BerandaTradisinesia
Selasa, 5 Mei 2025 11:06

Doljabi, Tradisi Korea yang Mirip Tedak Siten di Jawa

Tradisi Doljabi di Korea mirip dengan tradisi tedak siten di Jawa. (Doljabi.com)

Meski terpisah ribuan kilometer, ternyata ada tradisi Korea yang mirip dengan tradisi tedak siten di Jawa. Tradisi doljabi namanya.

Inibaru.id – Hasil scrolling media sosial saat bermalas-malasan pada akhir pekan ini membuat saya menemukan sebuah informasi menarik, yaitu tentang Doljabi, sebuah tradisi di Korea yang m mirip dengan Tedak Siten yang populer di kalangan orang Jawa.

Hal ini tentu bikin saya keheranan karena adanya jarak yang cukup jauh di antara Semenanjung Korea dan Pulau Jawa.

Saking penasarannya, saya pun sampai menanyakan hal ini ke rekan saya yang merupakan penduduk asli Korea, Arum. Perempuan yang saat ini tinggal di Suwon itu membenarkan adanya tradisi tersebut.

“Doljabi, ya? Aku melakukannya untuk kedua anakku pas mereka merayakan ulang tahun pertama atau yang di sini disebut dengan doljanchi,” ucap ibu dari anak berusia 8 dan 6 tahun tersebut via pesan Instagram pada Minggu (4/5/2025).

Memangnya, semirip apa tradisi ini dengan tedak siten yang kalau diartikan secara harfiah berarti "menginjak tanah" ini? Sebelum membicarakan kesamaannya, kita bahas perbedaannya dulu ya.

Masyarakat Jawa biasanya menggelar tedak siten saat bayi berusia sekitar 7-8 bulan. Sementara itu, doljanchi digelar saat sang bayi merayakan ulang tahun pertamanya.

Dalam tradisi tedak siten, bayi bakal dituntun sampai kakinya menginjak bubur, lalu diminta menaiki tangga buatan, dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam bersama benda-benda tertentu.

Benda-benda dalam kurungan itu biasanya terdiri atas buku, pulpen, bola, uang, dan lain-lain. Masyarakat meyakini, benda yang diambil kali pertama oleh sang bayi itulah yang bakal jadi pekerjaan sumber rezeki sang bayi saat sudah tumbuh dewasa kelak.

Tradisi Doljabi dilakukan pada perayaan Doljanchi alias ulang tahun pertama bayi. (Carolinetran)

Nggak jauh berbeda dengan tedak siten, saat perayaan doljanchi, bayi yang sudah mengenakan pakaian tradisional Korea bakal diminta untuk melakukan doljabi, yaitu mereka dibiarkan duduk di atas tanah atau permukaan lainnya di mana sekelilingnya diberi benda seperti buku, peralatan menjahit, uang, mobil-mobilan, stetoskop, dan lain-lain.

Sama dengan tedak siten, benda yang dipilih sang bayi juga dipercaya akan menjadi sumber pendapatannya saat dewasa kelak.

“Anakku pertama mengambil mainan stetoskop, jadi kakeknya mengira dia besok bakal jadi dokter, sedangkan anak yang kedua mobil-mobilan sehingga dikira bakal punya karier terkait dengan mobil. Tapi sekarang hobi mereka malah menggambar. Jadi ya aku nggak tahu mitos benda yang diambil pertama bakal jadi kerjaannya itu apa bukan,” terangnya.

Konon, perayaan ini penting banget di Korea karena pada zaman dahulu, cukup sering bayi yang nggak bisa bertahan lebih dari setahun akibat terkena penyakit dan sistem imunnya belum kuat.

Maka, jika sudah mampu bertahan sampai 1 tahun, orang tua sampai menggelar perayaan doljanchi yang meliputi tradisi doljabi itu.

“Yang bersemangat melakukan tradisi ini malah orang tuaku. Maklum, anakku adalah cucu pertama mereka. Dan pas perayaan ini, keluarga besar jadi ikut berkumpul. Acaranya menyenangkan,” pungkas Arum.

Hm, siapa sangka Indonesia dan Korea ternyata punya tradisi yang mirip. Di sini tedak siten, di sana ada doljabi. Menarik banget ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: