Inibaru.id – Ada dua stasiun kereta api utama yang bisa kamu temukan di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan. Keduanya vital bagi masyarakat Kota Gudeg yang rutin melakukan perjalanan berkereta ke luar kota.
Stasiun Tugu lebih populer di seluruh Indonesia karena kerap melayani perjalanan kereta jarak jauh. Bentuk bangunannya yang klasik membuatnya kerap jadi spot foto para pendatang yang berkunjung ke Yogyakarta melalui jalur kereta.
Nah, sekitar 1,3 kilometer ke arah timur dari Stasiun Tugu, kamu bisa menemukan Stasiun Lempuyangan yang berukuran lebih kecil. Meski begitu, stasiun ini berstatus yang tertua di DI Yogyakarta karena sudah beroperasi sejak 10 Juni 1872.
Lempuyangan; mendengar namanya, pernahkah kamu kepikiran, dari mana asal nama tersebut dan kenapa menjadi nama stasiun tersebut?
Seperti Nama Pura di Bali
Saya sebetulnya nggak terlalu peduli dengan asal usul penamaan Stasiun Lempuyangan hingga suatu hari seorang teman mengatakan, namanya mirip Pura Penataran Agung Lempuyang yang ada di Karangasem, Bali.
“Pas awal kuliah di sini, saya kepikiran, kok namanya (Stasiun Lempuyangan) mirip Pura Lempuyang? Teman saya yang asli Jogja hanya bilang, ya karena stasiun ini ada di Kampung Lempuyangan. Masuk akal, tapi saya kurang puas,” ungkap Azis Setyono, pemuda asal Semarang yang saat ini berstatus mahasiswa UNY, belum lama ini.
Sedikit informasi, Pura Penataran Agung Lempuyang merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Pulau Dewata. Pura yang acap difoto dari pantulan air kolamnya ini menjadi salah satu tempat wisata yang hampir nggak pernah luput dari daftar kunjungan wisatawan lokal maupun asing saat ada di Bali.
Sementara itu, Stasiun Lempuyangan, sebagaimana kata teman Azis, memang berada di Kampung Lempuyangan, tepatnya di wilayah Kalurahan Bausasran, Kapanewon Danurejan. Ihwal penamaannya, konon kampung itu banyak ditumbuhi lempuyang, tumbuhan berjenis akar rimpang yang dikenal karena menjadi bahan jamu.
Berdirinya Stasiun Lempuyangan
Banyaknya tanaman obat lempuyang membuat masyarakat setempat menyebut permukiman di sana sebagai Kampung Lempuyangan. Lalu, pada masa kolonialisme Belanda, berdirilah stasiun kereta di kampung tersebut, yang semula diberi nama Station Djocja Samarang-Vorstenlanden (Djocja S/V).
Namun, warga setempat memilih menyebutnya sebagai Stasiun Lempuyangan. Pada 1891, iklan yang dikeluarkan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan pengelola perkeretaapian di Hindia Belanda akhirnya memilih untuk mengikuti penduduk lokal
Nama Stasion Lempoejangan dipilih untuk memudahkan orang-orang membedakan antara Station Djocja S/V dengan Station Djocja Toegoe (Stasiun Tugu) yang berdiri di depan Hotel Toegoe.
Seiring waktu, pamior Stasiun Lempuyangan yang dibangun lebih dulu justru kala dibanding Stasiun Tugu. Namun, stasiun ini lebih melekat di hati para komuter dari sekitar Yogyakarta dan Surakarta karena melayani perjalanan kereta Commuter Line Yogyakarta dan Joglosemarkarto.
Menarik juga ya ihwal mula penamaan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Kamu udah pernah naik atau turun kereta dari stasiun tersebut nggak, Millens? (Arie Widodo/E10)