Inibaru.id – Relief merupakan bentuk penggambaran suatu peristiwa atau kehidupan sosial masyarakat pada zaman dulu.
Makanya, ketika berkunjung ke sebuah candi, ada baiknya kamu sekalian belajar sejarah dari relief yang ada. Jadi, jangan cuma sibuk foto-foto ya, Millens.
Di sana, banyak informasi mengenai bagaimana mereka menjalani hidup termasuk cara memproduksi makanan. Salah satu cara masyarakat Jawa Kuno menghasilkan bahan pangan adalah bertani.
Salah satu relief candi yang menggambarkan cara orang Jawa bertani adalah Karmawibhangga pada Candi Borobudur. Pada salah satu panil, kamu bisa mengetahui bagaimana orang menanam padi, menghalau hama, hingga memanen.
Metode Bertani Sederhana
Manusia mengenal ilmu pertanian sejak ribuan tahun lalu. Yap, semenjak manusia beranjak dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam mulai diterapkan. Lalu, seperti apa manusia zaman dulu terutama orang Jawa Kuno bertani?
Kamu bisa menemukan penjelasan ini pada relief Karmawibhangga. Di sana menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan sedang bekerja sama menanam padi dan tumbuhan pangan lainnya.
"Yang laki-laki membawa sesuatu di bahunya. Sementara yang perempuan menjinjing sesuatu, mungkin bekal mereka berupa makanan dan minuman," tulis Titi Surti Nastiti, arkeolog senior Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dalam Perempuan Jawa sebagaimana dimuat Historia (11/11/2017).
Sebenarnya, informasi mengenai pertanian zaman kuno nggak cuma ditemukan pada relief Karmawibhangga, Millens. Banyak relief candi lain yang juga menggambarkan kegiatan bertani masyarakat tempo dulu.
Potret lain budaya pertanian bisa kamu temukan juga pada relief Awadana dan Jataka di Candi Borobudur. Di sana tampak seorang laki-laki yang membajak sawah menggunakan dua sapi. Ada pula pahatan beberapa lelaki sedang mengikat padi sementara satu orang lainnya memikul padi. Ini menunjukkan suasana panen di masa dulu.
Selain itu, pahatan seorang perempuan sedang menabur benih di ladang bisa kamu saksikan di relief Umpak di Situs Trowulan.
Selanjutnya, proses mengolah padi menjadi beras tergambar pada relief cerita Krsnayana di Candi Wisnu, Prambanan. Untuk mendapatkan beras, orang Jawa zaman dulu khususnya para perempuan menumbuk padi kering menggunakan lumpang dan alu.
Nah, untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan keberadaan hama harus dikendalikan. Diketahui dari relief Karmawibhangga, orang Jawa Kuno memberantas tikus atau hewan lain yang menyerang sawah dengan emposan.
"Itu pakai daun kelapa yang kering dibakar tidak ada apinya, yang dipentingkan asapnya. Itu juga ada anjingnya disuruh jegok-jegok, nanti terus digropyok orang," kata Djaliati Sri Nugrahani, dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada.
Cara-cara bertani di atas masih dijalankan orang hingga beberapa dekade terakhir setidaknya setelah traktor datang. Tapi, bukan nggak mungkin lo menemukan model pertanian tradisional seperti di atas di beberapa desa pedalaman. Hm, kalau di tempatmu cara pertaniannya masih tradisional apa sudah modern, Millens? (Fatkha Karinda Putri/E05)