BerandaTradisinesia
Sabtu, 7 Okt 2022 17:10

Cara Bertani Orang Jawa Zaman Dulu

Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang menggambarkan bagaimana orang Jawa dulu memberantas hama tikus. (Kebudayaan Kemendikbud)

Selayaknya foto, relief-relief candi di Indonesia menggambarkan kehidupan sehari-hari orang Jawa zaman dulu. Salah satu kegiatan yang terlihat pada pahatan tersebut adalah bertani. Kira-kira gimana ya cara orang zaman dulu bertani? Yuk simak!

Inibaru.id – Relief merupakan bentuk penggambaran suatu peristiwa atau kehidupan sosial masyarakat pada zaman dulu.

Makanya, ketika berkunjung ke sebuah candi, ada baiknya kamu sekalian belajar sejarah dari relief yang ada. Jadi, jangan cuma sibuk foto-foto ya, Millens.

Di sana, banyak informasi mengenai bagaimana mereka menjalani hidup termasuk cara memproduksi makanan. Salah satu cara masyarakat Jawa Kuno menghasilkan bahan pangan adalah bertani.

Salah satu relief candi yang menggambarkan cara orang Jawa bertani adalah Karmawibhangga pada Candi Borobudur. Pada salah satu panil, kamu bisa mengetahui bagaimana orang menanam padi, menghalau hama, hingga memanen.

Metode Bertani Sederhana

Manusia mengenal ilmu pertanian sejak ribuan tahun lalu. Yap, semenjak manusia beranjak dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam mulai diterapkan. Lalu, seperti apa manusia zaman dulu terutama orang Jawa Kuno bertani?

Kamu bisa menemukan penjelasan ini pada relief Karmawibhangga. Di sana menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan sedang bekerja sama menanam padi dan tumbuhan pangan lainnya.

Gambaran seorang petani Jawa yang sedang membajak sawah menggunakan sapi. (Youtube/Extra Stock)

"Yang laki-laki membawa sesuatu di bahunya. Sementara yang perempuan menjinjing sesuatu, mungkin bekal mereka berupa makanan dan minuman," tulis Titi Surti Nastiti, arkeolog senior Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dalam Perempuan Jawa sebagaimana dimuat Historia (11/11/2017).

Sebenarnya, informasi mengenai pertanian zaman kuno nggak cuma ditemukan pada relief Karmawibhangga, Millens. Banyak relief candi lain yang juga menggambarkan kegiatan bertani masyarakat tempo dulu.

Potret lain budaya pertanian bisa kamu temukan juga pada relief Awadana dan Jataka di Candi Borobudur. Di sana tampak seorang laki-laki yang membajak sawah menggunakan dua sapi. Ada pula pahatan beberapa lelaki sedang mengikat padi sementara satu orang lainnya memikul padi. Ini menunjukkan suasana panen di masa dulu.

Selain itu, pahatan seorang perempuan sedang menabur benih di ladang bisa kamu saksikan di relief Umpak di Situs Trowulan.

Di relief Karmawibhangga, menggambarkan bagaimana orang zaman dulu bekerja di sawah. (Bangkit Media)

Selanjutnya, proses mengolah padi menjadi beras tergambar pada relief cerita Krsnayana di Candi Wisnu, Prambanan. Untuk mendapatkan beras, orang Jawa zaman dulu khususnya para perempuan menumbuk padi kering menggunakan lumpang dan alu.

Nah, untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan keberadaan hama harus dikendalikan. Diketahui dari relief Karmawibhangga, orang Jawa Kuno memberantas tikus atau hewan lain yang menyerang sawah dengan emposan.

"Itu pakai daun kelapa yang kering dibakar tidak ada apinya, yang dipentingkan asapnya. Itu juga ada anjingnya disuruh jegok-jegok, nanti terus digropyok orang," kata Djaliati Sri Nugrahani, dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada.

Cara-cara bertani di atas masih dijalankan orang hingga beberapa dekade terakhir setidaknya setelah traktor datang. Tapi, bukan nggak mungkin lo menemukan model pertanian tradisional seperti di atas di beberapa desa pedalaman. Hm, kalau di tempatmu cara pertaniannya masih tradisional apa sudah modern, Millens? (Fatkha Karinda Putri/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: