BerandaTradisinesia
Rabu, 25 Jul 2023 14:38

Kirab Budaya Tebokan Jenang Kudus dan Rasa Bangga Anak Mudanya

Peserta kirab mengenakan kostum yang indah untuk menyemarakkan acara Kirab Budaya Tebokan Jenang Desa Kaliputu, Kudus. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Keikutsertaan anak-anak muda dalam kegiatan desa menjadi bagian penting dalam pelestarian kebudayaan. Para pemuda yang antusias turut menambah semangat masyarakat mengenalkan tradisi ke lingkup yang lebih luas lagi.

Inibaru.id - Beberapa waktu lalu, Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus menyelenggarakan Kirab Budaya Tebokan Jenang. Acara yang digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam itu menampilkan banyak gunungan yang dibetuk dari rangkaian jenang. Nggak hanya itu, beragam kesenian juga ada di sana.

Ketimbang tahun sebelumnya, kirab kali ini berlangung meriah. Peserta kirab ada 18 kelompok yang berasal dari masing-masing RT, sementara masyarakat yang menonton membeludak.

Kesuksesan acara tersebut tentunya nggak lepas dari peran serta anak muda. Meski kuat dengan tradisi, pemudi pemuda di sana nggak lantas tak acuh. Sebaliknya, mereka bahu membahu menyumbangkan ide, tenaga, dan semangat demi berlangsungnya acara yang digelar di desa penghasil jenang itu.

Peserta kirab sedang menyunggi atau membawa tampah di kepala. Tampah itu berisi jenang yang sudah ditata dan dihias. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Fatichatin Nabella adalah salah seorang pemudi yang terlibat dalam acara itu. Warga Desa Kaliputu RT.7 RW.1 itu menjadi peserta dan bertugas membawa tampah berisi jenang-jenang yang sudah disusun rapi.

Nabella, begitu dia biasa disapa, telah melakukan persiapan beberapa hari sebelumnya. Dia mengaku senang dan antusias bisa menjadi bagian dalam Kirab Budaya Tebokan Jenang tahun ini.

"Sejak kecil, saya hanya di rumah ketika ada kirab. Tidak pernah menjadi peserta langsung. Jadi, ketika tahun ini diminta untuk ikut serta, saya senang sekali dan antusias meramaikan kirab," katanya kepada Inibaru.id.

Belajar dari Kisah Leluhur

Semangat pemuda desa dan warga Desa Kaliputu melaksanakan Kirab Budaya Tebokan Jenang Kudus. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Rasa bangga dan bahagia yang sama juga dirasakan Mentari Julia. Apalagi kala itu timnya berhasil meraih juara kedua dalam lomba kreativitas Kirab Budaya Tebokan Jenang. Baginya, rasa panas dan lelah ggak sebanding dengan kepuasannya berpartisipasi pada kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya ini.

Mentari, panggilan akrabnya, mengaku nggak hanya adu kreativitas, dalam acara tersebut dia juga bisa memetik banyak pelajaran. Misalnya sejarah tebokan jenang, asal usul Desa Kaliputu, kisah Mbah Depok, hingga alasan kenapa banyak warga Desa Kaliputu yang memproduksi jenang.

Dirinya berharap, makin banyak anak muda di Desa Kaliputu yang bersedia melestarikan budaya desa tersebut. Caranya, tentu saja dengan ikut meramaikan kegiatan desa, ritual budaya dan membangun Desa Kaliputu lebih maju dan terkenal lagi.

"Semoga banyak anak-anak muda warga Kaliputu mau meneruskan kebudayaan yang sudah ada di desa. Biar orang-orang tahu asal usul Desa Kaliputu. Sebab, banyak kisah dan pesan yang bisa diambil dari kegiatan tersebut," ungkap Mentari.

Ya, rupanya di desa penghasil jenang itu masih banyak generasi muda yang bersemangat melestarikan budaya. Antusiasme mereka memang patut kita jadikan contoh nih, Millens. Ingatlah, maju tidaknya sebuah desa bisa dilihat dari aktif tidaknya para anak muda di sana. Setuju? (Hasyim Asnawi/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024