BerandaTradisinesia
Kamis, 15 Mar 2023 11:01

Klenteng Sinar Samudra, Rumah Dewa Laut Indonesia-Tionghoa

Klenteng Tek Hay Bio atau yang biasa disebut Kelenteng Sinar Samudra. (Balebaleku)

Klenteng Tek Hay Bio atau yang kerap disebut Klenteng Sinar Samudra bisa kamu temui di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kelenteng yang dibangun untuk menghormati Tek Hay Cin Jin, salah satu tokoh yang melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Inibaru.id – Setelah peristiwa Geger Pecinan pecah di Batavia pada 1740, mayoritas orang-orang dari etnis Tionghoa merelokasi diri mereka ke Pantai Utara Jawa. Salah satu yang jadi tujuan adalah Kota Semarang. Hal ini membuat jumlah warga etnis Tionghoa meningkat pesat pada 1762.

Untuk menunjang aktivitas mereka dalam ritual keagamaan dan sosial, dibangunlah beberapa klenteng. Salah satunya adalah Klenteng Tek Hay Bio yang kini bisa kamu temui di Jalan Gang Pinggir nomor 105-107, Kota Semarang.

Klenteng untuk Memuja Pahlawan

Dikutip dari Elsaonline (26/03/2014), klenteng yang juga dikenal dengan nama lain Klenteng Sinar Samudra ini dibangun pada 1756 untuk memuja Tek Hay Cin Jin atau “Malaikat Penolong Lautan”. Tapi, Tek Hay Cin Jin ini bukan tokoh fiksi ya, Millens. Dia adalah seorang pahlawan yang memimpin perlawanan atas kesewenang-wenangan VOC.

Tek Hay Cin Jin juga dikenal dengan kebaikannya kepada sesama manusia. Banyak masyarakat pribumi yang mendapatkan pertolongan dari hasil laut yang didapatkan Tek Hay Cin Jin. Oleh karena itulah, dia mendapatkan julukan Malaikat Penolong Lautan.

Altar utama di Kelenteng Sinar Samudra. (Akhsadew)

Kondisi Terkini Klenteng Sinar Samudra

Ada hal unik yang membedakan Klenteng Sinar Samudra dengan kelenteng lainnya. Yakni, keberadaan tempat abu arwah para leluhur Kota Semarang seperti Kwee Kiauw Khong, orang Tionghoa pertama yang diangkat menjadi kapiten di Kota Atlas pada masa penjajahan Belanda.

Sayangnya, dikarenakan kawasan Pecinan di Kota Semarang sering terkena banjir rob, klenteng ini juga terkena dampaknya. Pada 1832, klenteng ini sampai harus ditinggikan sekitar 1,5 meter.

Pada 1950-an, klenteng ini juga sempat difungsikan sebagai Sekolah Dasar Kristen. Meski begitu, beberapa tahun kemudian, fungsinya dikembalikan seperti semula, yaitu sebagai tempat ibadah. Fungsi ini masih bertahan hingga sekarang.

Menarik juga ya cerita tentang Klenteng Sinar Samudra ini, Millens. Omong-omong, kamu pernah berkunjung ke sana belum, nih? (Kharisma Ghana Tawakal/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Gedung PGRI Kabupaten Semarang Dibangun dari Iuran Guru Sekabupaten

25 Apr 2024

Konser Sheila On 7 Lima Kota: Harga Tiket dan Cara Membeli

25 Apr 2024

Mencampur Minyak Kayu Putih dengan Bensin, Memang Boleh?

25 Apr 2024

Kata Kemenaker Soal Lulusan S2 Susah Dapat Kerja di Indonesia

25 Apr 2024

Penanggulangan Narkoba di Kalangan Anak-Anak, Guru BK dan Orang Tua Perlu Dilibatkan

25 Apr 2024

Peningkatan Gas Metana, Ancaman Serius bagi Lingkungan

25 Apr 2024

Menang atas Korsel, Peluang Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024 Paris Makin Besar!

26 Apr 2024

Yang Perlu Kamu Lakukan saat Ditelpon Penagih Utang Pinjol; Jangan Diblok!

26 Apr 2024

Komentar Avenged Sevenfold Soal Lagu 'Dear God' yang Populer di Warnet Indonesia

26 Apr 2024

Kecanduan Gim Bisa Bikin Anak Tantrum

26 Apr 2024

Hari Ini, Nama Pratama Arhan Dielu-elukan Seantero Negeri!

26 Apr 2024

Singgung Kesetaraan Gender, Angela: Kesenjangan Gaji 20 Persen

26 Apr 2024

Ngalap Berkah Sunan Muria di Tengah Ribuan Peserta Sewu Kupatan Kudus

26 Apr 2024

Mengabadikan Sejarah Kota Semarang bersama Komunitas Blusuk.an

27 Apr 2024

Mengenal Songgo Buwono, Burger Asli Keraton Yogyakarta

27 Apr 2024

Polemik Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam; Antara Keamanan dan Ekonomi

27 Apr 2024

Hana, Nama Perempuan yang Bisa Ditemui di Indonesia, Jepang, dan Korea

27 Apr 2024

Jangan Salah Pilih! Ini Warna Baju yang Bisa Membuat Kamu Terlihat Lebih Tua

27 Apr 2024

Uniknya Satai Ambal Khas Kebumen, Disiram Saus Tempe!

27 Apr 2024

World Water Forum ke-10: ESDM Upayakan Pengadaan Listrik Murah

27 Apr 2024