BerandaTradisinesia
Senin, 18 Okt 2020 16:00

Kesaktian Joko Tingkir, Penguasa Pajang yang Taklukkan Buaya dan Kerbau Gila

Makam di Desa Butuh Sragen yang dipercaya sebagai makam Joko Tingkir. (tumpi)

Tampan dan sakti. Seperti itulah sejarah menggambarkan Mas Karebet atau Joko Tingkir. Usahanya yang nggak main-main membuatnya berhasil mendirikan Kerajaan Pajang. Sejumlah mitos mengiringi cerita Joko Tingkir, dari menaklukan buaya hingga kerbau gla.

Inibaru.id – Selain muda dan tampan, Mas Karebet atau Joko Tingkir dipercaya sakti mandraguna. Di Jawa ia dikenal sebagai Sultan Hadiwijaya, pendiri kerajaan Pajang. Dia berkuasa pada 1549-1582.

Ayahnya, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga menanggap wayang beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Nahas, sepulang mendalang, Ki Ageng Tingkir sakit dan meninggal dunia. Ayahnya dan Ki Ageng Tingkir sama-sama murid Syeh Siti Jenar.

Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Pengging menyusul teman seperguruannya. Dia dihukum mati karena dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak. Yang kala itu menjadi eksekutornya adalah Sunan Kudus.

Btw, Nasib buruk Joko Tingkir belum berhenti sampai di situ. Dia juga harus kehilangan ibunya yang meninggal karena sakit. Mas Karèbèt kemudian diangkat anak angkat oleh Nyai Ageng Tingkir.

Selama diasuh, dia rajin belajar ilmu kanuragan, bertapa, bela diri, dan kesaktian lainnya. Dia tumbuh menjadi pemuda (Joko) tangguh. Berkat ketangguhan dan ketampanannya ini, dia dijuluki Joko Tingkir.

Guru-guru Joko Tingkir bukan orang sembarangan. Sebut saja Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Sela. Ki Ageng Sela bahkan mengangkatnya sebagai saudara untuk ketiga cucunya.

Joko Tingkir juga berguru pada Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro, yaitu kakak mendiang ayahnya.

Menaklukkan Buaya

Konon, Joko Tingkir mampu mengalahkan buaya. (Freepik)

Ada cerita yang mengisahkan Joko Tingkir menang melawan raja buaya putih raksasa bernama Baurekso dan patihnya yang bernama Jalumampang. Sebagai bentuk pengakuan, sang raja buaya berikut anak buahnya mengawal Joko Tingkir mengarungi Sungai Tuntang untuk kembali ke Demak.

Kisah ini ada dalam tembang macapat berjudul "Sigra Milir". Tapi, ada yang mengatakan kalau 40 buaya yang mengawalnya hanya sebuah perlambang. Simbol bahwa dia didukung oleh 40 penguasa atau 40 ulama yang disimbolkan buaya putih. Tapi ada pula yang mengatakan, mereka adalah perompak sungai.

Menaklukkan Kerbau Gila

Ilustrasi: Strategi kerbau gila yang dilakukan Joko Tingkir membuatnya kembali dipercaya Sultan. (Freepik)

Turun dari rakit yang dikawal buaya, Joko Tingkir sampai Dusun Bulu untuk selanjutnya menuju Pesanggrahan Prawata (tempat peristirahatan) Sultan Trenggana di Gunung Prawata. Dia bertekad mengambil hati Sultan dengan sebuah strategi yang dirancang gurunya.

Strategi ini terbilang nekat karena berniat mengobrak-abrik pesanggrahan milik penguasa Demak itu. Untuk melancarkan strateginya, dia mencari seekor kerbau besar bernama Kebo Danu. Kemudian, dia memberi tanah yang telah diisi jampi-jampi dari Ki Buyut Banyubiru ke dalam mulut kerbau itu.

Setelah memakan tanah tersebut, mata kerbau menjadi merah dan mengamuk di pesanggrahan. Nggak ada satu pun prajurit yang sanggup menaklukan kerbau beringas tersebut.

Melihat hal itu, Sultan meminta Joko Tingkir mengatasi amukan kerbau. Sultan berjanji akan memaafkan kesalahannya yang telah sembrono membunuh Dhadungawuk. Joko Tingkir menyanggupi permintaan tersebut dan membunuh si kerbau dengan sekali pukul.

Dia akhirnya dapat kembali ke Demak dan menjad kepala prajurit. Pada momen inilah dia mulai meniti karier politik.

Mas Karebet juga dinikahkan dengan salah seorang putri Sultan Trenggana bernama Ratu Mas Cempaka. Nggak cukup jadi menantu, dia juga diangkat menjadi adipati di Pajang. Selama menjadi adipati, dia menaklukan wilayah lain seperti Kedu, Begelen, dan Banyumas.

Sementara itu, Kadipaten Jipang yang saat itu dikuasai Arya Penangsang belum juga takluk pada Kadipaten Pajang. Namun, sesudah Arya Penangsang gugur di tangan Danang Sutawijaya, Adipati Joko Tingkir menobatkan dirinya sebagai raja di Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya.

Hm, menarik ya kisah Jaka Tingkir ini, Millens! (Antv/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024