BerandaTradisinesia
Rabu, 30 Apr 2019 15:30

Gebyuran Bustaman, Melebur Dosa Menyambut Puasa

Kemeriahan dalam Gebyuran Bustaman. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)

Ada banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Salah satunya yang dilakukan oleh warga Kampung Bustaman, Kota Semarang. Mereka saling berperang air dalam acara Gebyuran Bustaman.

Inibaru.id – Ratusan orang memenuhi lorong gang Kampung Bustaman. Wajah mereka telah “dihiasi” oleh ragam warna cat tubuh. Mereka bersiap untuk saling serang dalam perang air di acara Gebyuran Bustaman, Minggu (28/4/2019) di Kampung Bustaman, Kota Semarang.

Cat yang memenuhi wajah dan tubuh merupakan simbol dosa dalam diri manusia. Nantinya dosa-dosa itu akan dihapuskan dengan saling mengguyur air hingga cat tersebut luruh.

Peserta bersiap dengan bungkusan air sebagai senjatanya. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)

Masing-masing peserta telah mempersenjatai dirinya dengan alat perang. Mulai dari bungkusan air warna-warni, ember berisi air, botol air mineral, hingga selang air yang langsung terhubung ke keran.

Acara diawali dengan arak-arakan warga menuju Kampung Bustaman. Dalam arak-arakan itu, ada warga yang menari memakai topeng berwujud raksasa sebagai simbol sisi buruk sifat manusia.

Ada juga yang membawa replika patung kambing sebagai simbol Kampung Bustaman sebagai pusat penjagalan kambing di Semarang.

Warga saling berperang air.  (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)

Meski didominasi oleh warga Kampung Bustaman, Gebyuran Bustaman juga terbuka bagi umum. Yap, acara tersebut memang menarik untuk diikuti. Nggak ada amarah apalagi dendam meski saling menyerang. Yang ada hanyalah canda dan tawa sembari saling berperang air.

Nggak heran kalau Gebyuran Bustaman mulai masuk dalam agenda wisata Kota Semarang seperti yang dikatakan Indriyasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.

Indriyasari memberikan sambutan. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)

“Jika dikemas lebih baik, Gebyuran Bustaman bisa menjadi paket wisata yang menarik bagi turis domestik maupun asing,” kata Indriyasari dalam sambutannya sebelum memulai acara Gebyuran Bustaman.

Gebyuran Bustaman yang dimulai sekitar pukul 15.00 berakhir sekitar pukul 17.00. Setelah itu para peserta ramai-ramai menyantap hidangan yang telah disediakan di salah satu rumah warga. Kehangatan benar-benar terasa di sana.

Fyi, Gebyuran Bustaman diadakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan yang diperkirakan jatuh pada awal Mei. Setelah dosa-dosa melebur bersamaan dengan perang air, para peserta pun lebih siap untuk menjalani ibadah puasa nantinya.

Kalau tradisi menyambut Ramadan di daerahmu apa nih, Millens? (Mayang Istnaini/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024