BerandaTradisinesia
Senin, 24 Mar 2024 13:00

Cuma Jenang Kapuronto yang Baru Boleh Dimakan Setelah Didoakan

Jenang kapuronto yang hanya bisa ditemui di Makam Sunan Pandanaran. (Tribunnews/Almurfi Syofyan)

Warga Klaten nggak ada yang berani menjual jenang kapuronto, lo. Tapi, tradisi membuat kudapan ini untuk momen-momen spesial tetap dipertahankan hingga sekarang.

Inibaru.id – Ada banyak alasan yang membuat Makam Sunan Pandanaran yang bisa kamu temui di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah selalu ramai oleh peziarah. Salah satunya adalah keberadaan kuliner yang nggak bisa ditemui di tempat lainnya, yaitu jenang kapuronto.

Selain hanya bisa ditemui di lokasi tersebut, jenang kapuronto juga hanya hadir saat Hari Jadi Klaten yan dirayakan setiap 28 Juli. Biasanya, kudapan yang sekilas mirip dengan wajik yang diberi taburan parutan kelapa sangrai ini disajikan bersamaan dengan sejumah kuliner khas acara perayaan seperti tumpeng nasi putih, ketupat, ayam ingkung, sambal goreng, serta kerupuk.

Yang unik, jenang kapuronto nggak dijual karena hanya disajikan untuk keperluan perayaan tersebut. Kudapan ini juga baru boleh dicicipi siapa saja selesai acara doa bersama, lo.

“Jenang kapuronto ini disajikan sebagai ungkapan syukur atas doa-doa yang terkabul. Makanya hanya disajikan setelah doa dipanjatkan. Jenang ini diagi-bagikan ke masyarakat yang ada di sekitar kompleks makam Sunan Pandanaran,” terang Juru Kunci Makam Sunan Pandanaran Sugiyanto sebagaimana dilansir dari Radarsolo, Sabtu (29/7/2023).

O ya, aturan nggak boleh dicicipi ini nggak hanya saat disajikan ya, Millens. Pas dibuat, orang yang memasaknya sama sekali nggak boleh mencicipinya meski tujuannya hanya untuk memastikan rasanya pas, lo.

“Kalau dicicipi, maknanya malah seperti memberikan sisa ke orang lain. Pantangan ini memang nggak tertulis, tapi dipatuhi semua orang yang sudah terbiasa dengan tradisi ini,” lanjut Sugiyanto.

Pembuat jenang kapuronto bahkan nggak boleh mencicipi saat memasaknya, lo. (Radarsolo/Angga Purenda)

Untungnya, proses memasak jenang kapuronto nggak ribet. Jadi, meskipun nggak dicicipi, bisa dikatakan hasilnya biasanya enak. Bahan-bahannya juga nggak sulit dicari, yaitu beras ketan, gula jawa, serta santan kelapa.

Proses memasaknya dimulai dengan merebus beras ketan yang diberi tambahan santan serta gula jawa. Adonannya diaduk terus sampai kadar airnya berkurang drastis. Setelah matang, adonan didiamkan sekitar 15 menit. Barulah setelah itu diambil kecil-kecil untuk ditempatkan di dalam wadah daun pisang. Sebelum ditutup, jenang ditaburi parutan kelapa sangrai, Millens.

Asal kamu tahu ya, Millens, jenang ini kabarnya adalah salah satu warisan dari Sunan Pandanaran atau Ki ageng Pandanaran yang pernah jadi Adipati Semarang. Dulu, beliau menerima saran dari Sunan Kalijaga untuk meninggalkan jabatan prestisiusnya di Semarang untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Bayat dan sekitarnya hingga akhir hayat.

Karena sosoknya yang sangat dihormati bagi warga Klaten, nggak ada satu pun orang di sana yang berani menjual jenang kapuronto untuk mendapatkan keuntungan. Untungnya, tradisi mengolah jenang ini tetap dilestarikan pada momen-momen tertentu.

Hm, jadi penasaran ya seperti apa rasa dari jenang kapuronto. Yuk kapan kita datang ke Makam Sunan Pandanaran untuk mencicipinya sendiri pas Hari Jadi Klaten, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024