BerandaTradisinesia
Kamis, 26 Jul 2023 15:03

Jenang Kudus; Bermula dari Sabda Syekh Jangkung untuk Desa Kaliputu

Keberadaan jenang Kudus erat kaitannya dengan kisah Mbah Depok dan Saridin. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Kemunculan Jenang di Kudus tak bisa lepas dari kisah Mbah Depok Sokoyono dan Saridin atau Syekh Jangkung. Bagaimana sebenarnya kisah ini menurut masyarakat Desa Kaliputu?

Inibaru.id - Jenang adalah salah satu kudapan kebanggaan warga Kudus. Ukurannya kecil, teksturnya kenyal, dan rasanya manis. Jika dulu hanya terbuat dari beras, ketan, kelapa, dan gula merah, jenang Kudus sekarang memiliki banyak varian karena diberi tambahan rasa durian, coklat, wijen, pandan, dan banyak lagi.

Nah, tahukah kamu jika keberadaan jenang di Kota Wali itu bermula dari sebuah kisah zaman dahulu yang sampai sekarang masih diuri-uri oleh masyarakat Kudus?

Ya, jenang di Kudus, khususnya di Desa Kaliputu, erat kaitannya dengan kisah Mbah Depok Sokonyono. Dia adalah sesepuh yang dipercaya berperan pada lahirnya Desa Kaliputu, desa penghasil jenang. Kamu penasaran ceritanya, Millens?

Mbah Depok dan Cucunya

Gambaran proses membuat jenang dibawakan pada Kirab Budaya Tebokan Jenang Desa Kaliputu Kudus. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Beberapa hari lalu, Inibaru.id sempat bertanya langsung kepada Kepala Desa Kaliputu, Widiyo Pramono tentang sejarah jenang dan desa itu. Pramono, begitu dia biasa disapa menceritakan bahwa suatu ketika, ada tragedi yang dialami cucu dari Mbah Depok Sokonyono.

Cucu Mbah Depok bermain burung merpati di dekat sungai. Keasyikan bermain, anak kecil itu jatuh ke sungai dan meninggal dunia. Mbah Depok kemudian menemui Saridin, salah seorang murid dari Sunan Kudus.

Mendengar kabar itu, Saridin atau lebih dikenal dengan Syekh Jangkung itu kemudian menceburkan sejumput batu gamping ke dalam sungai. Karena kesaktiannya, seketika seluruh aliran sungai berubah jadi bubur gamping.

"Akhirnya, oleh Saridin, sungai itu dikasih bubur gamping untuk menyelamatkan cucu Mbah Depok," cerita Widiyo.

Seorang anak memperagakan aktivitas mengaduk jenang Kudus. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Sabda Syekh Jangkung

Kades Kaliputu itu melanjutkan, karena kesaktian dari Saridin, cucu Mbah Depok hidup kembali. Dari kejadian tersebut, masyarakat mempercayai bahwa sungai dan Desa Kaliputu telah terkena sabda dari Saridin alias Syekh Jangkung.

Salah satu sabda yang dipercaya oleh masyarakat Desa Kaliputu adalah "Kaliputu keno sabdane Saridin. Kaliputu uripe soko jenang gamping", Arti dari ungkapan tersebut kurang lebih adalah 'Kaliputu terkena sabda dari Saridin. Kaliputu akan menggantungkan hidupnya dari jenang gamping'.

Tebokan jenang dan hasil bumi yang dibawa peserta kirab menjadi simbol syukur warga Desa Kaliputu Kudus. (Inibaru.id/ Hasyim Asnawi)

Hal tersebut membuat masyarakat desa itu senang dan melangsungkan syukuran dengan makanan yang terbuat dari jenang gamping. Nah, dari situlah kali pertama kemunculan jenang di Desa Kaliputu.

Rasa syukur atas keberkahan Tuhan melalui kisah Mbah Depok dan Saridin tersebut diwujudkan masyarakat Desa Kaliputu dengan membuat jenang tebok pada momentum Tahun Baru Islam.

"Dulu, kenapa disebut tebokan Jenang, karena masyarakat menggunakan wadah tebok tradisional dari bambu sebagai wadah jenang. Untuk prosesi selametan dan tasyakuran setiap tanggal satu suro," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, selametan jenang tebok kian meriah dengan tambahan kirab budaya, pentas seni, dan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam, seperti yang digelar beberapa waktu lalu. Kirab Budaya Tebokan Jenang yang diselenggarakan masyarakat Desa Kaliputu itu menyajikan kisah Mbah Depok dan Saridin agar generasi muda memahami sejarah daerahnya.

Begitulah cerita mengenai asal-usul Jenang di Kudus, Millens. Ternyata di balik rasanya yang kenyal dan manis, menyimpan sejarah dan cerita yang nggak kalah manisnya, ya? (Hasyim Asnawi/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024