BerandaTradisinesia
Rabu, 7 Nov 2023 11:30

Kebaya Janggan, Busana yang Pancarkan Ketegasan dan Kesederhanaan

Karakter Dasiyah dalam serial 'Gadis Kretek' selalu memakai kebaya janggan berwarna hitam. (Netflix)

Nggak butuh waktu lama untuk tahu karakter Dasiyah dalam "Gadis Kretek'. Dia cantik sekaligus tegas dan memegang teguh prinsipnya. Sikapnya yang nggak tergoyahkan tersebut semakin tampak jelas dari busana yang dipakai: kebaya janggan.

Inibaru.id - Selain memukau karena alur dan latar cerita yang unik, serial "Gadis Kretek" juga membuat para penonton dimanjakan oleh kecantikan Dian Sastro dengan busana khasnya. Dalam cerita, Dian berperan sebagai Dasiyah yang kerap mengenakan kebaya dengan warna hitam. Bukan kebaya pada umumnya, pakaian Dasiyah memiliki potongan seperti jas atau beskap sehingga mengesankan pribadi yang tangguh dan feminin dalam waktu yang bersamaan.

Kebaya yang kini mulai naik daun tersebut bernama kebaya janggan, Millens. Dalam Bahasa Jawa, "janggan" atau "jangga" berarti leher. Dan memang, jenis kebaya ini memiliki model kerah tinggi seperti baju cheongsam dan surjan. Selain itu, kebaya ini memiliki detail kancing menyamping miring dengan lengan panjang dan bentuknya ramping.

Biasanya, kebaya janggan dibuat dengan bahan dasar kain bermotif bunga dan berwarna hitam. Hal itu memberikan makna ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman. Karakter yang seperti itu tentu saja berbeda dengan kebaya pada umumnya yang cantik dengan bahan brokat atau lace.

Hadir di Zaman Perang

Nyi Ageng Serang adalah salah satu pahlawan perempuan yang sering mengenakan kebaya janggan. (Jatengprov)

Mengutip dari Tempo (7/11/2023), kebaya janggan kali pertama hadir saat Perang Diponegoro yang berakhir pada 1830-an. Saat itu, kebaya diadopsi dari model seragam militer Eropa yang memiliki kerah tinggi dan tertutup.

Mengutip laman Kebaya Goes to Unesco, kebaya ini dipakai oleh Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro. Di balik kebaya, Ratna Ningsih menyembunyikan patrem atau keris.

Pahlawan perempuan Indonesia yang mengenakan kebaya ini adalah Nyi Ageng Serang. Selama hidup, dia kerap tampil menggunakan kebaya janggan berwarna hitam dan aksesoris pada bagian atas kebaya.

Nyi Ageng Serang memulai perjuangannya ketika ayahnya gugur karena menolak perjanjian Giyanti pada 1755. Saat itu, dia dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin. Sayangnya, pasukan yang dipimpinnya untuk memerangi para penjajah harus mengalami kekalahan. Nyi Ageng Serang juga tertangkap dan dibawa ke Yogyakarta.

Busana Abdi Dalem

Di masa sekarang, kebaya janggan merupakan busana yang dikenakan oleh abdi dalem perempuan yang ada di Kraton Yogyakarta, yang disebut estri punakawan. Kebaya tersebut nggak melambangkan pangkat atau tugas khusus yang mereka emban, sehingga semua abdi dalem bisa menggunakan kebaya janggan.

Kebaya ini dipakai para estri punakawan pada acara dan hajat tertentu, seperti hajat dalem (sungkeman Keraton saat Idulfitri) atau caos bekti (tanda penghormatan kepada raja). Acara tersebut termasuk upacara besar di Keraton.

Hanya saja, khusus Hajat Dalem Ngabekten, abdi dalem keparak yang berpangkat magang dan jajar belum boleh mengenakan janggan karena hanya duduk sowan bekti dan nggak melakukan sungkem pada Ngarsa Dalem (raja).

Yap, meski berwarna hitam, kebaya janggan tetap terlihat cantik dan anggun ya, Millens? Kamu bisa menjadikan model kebaya ini sebagai referensi fesyenmu. Atau, kamu masih belum mengerti bagaimana model kebaya janggan? Tonton saja serial "Gadis Kretek", ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: