi Ciri Khas

Ciri khas batik bakaran terletak pada remukan . Kalau dilihat berupa garis dan titik tak beraturan, yang membentuk motif abstrak berupa serabut-serabut halus sebagai latar belakang kain. Jika di pembuatan batik lain seperti di Yogya, Solo, dan Pekalongan pecahan ini disebut proses yang gagal, maka bagi Batik Bakaran justru jadi daya pikat utama

Proses pembuatan batik bakaran sendiri secara berurutan terdiri dari: ngirah, nyimplong, ngering, nerusi, nembok, medel, nyolet, mbironi, nyogo, dan nglorod. Proses ini dilakukan secara manual lo. Setelah batik siap dipasarkan, biasanya batik akan dijual di beberapa kota di Jawa Tengah hingga kota-kota lain seluruh Indonesia.  (MG26)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: