BerandaTradisinesia
Sabtu, 8 Apr 2022 20:05

Magisnya Keris, Karya Seni Berwujud Senjata

Keris, senjata yang tinggi nilai seni. (Instagram/Damar murup)

Keris merupakan warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai adiluhung. Nggak hanya dipakai sebagai senjata , keris juga memiliki nilai seni dan estetika yang tinggi. Seperti apa sih?

Inibaru.id – Keris nggak hanya jadi warisan budaya di Jawa, tetapi telah menjadi warisan budaya dunia. Hal ini dibuktikan dengan diakuinya keris sebagai World Hertige of Humanity oleh badan PBB UNESCO.

Sebagai warisan budaya nenek moyang, keris juga memiliki nilai estetika yang tinggi, lo. Jadi penasaran kan bagaimana sejarah dan nilai seni dari keris?

Sejarah Keris

Diperkirakan, kali pertama keris muncul di Nusantara adalah sekitar abad ke 9 hingga abad ke 14. Artinya, keris sudah ada sebelum zaman Singosari.

Relief keris juga ditemukan di Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 dan Candi Prambanan yang dibuat di abad ke-9. Pada candi-candi tersebut, relief keris berbentuk tegak dan nggak simetris, serupa dengan relief patung lelaki Jawa dan keris yang ditemukan di Pemandian Candi Letda yang dibangun pada abad ke-15.

Keris Sebagai Senjata

Namanya juga senjata, keris juga berfungsi sebagai alat membela diri dari serangan musuh atau binatang buas. Kalau di zaman kerajaan, keris juga dianggap sebagai senjata utama untuk berperang. Karena alasan inilah, prajurit kerajaan harus selalu menyelipkan keris di pinggang.

Di zaman kolonial, keris juga dipakai sejumlah pahlawan untuk melawan penjajah. Yang paling terkenal memakainya tentu saja adalah Pangeran Diponegoro, Millens.

Secara fisik, keris merupakan senjata tusuk yang memanjang dari ujung ke ujung. Keris memiliki ciri khas khusus dengan bentuk yang unik dan mudah dikenali. Ujungnya lancip dan tajam, serta ada sisi asimetris yang berkelok. Pada helai bilahnya, ada lapisan logam, Millens.

Menariknya, ukuran keris cenderung pendek. Yang paling panjang adalah 42 cm dan paling pendek 30 cm. Normalnya sih, keris berukuran 35 sampai 37 cm.

Bermacam-macam bilah keris. Ada yang berbentuk lurus dan ada yang lengkok. (Twitter/ochtend)

Keris Sebagai Karya Seni

Keris merupakan senjata yang terbuat dari berbagai lapisan logam yang disatukan dalam proses pemanasan. Meski begitu, keris bisa dianggap lebih dari sekadar senjata. Maklum, benda ini tinggi nilai seni, khususnya dalam hal seni tempa, seni ukir, seni pahat, seni bentuk, dan seni perlambang.

Pembuatan keris yang lama juga membutuhkan ketekunan dan keterampilan khusus. Jadi, wajar kalau bentuk keris sangat indah, Millens.

Sejumlah elemen yang membuat keris memiliki nilai estetika dan artistik yang tinggi adalah "dhapur", "pamor", serta "tangguh". Omong-omong, ketiganya punya arti tersendiri, lo.

Dhapur adalah bentuk dari bilah keris. Jadi ya, keris nggak melulu berbentuk meliuk-liuk atau dalam Bahasa Jawa adalah lok/lengkok. Ada juga yang lurus seperti pisau atau pedang, lo. Sementara itu, pamor merupakan hiasan, motif, atau ornamen yang terdapat pada bilah keris.

Yang paling menarik adalah elemen tangguh. Elemen ini dapat diartikan sebagai asal keris tersebut, kapan keris itu dibuat, pada zaman apa keris itu berasal, atau siapa yang membuatnya. Hal ini bisa mempengaruhi nilai estetika dan nilai jualnya, lo.

Banyak keris yang diberi hiasan batu mulia seperti emas murni, intan, berlian, dan lain-lain. Kalau yang ini biasanya adalah keris yang dijadikan penghargaan atau anugerah dari raja. Yang menerima biasanya dianggap berjasa.

Di sisi lain, keris juga memiliki daya magis. Selain dijadikan senjata pusaka, keris dirawat, dimandikan, dan ditempatkan di wadah khusus. Meski kesannya mistis, sebenarnya sih hal ini dilakukan sebagai cara agar logam keris nggak mudah rusak, Millens. (Tum, The/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: