Inibaru.id – Sebagai batik khas Solo, batik parang sering digunakan di pelbagai acara. Mulai dari hajatan hingga acara kenegaraan, batik ini dikenakan orang-orang dengan penuh kebanggaan. Nah, batik parang sebenarnya memiliki delapan motif, Millens. Supaya nggak bingung dan salah beli, kenalan dulu dengan keempat motifnya yuk.
Parang Rusak
Meski namanya Parang Rusak, bukan berarti motif batik ini nggak keruan ya, Millens. Terinspirasi dari bebatuan karang di pantai, motif batik ini jadi lambang kekuatan. Nggak heran zaman dahulu batik ini hanya boleh dikenakan para kesatria.
Parang Barong
Motif parang barong memiliki ukuran yang lebih besar ketimbang parang rusak. Motif batik ini merupakan representasi dari karakter yang harus dimiliki para pemimpin yaitu sifat hati-hati dan bijaksana. Nggak heran jika batik ini kemudian hanya dikenakan oleh para raja. Konon, Sultan Agung Hanyakrakusuma-lah yang kali pertama menciptakan motif ini.
Parang Klitik
Parang klitik dikenakan oleh para keturunan raja, khususnya putri raja. Ukuran motifnya lebih kecil dan lebih sederhana ketimbang batik parang rusak. Parang klitik mengandung filosofi bahwa manusia harus memiliki sikap bijaksana dan lemah lembut.
Parang Kusuma
Parang Kusuma adalah motif batik yang hanya boleh dikenakan oleh para keturunan raja dalam lingkungan keraton. Dalam bahasa Jawa, parang berarti lereng, sementara kusuma berarti bunga.
Batik parang kusuma menggambarkan bahwa jiwa manusia hendaknya senantiasa wangi dengan mengendalikan perkataan dan perbuatannya. Pada masa kini, batik parang kusuma biasanya digunakan untuk acara pernikahan, khususnya sesi tukar cincin.
Hm, ternyata setiap jenis batik parang memiliki fungsi dan arti masing-masing ya. Kalau sudah tahu fungsi dan artinya, kamu mau pakai batik sesuai filosofinya atau enggak, Millens? Eh
, selain keempat batik ini, masih ada empat motif lainnya yang juga sebaiknya kamu ketahui, lo. Penasaran? Terus baca Inibaru ya! He-he. (IB15/E03)