Inibaru.id - Kita sering mendengar nama Kampung Kauman di banyak kota. Di Jawa Tengah, kamu bisa menjumpai Kampung Kauman di Purwokerto, Pekalongan, Pemalang, Jepara, Pati, Wonosobo, Kudus, Boyolali, Klaten, Semarang, dan Salatiga. Sementara di Jawa Timur, Kauman ada di Pasuruhan, Bojonegoro, Jombang, Magetan, Ponorogo, Tulungagung, Blitar, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Gresik, dan Ngawi.
Oya, nggak cuma di Pulau Jawa, rupanya Kampung Kauman juga ada di Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat, lo.
Kauman merupakan kampung atau kompleks perumahan yang terletak dalam wilayah keraton. Biasanya kompleks ini ditinggali para abdi dalem dan ahli agama.
Nama kauman itu diambil dari kata "kaum" yang merujuk pada kalangan agamawan, termasuk penasihat agama sultan, ulama, imam-imam, pengurus masjid, dan santri. Nggak heran jika lokasi Kampung Kauman umumnya berdekatan dengan masjid agung ya, Millens?
Namun, dari semua Kampung Kauman yang tersebar di kota-kota itu, Kampung Kauman di Yogyakarta dan Solo yang memiliki sejarah panjang. Hm, bagaimana ya ceritanya?
Sejarah Kampung Kauman Solo
Mengutip yang dituliskan Kompas (7/7/2022), Kampung Kauman Solo disebut sebagai pekauman tertua karena terbentuk bersamaan dengan dibangunnya Masjid Agung Surakarta pada 1757.
Ceritanya, dulu Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono III membangun masjid agung sebagai pusat dakwah Islam kerajaan. Hal itu dilakukan guna melaksanakan tugasnya sebagai Sayyidina Panatagama Khalifatullah yang artinya raja yang berfungsi memimpin negara sekaligus memimpin agama.
Nah, untuk menjalankan perannya itu, raja mengangkat dan menempatkan penghulu di Keraton Kasunanan Surakarta. FYI, pada masa itu, penghulu merupakan seorang ahli agama yang sekaligus bertugas sebagai penasihat raja.
Raja kemudian memberikan tempat bermukim bagi penghulu di sekitar Masjid Agung Surakarta. Maka dari itu, penghulu memiliki hak membawahi tanah di sekitar masjid agung untuk dihuni para abdi dalem pemethakan dan ulama yang bertugas sebagai pembantu tugas penghulu. Wilayah yang ditinggali penghulu dan para abdi dalem ahli agama itu lalu dikenal dengan nama Pekauman dan kemudian berubah menjadi Kauman.
Kampung Kauman Yogyakarta
Sama dengan Solo, Kampung Kauman Yogyakarta muncul bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Keraton Kasultanan Yogyakarta pada 1773. Raja Kasultanan Yogyakarta, Hemengkubuwono I membentuk institusi agama yang dipimpin oleh penghulu.
Karena menjadi tempat berkumpulnya para ahli agama, Kampung Kauman Yogyakarta menjadi tempat lahir dan berkembangnya ajaran Muhammadiah yang dibawa oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada 1912.
Di Yogyakarta, Muhammadiyah berkembang pesat. Ajaran Islam yang disampaikan juga turut memengaruhi keagamaan masyarakat Kauman Yogyakarta.
Walau begitu, masyarakat Kauman tetap mampu mempertahankan nilai-nilai budaya yang sudah ada. Mereka nggak menentang upacara ritual Keraton Kesultanan Yogyakarta. Sampai kini, Kauman Yogyakarta masih menjadi pemukiman tradisional Jawa yang dihuni oleh banyak masyarakat santri.
Kalau di kota tempat kamu tinggal ada Kampung Kauman nggak nih, Millens? Kalau ada, bagaimana suasana di sana? Benarkah banyak santri, pengajian-pengajian, dan anak kecil sampai orang dewasa belajar agama? (Siti Khatijah/E07)