Inibaru.id – Purbalingga, Jawa Tengah, punya beberapa tarian menarik. Salah satunya Lenggasor. Sobat Millens pernah mendengarnya?
Mengutip budayajawa.id, ini tarian kreasi baru asli dari Kabupaten Purbalingga. Karena berasal dari kesenian Lengger yang telah dikembangkan atau dikreasikan. Karena itulah tarian itu disebut sebagai tari kreasi.
Adapun pencipta koreografinya adalah Susiati. Diiringi alunan musik calung, sebagai penata musik tarinya adalah Wendo Setyono yang merupakan penata musik calung Wisanggeni Purbalingga.
Lalu kenapa dinamakan Lenggasor? Biasa ditarikan secara berkelompok oleh perempuan, nama tarian tersebut di ambil dari kata “lenggah” (duduk) dan “ngisor” (bawah). Konsep “lenggah ngisor” ini dikaitkan dengan adat ketimuran yang selalu menghormati kepada yang lebih tua atau yang dituakan dengan cara merendah.
Lenggasor diartikan sebagai bakti atau taat dengan cara bersyukur melalui kepandaian dan kelebihan dalam hal gerakan tari yang dimiliki oleh manusia yang selanjutnya dipersembahkan secara suka rela kepada Tuhan Yang Mahakuasa, para leluhur, diri sendiri, dan masyarakat.
Karena tariannya menyatu dengan pola atau sistem kehidupan keseharian masyarakat sehingga tari Lenggasor dikategorikan sebagai tari rakyat. Gerakan tarian yang digunakan merupakan gerak khas Banyumas yang telah dikembangkan. Gerak tangan, kaki dan juga pinggul dalam tari Lenggasor ini sangat energetik, unik, lincah, dan juga memukau. Perubahan gerak dari ragam satu ke ragam selanjutnya sangat cepat. Goyangan-goyangan juga terlihat menarik.
Maka, hal yang wajar jika setiap pentasnya tarian ini memukau penonton. Gerakan kaki, kepala, tangan dan pinggul penari selalu membuat penonton berdecak kagum dan mendapatkan tepuk tangan meriah diakhir pementasan. Lantaran itu pula, tari Lenggasor berhasil mengangkat nama Purbalingga di dunia kesenian Nusantara.
Buktinya? Melansir haryadi24.blogspot.co.id (1/11/2015). tarian yang biasanya dijadikan sebagai tarian penyambut tamu ini, memiliki banyak permintaan pementasan. Mulai dari kementrian sampai dengan menjadi perwakilan Jawa Tengah di berbagai ajang bergengsi. Misalnya pentas di Parade Tari Nusantara di TMII, Festival Bambu, Kota Bandung, hingga Semarang tak luput dari pementasan tari Lenggasor ini. Wah, keren ya?
Itu artinya kesenian tari tradisional memang nggak kalah keren dengan tari modern. Dengan kreativitas, tarian tradisional bisa dikreasikan menjadi tarian baru yang lebih segar dan menarik sehingga mampu memikat penontonnya. So, nggak ada lagi alasan nih untuk nggak melestarikan tarian tradisional. (IB05/E02)