BerandaTradisinesia
Senin, 17 Apr 2022 14:22

Mementaskan Kisah Injil dengan Wayang Wahyu

Wayang Wahyu yang diciptakan oleh Timotheus. (Metrum)

Wayang wahyu menjadi salah satu cara umat Kristiani untuk memperkenalkan kisah-kisah Injil kepada masyarakat. Kebudayaan ini merupakan wujud toleransi dalam bermasyarakat.

Inibaru.id - Wayang Wahyu merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan ajaran-ajaran Kristiani kepada semua umat manusia. Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa wayang dipilih untuk mengenalkan agama Kristen. Jawabannya, wayang merupakan kebudayaan leluhur masyarakat yang mudah diterima.

Tujuan pagelaran Wayang Wahyu bukan sebagai bentuk menyebarkan agama Katolik, melainkan metode untuk memperkenalkan ajaran Kristiani kepada masyarakat. Bisa dibilang, pagelaran Wayang Wahyu merupakan cara untuk bertoleransi dengan pemeluk agama lainnya.

Asal Usul dan Cerita Wayang Wahyu

Pencipta Wayang Wahyu adalah eorang kepala sekolah SD Pangudi Luhur Purbayan Surakarta bernama Brunder Timotheus L. Wignjosoebroto FIC. Dia terinspirasi membuat sebuah wayang sebagai sarana menyampaikan wahyu usai menonton pertunjukan wayang pada 1957. Timotheus membuat tim-tim khusus untuk merumuskan bentuk wayang, tim penyusunan pedalangan, dan tim penasehat.

Pada awal merumuskan bentuknya, Wayang Wahyu dilukis oleh Roosradi, kepala unspeksi pendidikan jasmani Kota Sala (Solo). Untuk urusan penyusunan pedalangan, diserahkan kepada tiga orang: M. Atmawidjaja seorang guru SMP, Marosudirdjo seorang kepala sekolah Rakyat Kanisius, dan A. Suradi seorang letnan katekis tentara.

Singkat cerita, Wayang Wahyu dipentaskan kali pertama pada 2 Februari 1960 di gedung Sekolah Kejuruan Kepandaian Puteri Purbayan Solo. Saat itu pementasan menampilkan serangkaian lakon Malaikat Mbalela, Manusia Pertama Jatuh dalam Dosa, dan Kelahiran Tuhan Yesus Kristus.

Pagelaran wayang ini diiringi alunan gamelan Jawa dengan gending lagu-lagu Kristiani. Meski iramanya masih tradisional, namun liriknya telah dikreasikan.

Sebagai informasi, Wayang Wahyu ini menggambarkan bagaimana manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya, yaitu saling menghormati, toleransi, dan memberikan contoh kebaikan. Kisah wayang wahyu bersumber dari Kitab Suci yang dinarasikan sesuai dengan bahasa, nilai,dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pertunjukan Wayang Wahyu menyampaikan nilai sosial kehidupan dengan manusia lain. (Livingcoramdeo)

Antusias Masyarakat Terhadap Wayang Wahyu

Pada awal kemunculannya, Wayang Wahyu mendapatkan sambutan yang sangat meriah.

Wayang wahyu bahkan mendapat kesempatan tampil di depan Uskup Agung Mgr. Albertus Seogijapranata pada 17 Oktober 1960. Penampilan itu diapresiasi sang uskup Agung dan diberi masukan agar lebih baik.

Setelahnya, beberapa perbaikan dilakukan. Wayang Wahyu nggak lagi berwujud karton, melainkan kulit. Lakon yang dibawakan juga ditambah dengan menghadirkan "Dawud-Goliat", "Sang Kristus", dan "Gereja Katholik".

Wayang Wahyu kerap digelar pada hari-hari besar Kristiani seperti Natal dan Paskah. Terkadang, kamu juga bisa menjumpai pagelaran ini dalam rangka ulang tahun gereja atau paroki, ulang tahun pastor, dan peresmian gereja.

Omong-omong, kamu sudah pernah menyaksikan pertunjukan ini belum, Millens? (His/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: