BerandaTradisinesia
Jumat, 14 Des 2017 00:55

Buang Jung, Tradisi Merawat Laut Suku Sawang

Tradisi Buang Jung di Bangka (Blogger/Christian via Okezone.com)

Untuk merawat laut, orang Sawang punya tradisi nggak beraktivitas seminggu untuk hal-hal yang ada kaitannya dengan laut. "Puasa" aktivitas itu diakhiri dengan Buang Jung.

Inibaru.id - Berdasarkan Keppres No.126/2001, kini setiap tanggal 13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara. Ini jadi penegas dan pengingat bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia.

Sebagai negara kepulauan, kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki laut yang begitu luas. Potensi sumber daya alam laut Indonesia luar biasa banget. Mulai dari perikanan, rumput laut, maupun berbagai bahan hayati laut yang bisa menjadi bahan baku industri farmasi seperti ubur-ubur, karang lunak, hingga berbagai jenis ganggang mikro. Ini semua bisa menjadi sumber penghidupan yang layak bagi seluruh penduduk di kawasan pesisir.

Sumber daya laut yang luar biasa itu harus kita jaga baik-baik. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga laut Indonesia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung.

Baca juga:
Topeng Ireng , Tarian Silat, dan Syiar Islam
Jamasan Topeng Ireng untuk Regenerasi

Terkenal dengan sebutan Suku Laut atau Sekak, setiap tahunnya mereka memiliki agenda "Buang Jung".  Biasanya ritus adat tersebut dilakukan pada sekitar bulan Juli-Agustus. Namun waktu penentuannya dipilih berdasarkan musyawarah adat setempat.

Berbeda dengan upacara adat di banyak daerah yang melarung hasil bumi ke laut sebagai ucapan syukur, upacara "Buang Jung" merupakan upacara melarung perahu yang bertujuan merawat laut dan melestarikan habitatnya.

Buang Jung berasal dari dua suku kata. Buang artinya membuang dan Jung berarti perahu kecil. Dengan kata lain, Buang Jung berarti membuang atau melayarkan perahu kecil ke laut. Biasanya yang dilarung ke laut adalah miniatur perahu berukuran sekitar tiga kali satu meter yang berisi sesaji dan ancak yaitu replika kerangka rumah-rumahan.

Adapun Perahu khusus untuk ritus itu perahu layar yang dibuat dari kayu pohon jeruk antu. Kayu pohon tersebut diambil dari Pulau Ibul di seberang desa Kumbung yang diyakini sebagai tempat tinggal leluhur pertama Suku Sawang. Sesajinya berupa persembahan hasil bumi seperti beras, gula, kopi, mi instan, dan nggak ketinggalan seekor ayam hitam yang akan diletakkan di atas perahu atau jung. 

Dilakukan secara turun-menurun semenjak abad ke-12, prosesi Buang Juang dilakukan di Desa Kumbung, Kecamatan Lepar Pongok, Pulau Lepar, Bangka Selatan,  yang menjadi tempat populasi terbesar suku Laut. 

Mengutip dari Kompas.com (28/7/2017), selama seminggu penuh, semua orang dilarang beraktivitas yang berhubungan dengan laut dan alam sekitar. Larangan itu untuk menangkap ikan, menebang dan membakar pohon, mencari kerang, hingga kegiatan wisata seperti snorkeling dan diving.

Nah, selama kurun waktu seminggu tersebut, diharapkan semua biota laut seperti ikan, kepiting dan yang lainnya dapat beristirahat dan kembali bereproduksi. Itu artinya keanekaragaman hayati laut dapat tetap terjaga, terutama pasokan pangan mereka yang bersumber dari laut.

Selama seminggu itu pula mereka melakukan aktivitas ritual budaya dan hiburan lainnya di pulau-pulau. Setelah itu prosesi diakhiri dengan Buang Jung.

Baca juga:
Jaran Goyang, Santet Asmara Orang Osing
Mengenang Husein, Mengarak Tabot

Saat prosesi berlangsung, akan ada beberapa buah perahu layar yang akan membawa seluruh peralatan tersebut ke tengah laut.

Kegiatan dalam Buang Jung lainnya adalah naik jitun, yang menampilkan seorang pemuda yang kerasukan dan memanjat tiang pohon pinang. Juga ada sesi mancing, numbak duyong, main ancak, dan tari sampan geleng, yang menggambarkan aktivitas melaut Suku Sawang.

Sebagai salah satu tradisi budaya Indonesia, Buang Jung sudah mendapat sertifikat WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) dari Kemendikbud RI 2016.

Berminat menikmati keelokan alam khas Bangka sekaligus menyaksikan kearifan lokal?

Jika iya, kamu  dapat berkunjung ke Bangka Selatan untuk melihat tradisi Buang Jung yang pelaksanaannya bersamaan dengan festival seni budaya tahunan Toboali City on Fire. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: