BerandaTradisinesia
Selasa, 24 Sep 2018 12:20

Mengenang Masa Lalu dan Meraba Masa Depan Semarang via Festival Kota Lama 2018

Area utama Festival Kota Lama Semarang. (Inibaru.id/Clara Ariski)

“Kangen kenangan bukan sekadar kangen-kangenan, pulang bawa kenang-kenangan.”

Inibaru.id – Tagline ear-catching itu begitu mengena selama perhelatan Festival Kota Lama Semarang yang berlangsung 20-23 September 2018 lalu. Nggak hanya bernostalgia, festival tahunan yang berpusat di Jalan Cendrawasih, Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, itu menjadi ajang kangen-kangenan sekaligus tempat berburu kuliner serta suvenir untuk kenang-kenangan.

Berada di tengah proyek revitalisasi dan sempat diguyur hujan deras pada hari pembukaan, Kamis (20/9/2018), Festival Kota Lama tetap berlangsung sukses hingga berakhir kemarin. Tema "Beda Masa Satu Rasa" yang dipilih panitia juga sukses mereka sampaikan, yakni: kunokininanti.

Kunokininanti adalah gabungan kata "kuno", "kini", dan "nanti". Nah, festival yang sudah digelar sejak 2012 itu diharapkan bakal bernostalgia dengan kenangan budaya masa lampau, melihat realita dan menikmati Kota Lama sekarang ini, serta menjaga dan mengupayakan pelestarian Kota Lama pada tahun-tahun mendatang. Hm, keren, Millens!

Berbagai pertunjukan kesenian daerah hingga macam-macam kuliner dihadirkan di festival tersebut sejak hari pertama. Pengunjung bisa menikmati jambore ekonomi kreatif, pelbagai pergelaran di atas panggung, dan tentu saja Pasar Sentiling yang mulai dikenal luas pada 2014 lalu.

Deretan stand kuliner di pasar sentiling. (Inibaru.id/Clara Ariski)

Koloniale Tentoonstelling

Pasar Sentiling telah menjadi bagian dari Festival Kota Lama sejak kali pertama digelar pada 2012 lalu. Namun, namanya baru dikenal luas pada 2014, bertepatan dengan seabad Koloniale Tentoonstelling, pameran berskala internasional yang digelar pemerintahan Hindia Belanda di Semarang. Pasar ini adalah bentuk "peringatan" pameran yang melambungkan nama Kota Lunpia tersebut.

Masyarakat Semarang menyebut Koloniale Tentoonstelling dengan nama Pasar Malam Sentiling. Berlangsung sejak 20 Agustus hingga 22 November 1914, pameran itu konon digelar di lahan seluas 26 hektare, yang membentang dari wilayah Randusari hingga Jalan Pandanaran.

Dengan skala yang lebih kecil, Pasar Sentiling tahun ini juga menjadi etalase bagi 30 kuliner legendaris Kota Semarang di antaranya lunpia, pisang plenet, dan ganjel rel.

Pisang Plenet, kuliner legendaris yang ada di Semarang sejak tahun 1952. (Inibaru.id/Clara Ariski)

Seperti tahun sebelumnya, transaksi jual beli di Pasar Sentiling juga memakai uang masa kini, Millens, melainkan uang "Rupiah" khusus yang bisa didapatkan di kasir penukaran. Pecahan Rp 1 bisa ditukar dengan uang masa kini senilai Rp 1.000. Mereka menyediakan Rp 1-50 yang dibedakan dengan warna dan desain gambar.

Uang pecahan satu dan lima rupiah. (Inibaru.id/Clara Ariski)

 

Maka, kangen kenangan di Semarang memang bukan sekadar kangen-kangenan, karena saat pulang tiap pengunjung juga membawa kenang-kenangan. Ha-ha. Sampai jumpa di Festival Kota Lama Semarang tahun depan, Sobat Millens(Clara Ariski/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: